Don’t Get Burned by Hot Work. Kebakaran dan ledakan akibat Hot Work bisa dicegah sehingga tidak menempatkan bangunan, orang dan operasioanl bisnis dalam posisi beresiko. Pencegahan kebakaran dan ledakan yang diawali oleh Hot Work memerlukan kolaborasi antara jajaran manajemen, pekerja dan kontraktor. Senior manajemen harus dilibatkan untuk mendukung kebijakan program manajemen Hot Work dan berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya untuk implementasi program manajemen Hot Work.
Bahaya ledakan dan kebakaran terkadang tidak terlihat secara langsung meskipun oleh pekerja yang berpengalaman sekalipun, contohnya:
#> Semua yang disekitar kita dapat terbakar. Percikan api dan metal panas dapat menjadi sumber panas yang tidak terkontrol seperti melayang dan bergulir jauh dari lokasi awal pekerjaan. Satu percikan api di atau dekat bahan bakar seperti serpihan kayu atau foam, cukup untuk terjadinya suatu kebakaran
#> Percikan api dapat menetap di area atau di lokasi yang tidak dapat dilihat seperti lubang di lantai, lubang di plafon, atau di pelapis antara dinding. Percikan ini akan terus membara tidak terdeteksi selama berjam jam sebelum muncul kebakaran
#> Material bahan bakar terkadang juga tidak selalu terlihat. Pengelasan di suatu dinding metal dapat membakar bahan bakar yang kebetulan berada dibalik dinding tersebut akibat dari transfer panas secara konduksi.
#> Suhu api dari pengelasan Oxyacetylene bisa mencapai 3.316 derajat celcius. Aktivitas Hot Work pada tangki ataupun di dalam tangki bisa menyulut kebakaran ataupun ledakan dari sisa sisa uap gas mudah terbakar kecuali tangki tersebut sudah dibersihkan terlebih dahulu, di inert dan diinspeksi sebelum dan selama aktivitas pekerjaan Hot Work.
Oleh karena itu sangat penting setiap pekerja melakukan tugas mereka untuk meminimalkan resiko yang diakibatkan oleh sumber panas Hot Work.
Di postingan sebelumnya kita membahas mengenai apa itu Hot Work, program manajemen Hot Work dan sistem izin kerja Hot Work. Sekarang saya coba mengangkat pembahasan prosedur Hot Work mengenai bagaimana Hot Work itu dilakukan dengan benar.
MELINDUNGI LOKASI HOT WORK
#> Jika terdapat sistem proteksi kebakaran terpasang di lokasi tersebut, maka pastikan sistem proteksi tersebut dalam keadaan berfungsi (contoh valve sistem sprinkler dalam keadaan terbuka)
#> Memastikan sistem sumber air untuk proteksi kebakaran berfungsi (contoh pompa dalam kondisi otomatis, sumber air dalam keadaan penuh)
#> Jika sistem proteksi kebakaran di area tersebut dalam kondisi tidak berfungsi, maka harus dipertimbangkan untuk menunda pekerjaan di area tersebut sampai sistem proteksi di area tersebut berfungsi kembali atau jika pekerjaan tersebut tidak dapat ditunda, maka pengendalian tambahan harus ditambahkan lagi. Pengendalian tambahan dapat berupa menggelar hose di area tersebut atau meminta anggota pemadam kebakaran yang terlatih untuk berada di lokasi tersebut.
#> Menyiapkan alat pemadam kebakaran seperti APAR di lokasi pekerjaan
#> Memindahkan semua bahan bakar dari lokasi Hot Work. Jika bahan bakar tersebut tidak dapat dipindahkan maka lindungi bahan bakar tersebut dengan cara menutup atau melapisi bahan bakar tersebut dengan bahan yang tahan panas seperti welding pad dan welding blanket, atau dengan cara membatasi penyebaran sumber panas Hot work agar tetap di area lokasi pekerjaan saja. Pembatasan ini atau lebih dikenal istilah “boxing”, boxing dilakukan dengan cara memasang welding curtain secara vertikal dan welding pad secara horizontal (khusus di area pertemuan vertikal dan horizontal, welding pad harus berada di atas welding curtain karena welding curtain tidak didesain untuk kontak lama dengan material cair panas).
MEMPERSIAPKAN LOKASI HOT WORK
Ketika mempersiapkan izin kerja Hot Work, maka harus diidentifikasi dulu area Hot Work tersebut menggunakan rumus radius 11 meter horisontal dari titik lokasi pekerjaan Hot Work dan 5 meter vertikal dari titik lokasi pekerjaan Hot Work. Apabila pekerjaan Hot Work dilakukan di ketinggian atau pada saat kondisi berangin, maka radius dipertimbangkan di perluas menjadi 15 meter. Setelah sudah teridentifikasi area di dalam radius tersebut maka langkah selanjutnya menentukan pengendalian dan tindakan pencegahan berikut ini untuk mengendalikan bahan bakar dan sumber panas di dalam lokasi Hot Work tersebut.#> Memindahkan semua bahan bakar dari lokasi Hot Work. Jika bahan bakar tersebut tidak dapat dipindahkan maka lindungi bahan bakar tersebut dengan cara menutup atau melapisi bahan bakar tersebut dengan bahan yang tahan panas seperti welding pad dan welding blanket, atau dengan cara membatasi penyebaran sumber panas Hot work agar tetap di area lokasi pekerjaan saja. Pembatasan ini atau lebih dikenal istilah “boxing”, boxing dilakukan dengan cara memasang welding curtain secara vertikal dan welding pad secara horizontal (khusus di area pertemuan vertikal dan horizontal, welding pad harus berada di atas welding curtain karena welding curtain tidak didesain untuk kontak lama dengan material cair panas).
Boxing |
Welding pad: Sebuah kain tahan panas yang diperuntukkan untuk melindungi material yang bisa terbakar yang berada di bawah lokasi kerja penghasil panas. Welding pad dirancang untuk digunakan dalam aplikasi horisontal dengan paparan operasi panas yang tinggi seperti pengelasan atau obor pemotongan. Welding pad harus bisa mentolerir kontak yang lama dengan material cair panas tanpa mengalami tembus ke sisi lain atau hangus berat. Dan juga bisa membatasi suhu di sepanjang bagian bawah Welding pad di bawah 500° F (260° C). Tujuan dari welding pad adalah untuk melindungi permukaan sensitif di bawahnya dari kerusakan panas dan untuk mencegah penyalaan bahan yang mudah terbakar
Welding blanket: Sebuah kain tahan panas yang diperuntukkan untuk digunakan di sekitar operasi kerja penghasil panas. Welding Blanket dirancang untuk digunakan dalam aplikasi horisontal dengan paparan operasi panas ringan sampai menengah seperti chipping, grinding, heat treating, sand blasting dan pengelasan ringan horisontal. Welding blanket harus bisa mentolerir kontak yang lama dengan percikan api, api dan permukaan panas tanpa mengalami tembus terbakar atau hangus berat. Disamping itu welding blanket bisa membatasi suhu dibawah 260° C (500° F) di sepanjang bagian bawah welding blanket. Tujuan dari Welding Blanket adalah untuk melindungi permukaan sensitif di area bawahnya dari kerusakan panas dan juga untuk mencegah adanya penyalaan bahan yang bisa terbakar
Welding curtain: Sebuah kain tahan panas yang diperuntukkan untuk digunakan di sekitar operasi kerja penghasil panas. Sebuah Welding Curtain dirancang untuk digunakan dalam aplikasi vertikal dengan paparan operasi panas ringan sampai menengah seperti chipping, grinding, heat treating, sand blasting dan pengelasan ringan horisontal. Welding curtain harus bias mencegah percikan api dan puing-puing panas keluar dari isolasi area kerja penghasil panas
#> Membersihkan akumulasi sisa sisa bahan bakar dan genangan bahan bakar cair dari lokasi Hot Work (contohnya, sisa sisa oli, debu kayu dll). Proses identifikasi lokasi harus dilakukan dengan teliti khususnya di area yang tersembunyi seperti di bawah peralatan atau di sudut sudut untuk memastikan area kerja Hotw Work bersih dari bahan bakar. Tidak dianjurkan untuk menggunakan pengendalian dengan cara membasahkan lantai dengan air dikarenakan ada kemungkinan air akan mengalir ke tempat rendah jika lantai tidak rata sehingg ada beberapa lokasi tidak terlindungi air, kemungkinan akan menguap dan kering ketika terus terpapar panas, dan kemungkinan tersetrum bagi pekerja jika aktivitas pengelasan dengan menggunakan listrik (terdapat kabel yang terkelupas).
#> Identifikasi dan isolasi potensial sumber bahan bakar seperti bahan bakar cair, gas dan material debu mudah terbakar yang bisa keluar atau lepas ke lokasi Hot Work pada saat aktivitas sedang berlangsung. Lakukan analisa keselamatan kerja untuk menentukan apakah sistem harus dimatikan atau tidak dan menentukan pengendalian bahaya yang tepat. Jika diperlukan, adanya pengendalian tambahan seperti LOTO, purging ataupun dilakukan pengurasan jika terkait bahan bakar cair.
#> Lakukan pengukuran gas dengan menggunakan detektor gas untuk mendeteksi uap bahan bakar atau atmosfir gas mudah terbakar. Pengukuran harus dilakukan sebelum pekerjaan Hot Work dimulai. Ketika melakukan pengetesan dan hasil pembacaan detektor gas melewati 1% dari suatu nilai lower explosive limit (LEL), maka pekerjaan harus dihentikan saat itu juga. Posisi pembacaan detektor gas harus mempertimbangkan vapour density dari uap atau gas tersebut karena jika lebih berat dari udara maka uap atau gas akan cenderung berkumpul di bagian bawah dan jika lebih ringan dari udara maka mengarah ke atas atau berkump di bagian atas.
#> Matikan atau tutupi (lindungi) sistem ventilasi atau sistem pemindah material (conveyor) yang kemungkinan akan membawa material bahan bakar ke lokasi Hot Work ataupun membawa keluar sumber panas Hot Work ke area lain. Jika ventilasi dibutuhkan, maka lakukan hal berikut.
#> Identifikasi dan lakukan perlindungan terhadap pipa atau sistem pemipaan berisi bahan mudah terbakar yang mempunyai lubang atau celah yang memungkinkan masuknya sumber panas Hot Work
#> Perlakukan aktivitas Hot Work pada material yang mempunyai sifat transfer panas yang bagus. Pindahkan bahan bakar disekitar material tersebut dan lakukan monitor suhu pada material tersebut pada saat aktivitas pekerjaan berlangsung, stop pekerjaan dan lakukan tindakan darurat jika terdeteksi titik panas pada material tersebut.
Keterangan gambar
A = Sapu bersih lantai, menyingkirkan tumpahan pelumas atau minyak apapun. Lapisi lantai yang terbuat dari bahan yang bisa terbakar dengan terpal tahan api atau dengan bahan yang tidak mudah terbakar lainnya
B = Tutupi semua lubang di dinding dan lantai. Sumbat lubang lantai dengan fire stop material yang telah disetujui. Tutup semua pintu untuk mencegah percikan api berpindah ke tempat lain.
C = Pindahkan semua cairan mudah terbakar dari area pekerjaan penghasil panas
D = Lindungi dengan weliding blanket, pads dan curtain untuk semua bahan yang bisa terbakar dan tidak bisa dipindahkan dari lokasi pekerjaan penghasil panas. Ini termasuk barang-barang yang disimpan atau mesin dengan pelumas atau endapan kain (serat kain).
Ketika akan melakukan pekerjaan pada suatu peralatan atau pipa baik itu di luar maupun di dalam, maka berikut tindakan pengendalian yang harus dilakukan
#> Identifikasi dan isolasi peralatan atau pipa yang saling terhubung yang berisi gas mudah terbakar, bahan bakar cair mudah terbakar dan debu mudah terbakar.
#> Kuras bahan bakar cair dan lakukan purging untuk menghilangkan uap atau gas mudah terbakar dari peralatan maupun pipa. Ketika melakukan pengurasan bahan bakar cair, identifikasi titik titik dimana terdapat area terendah dari elevasi titik kuras yang menyebabkan tidak terkurasnya bahan bakar cair tersebut.
#> Lakukan pengetesan pada peralatan atau pipa terhadap adanya uap atau gas mudah terbakar sebelum dimulainya pekerjaan dan selama pekerjaan jika dibutuhkan. Hentikan pekerjaan ketika pembacaan detektor gas melewati 1% dari suatu nilai lower explosive limit (LEL)
#> Hilangkan sisa sisa debu di dalam peralatan maupun pipa. Lakukan Housekeeping yang tepat untuk memastikan tidak adanya bahan bakar yang masih tersembunyi yang bisa menyebabkan kebakaran ketika tersulut sumber panas dari Hot Work.
#> Kategorikan pekerjaan Hot work di peralatan atau pipa yang mengandung bahan bakar gas mudah terbakar, bahan bakar cair mudah terbakar dan debu mudah terbakar sebagai pekerjaan beresiko tinggi. Sebagai tambahan, lakukan tindakan pencegahan berikut ini ketika kondisi area terjamin untuk dilakukan
#> Pengawasan terus menerus terhadap area kerja Hot Work dan orang yang melakukan pekerjaan Hot Work untuk memastikan kondisi aman kebakaran tetap terjaga. Fire watch harus tetap di area kerja Hot Work secara terus menerus dimulai dari awal pekerjaan sampai dengan berakhirnya pekerjaan, termasuk saat waktu istrirahat pekerja. Jika FireWatch ingin meninggalkan tempat kerja, maka harus dicarikan pengganti sementara untuk melanjutkan fungsi pengawasan secera terus menerus
#> Memastikan sumber panas Hot Work terbatasi di dalam area kerja Hot Work. Fire Watch bertanggung jawab untuk memberhentikan pekerjaan Hot Work ketika kondisi tidak aman muncul
#> Memastikan semua pengendalian dan pencegahan kebakaran yang telah ditulis di formulis izin kerja Hot Work tetap terimplementasi di lokasi Hot Work
#> Dalam kondisi kebakaran, menghubungi nomor darurat.
#> Menjaga agar lokasi Hot Work tetap tidak berubah sesuai dengan yang ditulis di formulis izin kerja Hot Work
#> Penambahan jumlah Fire Wath diperlukan ketika
Kapan Fire Watch dibutuhkan, berikut kondisi yang memerlukan fire watch: (catatan : ketentuan dibutuhkan nya Fire Watch di setiap Hot Work tergantung dari kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan)
#> Bahan mudah terbakar di dalam konstruksi bangunan berjarak kurang dari 11 meter dari titik kegiatan
#> Bahan mudah terbakar dan/atau cairan mudah terbakar berjarak lebih dari 11 m (35 ft) dari titik kegiatan tetapi dapat terbakar dengan mudah oleh percikan api
#> Lubang di dinding atau lubang di lantai didalam radius 11 m (35 ft) yang menampakkan bahan yang mudah terbakar di area sekitarnya, termasuk ruang tersembunyi di dinding atau lantai.
#> Bahan yang mudah terbakar yang berlokasi dekat dengan sisi belakang dari partisi, dinding, langi-langit atau atap dan cenderung untuk bisa terbakar.
#> Fire Watch tetap dilokasi selama 30 menit sampai dengan 1 jam setelah pekerjaan Hot Work selesai dilakukan
#> Setelah periode pengamatan 1 jam, area kerja Hot Work dipantau secara berkala selama 3 jam. Kewajiban dan durasi dasar pemantauan tambahan didasarkan pada klasifikasi bahaya dalam kondisi normal di area kerja penghasil panas. Pemantauan ini tidak terus-menerus, tetapi pemeriksaan area secara berkala. Metode pemantauan yang dapat diterima dapat berupa sistem otomatis deteksi asap, kamera video keamanan (CCTV), patrol rutin petugas keamananan/petugas pemeliharaan, dan operator di area. Metode yang sesuai akan tergantung pada kondisi lokal dan harus didokumentasikan pada izin kerja Hot Work (Catatan : persyaratan ini optional karena NFPA tidak mensyaratakan ini tetapi beberapa perusahaan asuransi memerlukan adanya pengamatan tambahan setelah pengamatan 1 jam)
Semua pengendalian pengendalian yang telahi dibahas diatas merupakan persyaratan minimum dari Prosedur Hot Work yang mungkin akan berbeda dengan perusahaan anda, tetapi jika anda baru ingin membuat prosedur, mungkin postingan bisa memberikan gambaran awal dari suati prosedur Hot Work. Harapan dengan diimplementasi prosedur ini yang merupakan juga bagian program manajemen Hot Work adalah dapat menciptakan lokasi kerja yang aman bagi pekerja sehingga kejadian Kosambi tanggal 26 Oktober 2017 tidak terulang lagi di tempat kerja anda atau dimanapun.
Semoga bermanfaat pembahasan kali dan saya tetap terbuka atas masukan dan kritiknya untuk kesempurnaan postingan ini.
Welding blanket: Sebuah kain tahan panas yang diperuntukkan untuk digunakan di sekitar operasi kerja penghasil panas. Welding Blanket dirancang untuk digunakan dalam aplikasi horisontal dengan paparan operasi panas ringan sampai menengah seperti chipping, grinding, heat treating, sand blasting dan pengelasan ringan horisontal. Welding blanket harus bisa mentolerir kontak yang lama dengan percikan api, api dan permukaan panas tanpa mengalami tembus terbakar atau hangus berat. Disamping itu welding blanket bisa membatasi suhu dibawah 260° C (500° F) di sepanjang bagian bawah welding blanket. Tujuan dari Welding Blanket adalah untuk melindungi permukaan sensitif di area bawahnya dari kerusakan panas dan juga untuk mencegah adanya penyalaan bahan yang bisa terbakar
Welding curtain: Sebuah kain tahan panas yang diperuntukkan untuk digunakan di sekitar operasi kerja penghasil panas. Sebuah Welding Curtain dirancang untuk digunakan dalam aplikasi vertikal dengan paparan operasi panas ringan sampai menengah seperti chipping, grinding, heat treating, sand blasting dan pengelasan ringan horisontal. Welding curtain harus bias mencegah percikan api dan puing-puing panas keluar dari isolasi area kerja penghasil panas
#> Membersihkan akumulasi sisa sisa bahan bakar dan genangan bahan bakar cair dari lokasi Hot Work (contohnya, sisa sisa oli, debu kayu dll). Proses identifikasi lokasi harus dilakukan dengan teliti khususnya di area yang tersembunyi seperti di bawah peralatan atau di sudut sudut untuk memastikan area kerja Hotw Work bersih dari bahan bakar. Tidak dianjurkan untuk menggunakan pengendalian dengan cara membasahkan lantai dengan air dikarenakan ada kemungkinan air akan mengalir ke tempat rendah jika lantai tidak rata sehingg ada beberapa lokasi tidak terlindungi air, kemungkinan akan menguap dan kering ketika terus terpapar panas, dan kemungkinan tersetrum bagi pekerja jika aktivitas pengelasan dengan menggunakan listrik (terdapat kabel yang terkelupas).
#> Identifikasi dan isolasi potensial sumber bahan bakar seperti bahan bakar cair, gas dan material debu mudah terbakar yang bisa keluar atau lepas ke lokasi Hot Work pada saat aktivitas sedang berlangsung. Lakukan analisa keselamatan kerja untuk menentukan apakah sistem harus dimatikan atau tidak dan menentukan pengendalian bahaya yang tepat. Jika diperlukan, adanya pengendalian tambahan seperti LOTO, purging ataupun dilakukan pengurasan jika terkait bahan bakar cair.
#> Lakukan pengukuran gas dengan menggunakan detektor gas untuk mendeteksi uap bahan bakar atau atmosfir gas mudah terbakar. Pengukuran harus dilakukan sebelum pekerjaan Hot Work dimulai. Ketika melakukan pengetesan dan hasil pembacaan detektor gas melewati 1% dari suatu nilai lower explosive limit (LEL), maka pekerjaan harus dihentikan saat itu juga. Posisi pembacaan detektor gas harus mempertimbangkan vapour density dari uap atau gas tersebut karena jika lebih berat dari udara maka uap atau gas akan cenderung berkumpul di bagian bawah dan jika lebih ringan dari udara maka mengarah ke atas atau berkump di bagian atas.
#> Matikan atau tutupi (lindungi) sistem ventilasi atau sistem pemindah material (conveyor) yang kemungkinan akan membawa material bahan bakar ke lokasi Hot Work ataupun membawa keluar sumber panas Hot Work ke area lain. Jika ventilasi dibutuhkan, maka lakukan hal berikut.
- Gunakan sistem ventilasi sementara yang terbuat dari bahan yang tidak bisa terbakar dan filter udaranya dilepas.
- Jika sistem negatif yang digunakan, maka perluas area cakupan Hot Work sejauh sistem pembuangan ventilasi tersebut.
- Jika sistem positif yang digunakan, maka pastikan aliran udara tidak menyebabkan percikan api semakin tidak terarah penyebarannya dan mempengaruhi posisi dari welding blanket maupun welding curtain.
#> Identifikasi dan lakukan perlindungan terhadap pipa atau sistem pemipaan berisi bahan mudah terbakar yang mempunyai lubang atau celah yang memungkinkan masuknya sumber panas Hot Work
#> Perlakukan aktivitas Hot Work pada material yang mempunyai sifat transfer panas yang bagus. Pindahkan bahan bakar disekitar material tersebut dan lakukan monitor suhu pada material tersebut pada saat aktivitas pekerjaan berlangsung, stop pekerjaan dan lakukan tindakan darurat jika terdeteksi titik panas pada material tersebut.
Keterangan gambar
A = Sapu bersih lantai, menyingkirkan tumpahan pelumas atau minyak apapun. Lapisi lantai yang terbuat dari bahan yang bisa terbakar dengan terpal tahan api atau dengan bahan yang tidak mudah terbakar lainnya
B = Tutupi semua lubang di dinding dan lantai. Sumbat lubang lantai dengan fire stop material yang telah disetujui. Tutup semua pintu untuk mencegah percikan api berpindah ke tempat lain.
C = Pindahkan semua cairan mudah terbakar dari area pekerjaan penghasil panas
D = Lindungi dengan weliding blanket, pads dan curtain untuk semua bahan yang bisa terbakar dan tidak bisa dipindahkan dari lokasi pekerjaan penghasil panas. Ini termasuk barang-barang yang disimpan atau mesin dengan pelumas atau endapan kain (serat kain).
Elevation Hot Work |
PERSIAPAN PEKERJAAN HOTWORK DI LUAR ATAU DI DALAM SUATU PERALATAN ATAU PIPA
Ketika akan melakukan pekerjaan pada suatu peralatan atau pipa baik itu di luar maupun di dalam, maka berikut tindakan pengendalian yang harus dilakukan#> Identifikasi dan isolasi peralatan atau pipa yang saling terhubung yang berisi gas mudah terbakar, bahan bakar cair mudah terbakar dan debu mudah terbakar.
#> Kuras bahan bakar cair dan lakukan purging untuk menghilangkan uap atau gas mudah terbakar dari peralatan maupun pipa. Ketika melakukan pengurasan bahan bakar cair, identifikasi titik titik dimana terdapat area terendah dari elevasi titik kuras yang menyebabkan tidak terkurasnya bahan bakar cair tersebut.
#> Lakukan pengetesan pada peralatan atau pipa terhadap adanya uap atau gas mudah terbakar sebelum dimulainya pekerjaan dan selama pekerjaan jika dibutuhkan. Hentikan pekerjaan ketika pembacaan detektor gas melewati 1% dari suatu nilai lower explosive limit (LEL)
#> Hilangkan sisa sisa debu di dalam peralatan maupun pipa. Lakukan Housekeeping yang tepat untuk memastikan tidak adanya bahan bakar yang masih tersembunyi yang bisa menyebabkan kebakaran ketika tersulut sumber panas dari Hot Work.
#> Kategorikan pekerjaan Hot work di peralatan atau pipa yang mengandung bahan bakar gas mudah terbakar, bahan bakar cair mudah terbakar dan debu mudah terbakar sebagai pekerjaan beresiko tinggi. Sebagai tambahan, lakukan tindakan pencegahan berikut ini ketika kondisi area terjamin untuk dilakukan
- Gunakan alternatif metode cold work
- Penuhi peralatan atau pipa dengan air. Sebagai alternatif, lakukan pembasahan secara terus menerus permukaan bahan bakar dengan menggunakan semprotan air (water spray) selama pekerjaan berlangsung dan juga pada periode 1 jam setelah pekerjaan selesai
- Identifikasi akses port jalur hulu dan hilir dari suatu pemipaan atau peralatan di area kerja Hot Work dan gelar hose di tempat akses port tersebut
- Isolasi peralatan, pemipaan di bagian hulu dan hilir di area pekerjan Hot Work menggunakan metode isolasi yang tepat seperti menggunakan blind flange atau menggunakan material non-conductive material for a blank
PENGENDALIAN YANG DIPERLUKAN SAAT PEKERJAAN HOT WORK BERLANGSUNG
Saat pekerjaan Hot Work berlangsung, fire watch harus secara terus menerus mengawasi lokasi di dan sekitar aktivitas Hot Work. Termasuk tanggung jawab berikut ini:#> Pengawasan terus menerus terhadap area kerja Hot Work dan orang yang melakukan pekerjaan Hot Work untuk memastikan kondisi aman kebakaran tetap terjaga. Fire watch harus tetap di area kerja Hot Work secara terus menerus dimulai dari awal pekerjaan sampai dengan berakhirnya pekerjaan, termasuk saat waktu istrirahat pekerja. Jika FireWatch ingin meninggalkan tempat kerja, maka harus dicarikan pengganti sementara untuk melanjutkan fungsi pengawasan secera terus menerus
#> Memastikan sumber panas Hot Work terbatasi di dalam area kerja Hot Work. Fire Watch bertanggung jawab untuk memberhentikan pekerjaan Hot Work ketika kondisi tidak aman muncul
#> Memastikan semua pengendalian dan pencegahan kebakaran yang telah ditulis di formulis izin kerja Hot Work tetap terimplementasi di lokasi Hot Work
#> Dalam kondisi kebakaran, menghubungi nomor darurat.
#> Menjaga agar lokasi Hot Work tetap tidak berubah sesuai dengan yang ditulis di formulis izin kerja Hot Work
#> Penambahan jumlah Fire Wath diperlukan ketika
- Area Hot Work dan orang yang melakukan Hot Work tidak dapat terlihat dari satu titik pandang
- Area Hot Work sangat luas, berbeda elevasi dan padat
Kapan Fire Watch dibutuhkan, berikut kondisi yang memerlukan fire watch: (catatan : ketentuan dibutuhkan nya Fire Watch di setiap Hot Work tergantung dari kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan)
#> Bahan mudah terbakar di dalam konstruksi bangunan berjarak kurang dari 11 meter dari titik kegiatan
#> Bahan mudah terbakar dan/atau cairan mudah terbakar berjarak lebih dari 11 m (35 ft) dari titik kegiatan tetapi dapat terbakar dengan mudah oleh percikan api
#> Lubang di dinding atau lubang di lantai didalam radius 11 m (35 ft) yang menampakkan bahan yang mudah terbakar di area sekitarnya, termasuk ruang tersembunyi di dinding atau lantai.
#> Bahan yang mudah terbakar yang berlokasi dekat dengan sisi belakang dari partisi, dinding, langi-langit atau atap dan cenderung untuk bisa terbakar.
PENGENDALIAN YANG DIPERLUKAN SETELAH PEKERJAAN HOT WORK SELESAI
Setelah pekerjaan Hot Work selesai, maka diperlukan pengendalian berikut ini untuk memastikan resiko kebakaran tetap terkendali#> Fire Watch tetap dilokasi selama 30 menit sampai dengan 1 jam setelah pekerjaan Hot Work selesai dilakukan
#> Setelah periode pengamatan 1 jam, area kerja Hot Work dipantau secara berkala selama 3 jam. Kewajiban dan durasi dasar pemantauan tambahan didasarkan pada klasifikasi bahaya dalam kondisi normal di area kerja penghasil panas. Pemantauan ini tidak terus-menerus, tetapi pemeriksaan area secara berkala. Metode pemantauan yang dapat diterima dapat berupa sistem otomatis deteksi asap, kamera video keamanan (CCTV), patrol rutin petugas keamananan/petugas pemeliharaan, dan operator di area. Metode yang sesuai akan tergantung pada kondisi lokal dan harus didokumentasikan pada izin kerja Hot Work (Catatan : persyaratan ini optional karena NFPA tidak mensyaratakan ini tetapi beberapa perusahaan asuransi memerlukan adanya pengamatan tambahan setelah pengamatan 1 jam)
Semua pengendalian pengendalian yang telahi dibahas diatas merupakan persyaratan minimum dari Prosedur Hot Work yang mungkin akan berbeda dengan perusahaan anda, tetapi jika anda baru ingin membuat prosedur, mungkin postingan bisa memberikan gambaran awal dari suati prosedur Hot Work. Harapan dengan diimplementasi prosedur ini yang merupakan juga bagian program manajemen Hot Work adalah dapat menciptakan lokasi kerja yang aman bagi pekerja sehingga kejadian Kosambi tanggal 26 Oktober 2017 tidak terulang lagi di tempat kerja anda atau dimanapun.
Semoga bermanfaat pembahasan kali dan saya tetap terbuka atas masukan dan kritiknya untuk kesempurnaan postingan ini.
Referensi:
- NFPA 51B, Standard for Fire Protection During Welding, Cutting, and Other Hot Work, Edisi 2014
- FM Global. 2015. Don't Get Burned by Hot Work - P9802. FM Global
- FM Global. 2010. Understanding the Hazard Hot Work - P0032. FM Global
- FM Global. 2017. FM Datasheet - Hot Work Management (10-3). FM Global
- Colonna P.E, Guy R. 2001. Introduction to Employee Fire & Life Safety. NFPA
Kalau memadamkan api cinta yang menggelora bagaimana caranya ya pak
ReplyDelete