2-A, 10-B, C
Anda tentunya
sering melihat kode seperti itu di Alat Pemadam Api Ringan a.k.a APAR dan
mungkin dari beberapa dari anda belum mengerti apa maksudnya dan bagaimana
suatu APAR mendapatkan kode tersebut. Sebenarnya dengan kita mengetahui maksud
kode tersebut, kita bisa memilih APAR yang tepat dan sesuai dengan bahaya, sumber dan besarnya api
yang akan dikendalikan.
Pertama kita akan membahas mengenai kode A, B, C, D dan K. Kode kelas APAR ini di buat untuk
memudahkan pemadaman yang tepat dengan mengindentifikasi bahan bakar yang akan
di padamkan, sehingga akan meningkatkan keberhasilan pemadaman dan tentunya
juga untuk keselamatan operator APAR.
Kelas A, APAR
kelas ini digunakan pada bahan bakar pada umumnya seperti kayu, kertas, beberapa
bahan plastik yang ketika terbakar membutuhkan efek pendinginan oleh air
(penyerapan panas) atau efek pelapisan dari dry chemical.
Bahan pemadam
yang terklasifikasi di kelas A diantaranya adalah Air (Water), Aqueous film
forming foam (AFFF), Multipurpose dry chemical dan Halon
Simbol A merupakan mnemonic untuk kata “Ash”.
Kelas B, APAR
kelas ini digunakan pada bahan bakar cair yang mudah terbakar seperti bensin,
oli, pelumas ataupun cat dimana efek pelapisan, pembekapan dan penghambatan
reaksi kimia dibutuhkan untuk pemadaman. Terdapat 3 tipe kebakaran secara umum
pada bahan bakar cair yaitu [1] kebakaran pada cairan dengan kedalaman lebih
dari 6.4 mm, contohnya pada tangki celup (dip tank) dan tangki quench (quench
tank) [2] Kebakaran pada cairan yang bergerak (kebakaran pada tumpahan bakan
bakar cair) dengan kedalaman kurang dari 6.4 mm [3] kebakaran gas atau kebakaran
bahan bakar cair bertekanan tinggi dari suatu bejana bertekanan.
Ketika ada
kemungkinan terjadi kebakaran pada tangki terbuka dengan luas permukaan cairan
yang lebih dari 1 m2 dan berada di dalam bangunan, maka APAR tidak boleh
menjadi satu satunya alat pemadam untuk tipe kebakaran tersebut karena tipe
kebakaran tersebut menghasilkan panas yang tinggi dan asap yang tebal yang dapat
menyebabkan bahaya bagi setiap orang yang tetap berada di area tersebut.
Kebakaran yang
melibatkan gas maupun cairan bertekanan tinggi akan memunculkan bahaya yang
lebih spesifik. Untuk kebakaran tipe ini, hanya tipe APAR dry chemical yang
telah terbukti efektif dan terkadang sering diperlukan tambahan tipe nozzle
yang khusus dengan tingkat flow yang tinggi. Tetapi, pemilihan APAR untuk tipe
kebakaran ini harus berdasarkan rekomendasi penggunaan yang dikeluarkan oleh
produk tersebut. Yang perlu diingat adalah jangan mencoba untuk memadamkan tipe
kebakaran ini sampai ada kepastian bahwa sumber dari bahan bakar tersebut dapat
di hentikan atau di tutup dengan benar, karena selama sumber bahan bakar cair masih terus
mengalir maka pemadaman akan sulit dilakukan.
Bahan pemadam
yang terklasifikasi di kelas B diantaranya adalah Karbon Dioksida, dry
chemical, Aqueous film forming foam (AFFF) dan Halon
Simbol B merupakan mnemonic untuk kata “Barrel”
Kelas C, APAR
kelas ini digunakan untuk kebakaran yang melibatkan peralatan dengan listrik
yang aktif (live electrical equipment), sehingga dibutuhkan tipe bahan pemadam
APAR yang tidak menghantarkan listrik (Non konduktif) sehingga tidak
membahayakan orang yang menggunakan APAR maupun tidak menimbulkan kerusakan
pada peralatan listrik itu sendiri. Tetapi jika peralatan listrik tersebut
sudah tidak terdapat listrik yang aktif, maka boleh menggunakan APAR kelas A
atau B. Hal yang pertimbangkan dalam pemilihan APAR yang terkait dengan
peralatan listrik adalah mayoritas bahan bakar dari peralatan listrik tersebut,
contohnya, panel listrik yang mengandung lebih banyak material kelas A dibanding dengan
transformer (oil filled transformer) yang lebih banyak oli atau material kelas B.
Bahan pemadam
yang terklasifikasi di kelas C diantaranya adalah karbon dioksida, dry chemical
dan Halon
Simbol C merupakan mnemonic untuk kata “Current”
Kelas D, APAR
kelas ini digunakan untuk kebakaran yang melibatkan logam yang bisa terbakar
seperti pada magnesium, powdered aluminium, titanium, zinc, sodium dan potassium.
APAR kelas ini membutuhkan bahan pemadam yang mempunyai kemampuan untuk menutup
permukaan logam yang terbakar sambil meniadakan oksigen dan juga tahan terhadap
panas yang sangat tinggi. Selain itu juga, bahan pemadam api diharuskan
mempunyai sifat untuk tidak bereaksi terhadap bahan metal yang terbakar.
Bahan pemadam
yang terklasifikasi di kelas D adalah dry chemical (Special powder)
Simbol D merupakan mnemonic untuk kata “Dynamite”
Kelas K, APAR
ini digunakan untuk kebakaran yang melibatkan media untuk memasak seperti
minyak goreng dan lemak, ini biasa kita temukan dalam jumlah besar di area
restoran atau tempat memasak komersial. APAR untuk kelas ini berkerja dengan
menggunakan prinsip kerja saponifikasi. Saponifikasi terjadi saat campuran
alkali seperti potassium asetat, kalium sitrat, atau kalium karbonat diterapkan
pada pembakaran minyak goreng ataupun lemak. Kombinasi campuran alkali dengan
asam lemak menciptakan busa sabun di permukaan minyak goreng yang menahan uap
minyak goreng dan memadamkan api.
Bahan pemadam
yang terklasifikasi di kelas K adalah wet chemical
Simbol K merupakan mnemonic untuk kata “Kitchen”
Sebagai
catatan: terkait dengan isu lingkungan terhadap bahan pemadam Halon, maka bahan
pemadam ini tidak dirproduksi lagi dan APAR yang masih terpasang harus
dipastikan tidak discharge dalam kondisi bukan pada kebakaran. Bahan pemadam
Halokarbon telah diperkenalkan untuk mengganti halon.
Saat ini
terdapat empat standar besar yang untuk klasifikasi kelas kebakaran ini. Hampir
sebagian besar APAR yang beredar di Indonesia menggunakan standar Amerika.
Amerika
|
Eropa
|
UK
|
Australia/Asia
|
Bahan Bakar/
Sumber panas
|
Kelas A
|
Kelas A
|
Kelas A
|
Kelas A
|
Bahan bakar
padat
|
Kelas B
|
Kelas B
|
Kelas B
|
Kelas B
|
Bahan bakar
cair
|
Kelas C
|
Kelas C
|
Kelas C
|
Bahan bakar
gas
|
|
Kelas C
|
Tidak ada
Klasifikasi
|
Tidak ada
Klasifikasi
|
Kelas E
|
Peralatan
Listrik
|
Kelas D
|
Kelas D
|
Kelas D
|
Kelas D
|
Logam mudah
terbakar
|
Kelas K
|
Kelad F
|
Kelas F
|
Kelas F
|
Minyak goreng
atau lemak
|
Setelah kita
mengerti kode kelas kebakaran di APAR, maka sekarang kita beralih ke angka yang
berada di awal setiap huruf A dan B, untuk kelas C, D dan K tidak ada angka
dibelakangnya. Hampir semua APAR (Alat Pemadam Api Ringan) memiliki kombinasi A-B-C,
seperti 4-A; 40-B;C. Merefer ke berbagai referensi, angka di belakang huruf
kelas api menunjukkan kapasitas atau kemampuan APAR tersebut untuk memadamkan suatu
bahan bakar. sehingga semakin besar angkas tersebut, maka semakin besar
kemampuan tersebut untuk memadamkan api yang lebih besar.
Lalu apa yang
dijadikan standar untuk memberikan angka di APAR tersebut?, jika mengacu kepada
Underwriters Laboratories (UL), mereka mengembangkan standar tentang bagaimana
cara melakukan pengetesan APAR dan kapasitasnya yang kemudian hasilnya
diberikan angka pada APAR tersebut. Standar tersebut adalah ANSI/UL 711, Rating and Fire Testing of Fire Extinguisher.
Proses
pengetesan kelas A menggunakan dua metode pembakaran yaitu pembakaran tumpukan
kayu dan panel vertikal yang dibakar, untuk tiap kelas memiliki jumlah kayu,
tumpukan dan dimensi yang berbeda beda, informasi lebih detail dapat dilihat di
tabel di bawah ini. Untuk sukses dalam pemberian rating, maka APAR tersebut
harus bisa lulus dari kedua metode pengetesan tersebut.
Informasi dan
pengaturan pengetesan panel vertikal
|
|||
Rating
Kelas A
|
Dimensi panel kayu
|
No. 2 fuel oil (ASTM
D396)
|
Berat wol kayu
|
(m)
|
(L)
|
kg
|
|
1-A
|
2.45
x 2.45
|
3.8
|
4.55
|
2-A
|
3.05
x 3.05
|
7.55
|
9.05
|
3-A
|
3.65
x 3.65
|
11.35
|
13.60
|
4-A
|
4.25
x 4.25
|
15.15
|
18.15
|
6-A
|
5.2
x 5.2
|
22.70
|
27.20
|
Informasi dan
pengaturan pengetesan tumpukan kayu
|
|||
Rating
kelas A
|
Jumlah
kayu
|
Dimensi
kayu (mm)
|
Pengaturan
tumpukan kayu
|
1-A
|
72
|
38
x 38 x 500
|
12
susun, tiap susun 6 kayu
|
2-A
|
112
|
38
x 38 x 635
|
16
susun, tiap susun 7 kayu
|
3-A
|
114
|
38
x 38 x 735
|
18
susun, tiap susun 8 kayu
|
4-A
|
180
|
38
x 38 x 800
|
20
susun, tiap susun 9 kayu
|
6-A
|
230
|
38
x 38 x 925
|
23
susun, tiap susun 10 kayu
|
10-A
|
324
|
38
x 38 x 1100
|
27
susun, tiap susun 12 kayu
|
20-A
|
256
|
38
x 89 x 1400
|
16
susun, tiap susun 16 kayu
|
30-A
|
324
|
38
x 89 x 1625
|
18
susun, tiap susun 18 kayu
|
40-A
|
400
|
38
x 89 x 1750
|
20
susun, tiap susun 20 kayu
|
Kita ambil
contoh pengetesan kelas 3-A untuk metode panel vertikal, seperti gambar
dibawah, panel vertikal yang sesuai dengan rating kelas 3-A dibakar dengan cara
menyiramkan 11.35 liter bahan bakar cair ke panel kayu, kayu wol disebar dan
diletakkan di bagian bawah panel kayu (sebagian diletakkan tepat dibawah panel
dan sisanya diletakkan agak berjarak dari posisi panel). Pengetesan di awali
dengan membakar kayu wol dan dibiarkan beberapa saat dan kemudian sisa kayu wol
yang diletakkan agak berjarak didorong ke arah panel untuk memastikan semua
permukaan panel kayu vertikal terbakar. Ketika api sudah menyebar ke
seluruh permukaan panel, maka operator APAR akan melakukan pemadaman dengan
cara menyapu dari kiri ke kanan dan bawah ke atas, APAR dibuka penuh, dan waktu
pemadaman di catat waktunya. APAR 3-A harus bisa memadamkan semua panel kayu
tanpa ada muncul penyalaan api kembali.
Tes selanjutnya
menggunakan tumpukan kayu, mengacu pada tabel di atas, maka tes menggunakan 114
potongan kayu yang ditumpuk 18 susun dengan komposisi jumlah kayu tiap susunnya
sejumlah 8. Gambar dibawah menunjukkan model pengetesannya. Pengetesan di
awali dengan membakar bahan bakar cair yang di letakkan di nampan di bagiah
bawah dudukan tumpukan kayu, ketika semua kayu sudah terbakar, maka operator
APAR akan memadamkannya menggunakan APAR yang akan diuji. Untuk bisa di beri
rating 3-A, maka APAR tersebut harus bisa memadamkan secara keseluruhan tanpa
ada muncul penyalaan api kembali.
Pengetesan
untuk rating B, dilakukan dengan metode berbeda yaitu menggunakan nampan yang
diisi bahan bakar cair, tiap kelas akan berbeda dimensi nampannya dan jumlah
liter dari bahan bakar cair tersebut. Informasi bisa dilihat di tabel di bawah
ini. Untuk bisa diberi rating B, maka APAR tersebut harus bisa memadamkan api
dari nampan tersebut tanpa ada muncul penyalaan api kembali.
Pengetesan kelas B
menggunakan nampan bahan bakar cair
|
|||
Rating kelas B
|
Dimensi nampan (m2)
|
Jumlah bahan bakar
(L)
|
Waktu efektif
discharge, detik
|
1-B
|
0.25
|
12.5
|
8
|
2-B
|
0.45
|
23.5
|
8
|
5-B
|
1.15
|
58.5
|
8
|
10-B
|
2.3
|
117
|
8
|
20-B
|
4.65
|
245
|
8
|
30-B
|
6.95
|
360
|
11
|
40-B
|
9.3
|
475
|
13
|
60-B
|
13.95
|
720
|
17
|
80-B
|
18.6
|
950
|
20
|
120-B
|
27.85
|
1420
|
26
|
160-B
|
37.2
|
1895
|
31
|
240-B
|
55.75
|
2840
|
40
|
320-B
|
74.3
|
3790
|
48
|
480-B
|
111.5
|
5680
|
63
|
640-B
|
148.6
|
7570
|
75
|
APAR pada
umumnya hanya sebagai pemenuhan suatu pesyaratan standar kebakaran dan
digunakan untuk api yang kecil, tetapi, jika digunakan oleh operator yang ahli,
maka APAR dapat efektif untuk api yang besar. Diluar kemampuan APAR untuk
memadamkan api, tetapi kita harus mengajarkan dan menekankan operator APAR baik
itu penghuni bangunan maupun pekerja bahwa tugas utama mereka adalah untuk
melaporkan setiap kebakaran ke departemen kebakaran dan evakuasi dari bangunan
jika api sudah terlalu besar untuk dipadamkan dengan APAR.
- FM Global Data Sheet, Portable Extinguisher 4-5. April 2012
- Ladwig,, Thomas H. 1990. Industrial Fire Prevention and Protection. Van Nostrand Reinhold
- Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA
- NFPA. 2002. Fire and Life Safety Inspection Manual 8th Edition. Jones & Bartlett Learning
- McmIllan, Carl A. The ABCs, Ds, and Ks of Fire Extinguishers. OH&S, accessed 11 October 2017, <https://ohsonline.com/Articles/2004/08/The-ABCs-Ds-and-Ks-of-Fire-Extinguishers.aspx?Page=1>
- Fire extinguisher. Wikipedia, accessed 11 October 2017, <https://en.wikipedia.org/wiki/Fire_extinguisher>
- Havel, Gregory. Construction Concerns: Fire Extinguisher Testing. Fire Enginnering, accessed 14 October 2017 , <http://www.fireengineering.com/articles/2014/08/fire-extinguisher-testing.html>
- NIST Portable Fire Extinguisher Workshop, January 17, 2007. Undrewriters Laboratories Inc.
No Comment to " Memahami Angka Rating dan Kode APAR "