Browsing "Older Posts"

Browsing Category "Panas"
  • Bahaya tersembunyi ketika melakukan jumper aki

    By Kusnu → Saturday, November 25, 2017
    bahaya ledakan aki

    Kali ini saya mau berbagi mengenai suatu kejadian aki mobil yang meledak di tempat kami yang mungkin bisa terjadi pada kita semua. Ledakan yang dimaksud tidak seperti ledakan besar tetapi cukup berbahaya buat kita jika terkena cipratan air aki pada saat aki tersebut meledak.

    Kejadian ini terjadi di bulan oktober pagi, saat itu salah satu mobil operasional kami (mobil double cabin) dilaporkan mati. Kemudian tim maintenance merespon laporan tersebut dan langsung menuju lokasi. Laporan yang diterima bahwa sebelum unitnya mogok, sempat ada asap dari sisi sebelah kiri mesin. Lalu tim maintenance berencana memastikan penyebab mogoknya mobil dengan cara starter mobil lagi, tetapi mobil tetap tidak bisa menyala. Kemudian diputuskan untuk melakukan jumper pada aki mobil, saat kabel jumper baru ditempelkan ke terminal aki, tiba tiba terjadi ledakan pada aki yang mengakibatkan tutup atas aki terangkat, gambar dibawah memperlihatkan kondisi aki setelah ledakan. Beruntung air aki yang keluar saat ledakan tidak banyak sehingga tim maintenance tidak terpapar banyak air aki.




    Saya coba bagi kejadian ini menjadi beberapa topik bagian

    MARI KITA MENGENAL AKI DULU.. secara singkat, aki terdiri dari komponen berikut

    1. Kotak baterai berfungsi sebagai penampung dan pelindung bagi semua komponen baterai
    2. Plat baterai. Terdapat dua buah plat, plat positif dan plat negatif. Kedua plat tersebut mempunyai grid yang terbuat dari antimony dan paduan timah
    3. Penyekat. Penyekat ini ditempatkan di antara palt positif dan negatif
    4. Pemisah sel. Bagian ini merupakan bagian dari kotak baterai yang memisahkan tiap sel
    5. Penghubung cell (cell connector). Merupakan plat logam yang dihubungkan dengan plat-plat baterai
    6. Tutup ventilasi. Pada tutup ini terdapat lubang ventilasi berfungsi untuk membuang gas hidrogen yang dihasilkan saat terjadi proses pengisian
    7. Larutan elektrolit. Cairan pada baterai merupakan campuran antara asam sulfat (H2SO4) dan air (H2O). Baterai yang terisi penuh mempunyai kadar 36% asam sulfat dan 64% air


    BAHAYA AIR AKI

    Air aki berbahaya jika terkena mata, apalagi ada potensi tersebut terjadi ketika aki meledak pada saat kita melakukan jumper. Air aki termasuk dalam larutan yang bersifat asam. Trauma kimia pada mata oleh larutan asam memerlukan penanganan segera. Jika tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kerusakan pada mata. Kerusakan ringan biasanya hanya mengenai segmen bagian depan mata, termasuk kornea, konjungtiva, dan kadang-kadang mengenai segmen dalam mata seperti lensa. Risiko yang paling fatal adalah gangguan penglihatan bahkan kebutaan. 

    Penanganan pertama yang dapat dilakukan pada saat kejadian adalah irigasi. Irigasi dilakukan dengan mengalirkan air ke daerah mata yang terkena sebanyak mungkin dengan tujuan untuk menetralkan pH. Irigasi dilakukan selama minimal 10 menit. Meskipun tidak nyaman, buka kelopak mata selebar mungkin saat melakukan irigasi agar semua bagian mata tersiram air. Setelah melakukan irigasi, segera bawa ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan penanganan segera. Dan jangan dilupa, air aki juga berbahaya jika terkena kulit.

    AKI MENGELUARKAN ASAP

    Berdasarkan laporan saksi, sempat muncul asap dari sisi sebelah kiri tepat dimana lokasi aki tersebut berada. Berasapnya aki tersebut akibat mendidihnya air yang ada didalam sel aki mobil. Biasanya terkadang kita tidak mengetahui asap ini dan tiba -tiba air aki anda sudah habis. Istilah teknis untuk menyebutkan kondisi air aki yang mendidih ini disebut dengan overheating aki. 




    Lalu apa penyebabnya??? Ini dikarenakan adanya tegangan dan arus listrik yang terlalu berlebih yang masuk ke dalam aki, dalam hal ini arus listrik yang dihasilkan oleh altenator mobil. Pada altenator terdapat komponen yang sangat penting  yang berguna untuk mengubah dan menstabilkan arus listrik dari tegangan bolak balik menjadi tegangan searah. Jika komponen ini sampai rusak maka arus listrik yang dihasilkan tidak bisa distabilkan tegangannya sehingga arus listrik yang masuk ke dalam aki menjadi besar dan tak terkendali sehingga menyebabkan air di dalam aki menjadi mendidih. 

    Untuk mengatasi hal ini, satu satunya cara adalah melakukan pengecekan arus listrik, jika ternyata arus listrik tersebut sangat tinggi dari ukuran standar maka bisa dipastikan bahwa IC regulator sudah rusak. 





    BAGAIMANA PROSES AKI MELEDAK

    Bahaya ini bermula pada saat interaksi antara plat dengan larutan elektrolit didalam wadah aki. Seperti kita tahu, bahwa plat tersebut terendam oleh larutan elektrolit. Sejumlah kecil gas hydrogen terproduksi pada saat proses discharge dan charging (pengisian), dan gas hydrogen merupakan gas yang mudah terbakar. Gas hydrogen ini mempunyai kepadatan uap (vapour density) lebih ringan dari udara sehingga gas ini akan terus ke atas. Meskipun ketika aki sudah habis energi sampai ke titik dimana tidak bisa lagi menggerakkan starter mobil, tetapi gas hydrogen ini masih terdapat dan tertinggal di dalam aki. Gas ini tinggal menunggu sumber panas untuk memacu ledakan. Ini terjadi juga saat over charging yang dapat membentuk formasi oksigen dan hydrogen.

    APA YANG DILAKUKAN MEKANIK SEBELUM LEDAKAN TERJADI

    Jadi saat mereka memutuskan untuk melakukan jumper, mekanik tersebut melakukan pemasangan kabel positif terlebih dahulu dari aki yang sehat ke aki yang bermasalah, lalu dilanjutkan pemasangan kabel negatif dari aki yang sehat ke aki yang bermasalah, ketika mekanik memasang kabel jumper di terminal aki yang bermasalah, ledakan pun terjadi

    PENYEBAB LEDAKAN

    Jika melihat fakta dan kesaksian, maka aki meledak akibat terakumulasinya gas hydrogen di dalam aki. Dengan mendidihnya aki maka kadar air berkurang dan kekosongan ruang yang ditinggalkan air diisi oleh gas hydrogen ini sehingga terakumulasi di dalam kotak aki (Fakta yang ditemukan, tidak banyak cipratan air aki keluar dan pada saat di cek level air di aki tersebut tinggal sedikit). Secara pribadi, kemungkinan gas ini sudah banyak, karena mendidihnya aki dikarenakan juga overcharging. Ketika mekanik siap memasang kabel jumper di terminal negatif, muncul spark (di dalam aki atau di terminal aki) yang bertemu dengan gas hydrogen sehingga terjadi ledakan dari dalam ke luar.

    BAGAIMANA KITA BISA MENCEGAHNYA

    Ada dua sumber penyalaan yang harus kita waspadai dan itu bisa kita hindari dengan pengisian aki yang aman, jumper dilakukan dengan benar dan rutin dilakukan pemeriksaan perawatan
    .
    Sumber pertama penyalaan adalah spark yang muncul ketika memasang dan melepas jumper di terminal aki. Ini lah pentingnya untuk memasang kabel jumper negatif di bodi mobil atau di area mesin. Jika kita langsung memasang jumper di terminal aki, maka gas hydrogen yang tersisa atau yang muncul di aki bisa tersulut oleh spark tersebut

    Sumber kedua sumber penyalaan dan masih berhubungan dengan gas hydrogen adalah berasal dari dalam aki. Masalah ini muncul ketika aki tidak terawatt dengan baik dan level cairan elektrolit dibiarkan berkurang. Berkurang nya level cairan ini menyebabkan plat baterai terekspose oksigen dan bisa melengkung. Hal ini bisa berakibat plate bersentuhan pada saat arus dari aki terkuras banyak pada saat kita menyalakan mobil, yang kemudian menciptakan spark di dalam aki dan bisa menyulut gas hydrogen yang ada di dalam aki dan menyebabkan ledaka 

    Lalu apa yang kita bisa lakukan untuk mencegah ini terjadi lagi, berikut tindakan yang bisa kita implementasikan

    • Rutin melakukan pengecekan kondisi mobil terutama untuk aki basah, harus diperiksa level cairan elektrolitnya
    • Menggunakan kacamata pada saat melakukan jumper
    • Proses tahap pemasangan kabel yang aman

    Tahapan pemasangan kabel jumper yang aman:

    1. Pastikan posisi kunci kedua mobil dalam keadaan OFF atau mati
    2. Pasang satu kabel jumper di terminal aki positif pendonor (sehat)
    3. Pasang satu kabel jumper di terminal aki positif penerima (rusak)
    4. Pasang kabel jumper ke terminal aki negatif pendonor (sehat)
    5. Pasang kabel jumper negatif frame atau bodi mobil. Tapi pastikan dulu sistem listrik mobilnya, karena ada beberapa mobil yang postifnya tersebar di bodi mobil
    Sekian hasil pembelajaran dari kejadian aki meledak ini, semoga bisa membantu kita dan keluarga kita terhindar dari potensi bahaya tersebut

    Referensi:
    • Internal Report
    • Laukkonen, Jeremy.The Dangers of an Exploding Car Battery. Lifewire, diakses tanggal 24 November 2017, <https://www.lifewire.com/dangers-of-exploding-car-battery-534782>
    • Amalia Sari, dr. Anita.Mata Terkena Air Aki. klikDokter, diakses tanggal 24 November 2017, <http://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/2741202/mata-terkena-air-aki>
    • L. Campbell, Jody. What Happens When You Overcharge a Car Battery?. It Still Runs, diakses tanggal 24 November 2017 , <https://itstillruns.com/happens-overcharge-car-battery-5137116.htmll>
    • Hidayat, Rahmad.Kontsruksi dan Bagian-bagian Baterai atau Aki. Kita Punya, diakses tanggal 24 November 2017,<http://www.kitapunya.net/2015/03/kontsruksi-bagian-baterai-aki.html>
    • Mamad, King.Penyebab Air Aki Mobil Mendidih Bergejolak. Blog Tips Otomotif Mobil Motor, diakses tanggal 24 November 2017,<http://automotivexist.blogspot.co.id/2016/10/penyebab-air-aki-mobil-mendidih.html>
  • Mari mengenal Hot Work untuk bekerja lebih aman

    By Kusnu → Sunday, November 12, 2017
    Pekerjaan Penghasil Panas - Hot Work

    Tanggal 26 Oktober 2017 di Kosambi Tangerang terjadi ledakan besar yang diikuti oleh kebakaran di area tersebut, ledakan ini sangat keras dan besar sehingga bisa terlihat dari terminal 3 Bandara (kesaksian atasan saya yang kebetulan sedang di bandara tersebut), beliau bercerita bahwa ledakannya terlihat besar dan seperti jamur besar (seperi bom nuklir yang jatuh). Sumber ledakan berasal dari gedung pabrik pembuatan kembang api yang menyimpan 4000 kg bahan pembuat kembang api. Kejadian ini mengakibatkan 49 orang meninggal dan 46 orang cidera dari total 103 orang yang bekerja di area tersebut. Pada tanggal 28 oktober, diumumkan bahwa penyebab awal ledakan adalah akibat adanya aktivitas pengelasan di atas atap tempat penyimpanan bahan pembuat kembang api. Berdasarkan keterangan tukang las yang selamat dari kejadian ini, bahwa saat mereka mengelas di atap tersebut, percikan bunga api jatuh ke bawah tepat di atas bahan pembuat kembang api tersebut. Jatuhnya percikan api ini langsung mengakibatkan ledakan berbentuk bola api yang selanjutnya membakar area disekitarnya. 

    Postingan kali ini tidak akan membahas lebih detail mengenai kejadian tersebut, tapi saya coba membahas mengenai aktivitas pengelasan tersebut dengan harapan dapat membantu mencegah kejadian serupa di tempat lain. Aktivitas pengelasan ini bukanlah penyebab utama atau tunggal dari kejadian tersebut karena pasti ada serentetan deviasi (penyimpangan) atau pelanggaran yang telah terjadi sebelum kejadian ini dimana salah satu deviasinya adalah aktivitas pengelasan ini. Hampir sebagian besar orang saya temui mengerti bagaimana mengelas yang benar bahkan mereka benar benar ahli dan kompeten, hasil kerjanya sangat bagus, tetapi ketika ditanyakan bagaimana menciptakan proses pengelasan yang aman dan pengendalian bahaya apa saja yang diperlukan, banyak yang tidak memahami konsep dasarnya.

    Ketika kita berbicara pengelolaan keselamatan aktivitas pengelasan maka kita akan ketemu suatu istilah yang umum sering kita dengar yaitu HOT WORK atau pekerjaan yang menghasilkan panas. Pada umumnya orang lebih familiar dengan istilah Hot work, sehingga dalam postingan saya akan menggunakan Hot Work untuk pembahasannya.  Setiap perusahaan wajib memiliki kebijakan mengenai Hot work yang merupakan bagian dari manajemen keselamatan kebakarannya. Di setiap perusahaan pasti akan mempunyai prosedur yang bervariasi dan berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan biasanya akibat dari sifat aktifitas, tipe operasional maupun bahaya yang berbeda beda, tetapi secara garis besar semua prosedur prosedur tersebut ada persyaratan minimal yang sama dengan semua perusahaan.

    Secara definisi, Hot work adalah setiap aktivitas atau pekerjaan yang bersifat sementara atau permanen yang melibatkan api terbuka (open-flame) atau menghasilkan permukaan panas dan/atau menghasilkan bunga api yang mempunyai energi cukup untuk mampu menyulut atau memulai kebakaran atau ledakan. Hot work ini termasuk, tapi tidak terbatas pada
    • Penggunaan api terbuka
    • Patri (brazing)
    • Las Listrik, Las Gas/Karbit (Oxy-Fuel Welding) 
    • Pemotongan (torch cutting)
    • Grinding
    • Soldering
    • Torch-applied roofing
    • Pengoperasian peralatan penghasil panas, contoh Heat gun
    Secara umum, setiap bangunan atau fasilitas, apakah itu digunakan untuk komersial, industri, pendidikan maupun fasilitas kesehatan pasti mempunyai material atau bahan yang bisa terbakar yang cukup untuk menciptakan atau mendukung suatu kebakaran. Bahan bakar ini dapat terletak di dalam area bangunan atau menjadi bagian dari konstruksi bangunan tersebut. Bahan bakar yang terletak di dalam area bangunan dapat berupa furniture, peralatan produksi, penyimpanan bahan baku, cairan mudah terbakar, gas mudah terbakar dan debu mudah terbakar. Sedangkan bahan bakar yang menjadi bagian konstruksi bangunan dapat berupa bahan kayu sampai dengan bahan plastik. Bahan bakar ini dapat ditemukan di dinding, atap, di atas plafon, ducting dll. 


    10 Besar Sumber Panas Penyebab Kebakaran dan Ledakan (FM Global Data 2007 - 2011)

    Dengan tersedianya bahan bakar dan oksigen, maka secara konsep segitiga api, tinggal satu eleman lagi yang kurang untuk menyebabkan terjadinya api atau ledakan yaitu sumber panas. Seperti definisi di atas, Hot work merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan panas ataupun melibatkan api terbuka ataupun percikan bunga api. Sumber panas dari Hot Work ini dapat dengan mudah menyulut hampir semua bahan bakar yang dapat ditemukan di dalam bangunan atau di sekitar fasilitas bangunan. Tabel dibawah menggambarkan beberapa bahan bakar yang umum dapat ditemukan di area anda. Sebagai tambahan informasi, temperatur penyalaan atau ignition temperature berbeda dengan flash point. Temperatur penyalaan yang saya tulis dibawah adalah batas temperature terendah dimana bahan tersebut akan terbakar di atmosfer normal tanpa adanya sumber panas atau sumber pembakaran dari luar, seperti api dsb.


    Nama Bahan Bakar Temperatur Penyalaan (Ignition Temperature)
    Produk berbasis Kayu 210oC - 499oC
    Ethanol 210oC
    Bensin 257oC - 280oC
    Diesel 254oC - 260oC
    Minyak Pelumas 340oC - 360oC
    Polivinil Klorida (PVC) 507oC

    Tabel dibawah ini akan memberikan gambaran terhadap temperatur sumber panas yang dihasilkan oleh aktivitas Hot Work. Seperti yang kita lihat, temperatur yang dihasilkan sangat tinggi sehingga dapat dengan mudah menyulut suatu kebakaran jika tidak dikelola dengan aman dan benar

    Jenis Hot Work Temperatur
    Electric Arc 5,732oC - 11,732oC
    Arc welding slag 6,350oC di lokasi pengelasan
    Arc welding slag 2,704oC 0.5 m dari lokasi pengelasan
    Arc welding slag 2,204oC 4.9 m dari lokasi pengelasan
    Welding spatter 1,843oC di dekat welding rod
    Welding spatter 1,566oC 2.7 m di bawah welding rod
    Oxyacetylene cutting slag 2,093oC
    Spark from grinding wheel on steel 1,850oC di udara

    PENYEBAB UMUM KEBAKARAN AKIBAT HOT WORK
    Tidak tepatnya pengelolaan pekerjaan atau aktivitas Hot Work masih tetap menjadi sebab utama dari kebakaran dan ledakan, berikut factor kunci penyebab kebakaran akibat Hot Work
    • Kurang atau tidak adanya program pengelolaan Hot Work di area tersebut
    • Gagal untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bahan bakar di area aktivitas Hot Work
    • Kurangnya periode pengawasan Hot Work oleh pengamat kebakaran (fire watch) termasuk periode istirahat
    • Mendelegasikan pengelolaan Hot Work ke kontraktor tanpa dilakukannya pelatihan ataupun pengawasan 
    Fokus utama dari pengelolaan pekerjaan atau aktivitas Hot Work adalah mencari alternatif aktifitas Hot Work atau lebih dikenal sebagai Cold Work (menggunakan alat yang tidak menghasilkan panas) atau jika tidak ada alternatif Hot Work maka dapat merelokasi pekerjaan tersebut ke area yang sudah didesain untuk aktifitas Hot Work. Ketika alternatif Hot Work dan merelokasi tidak dapat dilakukan dan pekerjaan Hot Work memang tidak bisa dihindarkan maka penting untuk bisa memindahkan dan mengisolasi material atau bahan bakar di area tersebut sehingga kecil kemungkinan sumber panas dari Hot Work kontak dengan bahan  bakar. 

    Sistem Proteksi kebakaran juga memainkan peran dalam memitigasi atau mengurangi dampak kebakaran ketika terjadi kegagalan dalam pengelolaan aktifitas Hot Work. Aktifitas Hot Work secara sudut pandang resiko maka harus dilarang dilakukan di area yang tidak terdapat sistem proteksi kebakaran ataupun ketika ada sistem proteksi kebakaran tersebut sedang rusak atau tidak aktif, hal ini penting terutama di area dengan tingkat resiko kebakaran tinggi seperti di gudang penyimpanan barang barang mudah terbakar. 

    Selain sistem proteksi kebakaran, ada juga pengamat kebakaran (Fire Watch). Pengamat kebakaran ini yang secara hampir besar dilupakan dalam setiap aktivitas Hot Work. Fungsi Pengamat kebakaran ini tidak bisa dilakukan oleh pekerja Hot Work itu sendiri dan oleh orang lain karena fokus pekerja tidak melihat area Hot Work secara keseluruhan. Memang ada kondisi kondisi tertentu dimana fungsi pengamat kebakaran tidak diperlukan, tetapi secara umum kondisi ini sulit ditemukan. Kenapa kita butuh pengamat kebakaran, karena orang pada dasarnya bisa melakukan kesalahan, terutama kesalahan dalam mengidentifikasi hal hal untuk pencegahan kebakaran atau ledakan, seperti memastikan bahan bakar sudah dipindahkan atau terisolasi dari sumber panas Hot Work. Ketika kesalahan ini terjadi, maka tugas pengamatan kebakaran ini yang akan meminimalkan akibat dari kesalahan tersebut.





    Secara umum semua pegendalian resiko kebakaran akan tercakup di dalam program pengelolaan Hot Work. Program pengelolaan Hot work secara minimal terdiri dari 
    • Kebijakan perusahaan tentang Hot Work. Manajemen Perusahaan bertanggung jawab terhadap keselamatan operasional pekerjaan Hot Work dan keselamatan pekerja termasuk keselamatan kontraktor yang berada di bawah pengawasan Manajemen perusahaan. Kebijakan yang dibuat kurang lebih menggambarkan bahwa perusahaan telah mengimplementasikan program pengelolaan Hot work untuk mencegah kebakaran dan ledakan akibat hot work, termasuk keharusan semua karyawan dan kontraktor yang beraktivitas Hot Work untuk mengikuti program tersebut termasuk untuk mendorong semua pekerja untuk menghentikan aktifitas Hot Work tanpa takut akibat dari penghentian tersebut ketika keselamatan dari Hot Work telah terdeviasi.
    • Prosedur Hot Work. Prosedur harus menjelaskan dengan detail bagaimana Hot work dilakukan dengan aman, termasuk kapan ijin kerja dilakukan, kapan pengamat kebakaran dibutuhkan, pelatihan yang dibutuhkan, metode audit dan tahapan tahapan pengendalian yang harus dilakukan
    • Sistem ijin kerja Hot Work. Sistem ijin kerja ini akan mengontrol setiap aktivitas Hot Work yang akan dilaksanakan di suatu area dan memastikan semua prosedur dan pengendalian telah dilakukan sehingga pemilik area dapat memastikan bahwa areanya aman dan pekerjaan dilakukan dengan aman terhadap potensi kebakaran akibat Hot Work.
    • Enforcement dari kebijakan dan prosedur Hot Work itu sendiri. Pekerja maupun kontraktor harus mempunyai prosedur dan kebijakan mengenai Hot Work dan ini harus disosialisasikan. Tujuan sosialisasi ini agar mereka paham kenapa harus mengikuti prosedur dan konsekuensinya jika tidak mengikuti prosedur tersebut. Konsekuensi dapat berupa sanksi teguran hingga pemecatan bagi pegawai perusahaan dan penghentian kontrak bagi kontraktor. 
    Detail dari pengelolaan Hot Work akan saya bahas terpisah di beberapa postingan yang akan datang agar pembaca dapat memahami Hot Work ini secara terstruktur dan memahami konsepnya.   

    SEMUA KEBAKARAN AKIBAT HOT WORK DAPAT DICEGAH

    Ya benar..., Kebakaran atau ledakan akibat Hot Work dapat kita cegah sehingga tidak menimbulkan kerugian baik dari sisi pekerja maupun operasional bisnis. Ada banyak kesempatan di setiap langkah dalam proses aktivitas Hot Work yang dapat kita lakukan untuk mencegah kebakaran dan ledakan. Keefektifan dalam pengelolaan Hot Work dimulai dari PIMPINAN atau MANAJEMEN PERUSAHAAN tertinggi di perusahaan tersebut jika kita bicara dalam lingkungan industrial. Ketika mereka mengerti mengenai bahaya yang  terlibat dalam aktivitas Hot Work dan BERKOMITMEN untuk mencegah dan memitigasi resiko kebakaran yang tercipta disetiap aktivitas Hot Work yang dilakukan, maka kerugian akibat Hot Work dapat dicegah.

    Tujuan utama atau Gol besarnya dari program pengelolaan atau manajemen Hot Work adalah untuk mencegah sumber panas yang dihasilkan oleh aktivitas Hot work kontak dengan material atau bahan yang mudah terbakar. Secara pribadi bisa saya katakan bahwa kebakaran akibat Hot work, baik yang sudah terjadi atau yang terdeteksi atau yang berhasil dipadamkan baik dalam periode pengawasan oleh pengamat kebakaran (fire watch)  merupakan kegagalan dalam implementasi program pengelolaan Hot Work akibat gagalnya mengontrol sumber panas dan bahan bakar.

    Demikian postingan saya kali ini mengenai Hot Work, berangkat dari keprihatinan kejadian Kosambi, semoga kejadian tersebut menjadi yang terakhir dan tidak terjadi di area manapun di Indonesia, karena pihak yang paling sangat dirugikan dari kejadian ini adalah keluarga korban dan bukan perusahaan. Semoga bermanfaat dan kritik, komentar dan saran masih saya tunggu dari para pembaca. 

    Referensi:
    • FM Global. 2015. Don't Get Burned by Hot Work - P9802. FM Global
    • FM Global. 2010. Understanding the Hazard Hot Work - P0032. FM Global
    • FM Global. 2017. FM Datasheet - Hot Work Management (10-3). FM Global
    • Colonna P.E, Guy R. 2001. Introduction to Employee Fire & Life Safety. NFPA
    • Tangerang fireworks disaster. Wikipedia, diakses tanggal 11 November 2017, <https://en.wikipedia.org/wiki/Tangerang_fireworks_disaster>
    • Amelia R, Mei. Cerita Pengelas saat Detik-detik Ledakan di Pabrik Kembang Api. DetikNews, diakses tanggal  9 November 2017, <https://news.detik.com/berita/d-3706436/cerita-pengelas-saat-detik-detik-ledakan-di-pabrik-kembang-api>
  • Rumah aman api bagian 1

    By Kusnu → Sunday, October 29, 2017
    membuat rumah aman kebakaran dan api

    Kali ini mari kita membahas bagaimana membuat rumah kita aman dari bahaya kebakaran dan mengetahui macam macam penyebab kebakaran rumah. Terkadang kita bisa selalu berkutat bagaimana membuat aman lingkungan kerja kita tetapi kita lupa membuat aman di tempat tinggal kita sendiri. Kesadaran terhadap keselamatan terhadap potensi kebakaran rumah di Indonesia sangat rendah menurut saya, contoh kecilnya bagaimana kita mengabaikan standar keamanan instalasi listrik, contohnya adalah menggunakan kabel tidak sesuai beban, teknik penyambungan kabel yang tidak benar, menggunakan produk listrik yang rendah kualitasnya, dll. Pembahasan topik ini akan saya bagi menjadi dua postingan karena informasi terkait topik ini sangat banyak.

    Ketika memikirkan topik ini. saya menjadi penasaran untuk mencari data mengenai data statistik kebakaran perumahan di Indonesia dan ternyata di Indonesia masih belum mempunyai data seluruh kejadian kebakaran yang terpadu, sehingga saya mengambil contoh jumlah kebakaran yang terjadi di Jakarta (data saya ambil dari website jakartafire.net dan BPBD DKI Jakarta). Meski data ini bercampur dengan bangunan dan kios, tetapi hampir 50% datanya merupakan data kebakaran dari rumah tinggal permanen, sehingga bisa cukup mewakili sebagai analisa dari topik blog ini.



    Terlihat dari data di atas bahwa tingkat kebakaran di Jakarta cukup tinggi dengan rata-rata 1300 kejadian kebakaran tiap tahunnya. Penyebab kebakaran didominasi oleh permasalahan kelistrikan yang hampir meliputi 52% penyebab kebakaran dari tahun 2012 hingga 2016 dengan rata rata 714 kasus kebakaran tiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa listrik masih menjadi penyumbang terbesar penyebab kebakaran meski di peringkat kedua ditempati penyebab lain lain.

    Jika kita berbicara penyebab kebakaran, pembaca bisa melihat lagi dari postingan saya sebelumnya yang membahas sumber panas apa saja yang bisa memulai proses terjadinya api atau kebakaran (post 1, post 2).

    Sekarang sebelum kita membahas macam macam penyebab kebakaran, kita kembali ke topik utama kita yaitu bagaimana membuat rumah kita aman dari kebakaran dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran (topik ini akan dibahas di postingan selanjutnya). Berbicara mengenai "siapa" yang akan terkena dampak kebakaran di rumah, maka kita akan berbicara orang orang yang kita cintai. Kita berbicara anak, istri (apalagi jika istri sedang hamil), orang tua dan bayi kecil yang imut. Secara keterbiasaan dan pengetahuan, mereka belum terbiasa mengenal dan berbicara potensi kebakaran, apalgi berbicara bagaimana untuk harus bertindak jika terjadi kebakaran, oleh karena itu kita harus mempersiapkan rumah kita sebisa mungkin mempunyai beberapa pengendalian kebakaran yang tidak perlu mengandalkan mereka secara penuh, sehingga jika terjadi kebakaran, anggota keluarga kita selamat dari kejadian kebakaran tersebut.

    Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya api bisa dilihat lebih detailnya lagi di posting saya mengenai proses terbentuk dan terjadinya api.




    PENCEGAHAN

    Pertama yang kita lakukan adalah menyiapkan tindakan tindakan pencegahan agar proses terjadinya api yang tidak diharapkan tidak terjadi di rumah kita

    Lilin
    Lilin mungkin terlihat sederhana dan tidak terlalu dianggap berbahaya, tetapi kenyataanya lilin merupakan penyebab nyata dari kebakaran terutama di Indonesia yang masih sering mati lampu (PLN = Perusahaan Lilin Negara) sehingga banyak yang menggunakan lilin hingga pagi sambil menunggu lampu menyala kembali.

    Fakta dari lilin adalah
    # Hampir sepertiga kebakaran di rumah yang melibatkan lilin berawal dari kamar tidur (sumber NFPA)

    # Lebih dari 50% kebakaran lilin di rumah akibat meletakkan lilin dekat material yang mudah terbakar, yang perlu diingat, lilin merupakan menghasilkan api terbuka (open flame) yang dapat membakar apa saja yang berada di dekatnya. 

    Lalu bagaimana kita mengendalikan resikonya jika memang lilin diperlukan. Berikut caranya
    • Matikan lilin jika meninggalkan ruangan dalam waktu yang lama atau jika ingin tidur. Jika memang dibutuhkan, jangan meletakkan lilin di area dimana orang akan tertidur
    • Letakkan lilin jauh dari material atau bahan yang mudah terbakar seperti jauh dari tirai, kertas dll. Beberapa referensi menyarankan jarak yang teraman adalah 30 cm
    • Letakkan lilin di tempat yang stabil, kokoh dan tidak membuat lilin mudah jatuh. Disarankan menggunakan alas lilin dari bahan yang tidak mudah terbakar maupun meleleh seperti logam atau kaca.
    • Nyalakan lilin dengan aman, pastikan rambut dan pakaian anda tidak menyentuh lilin saat dinyalakan
    • Jangan meninggalkan anak anak sendiri dengan lilin yang masih menyala
    • Jangan sampai menyalakan lilin hingga habis total
    • Jangan menggunakan lilin jika salah satu anggota keluarga kita menggunakan tabung oksigen
    • Jika bisa, gunakan lampur darurat untuk menggantikan penggunaan lilin, dengan menggunakan lampu darurat maka kita menghilangkan potensi kebakaran akibat lilin

    Rokok
    Jika berdasarkan data kebakaran Jakarta tahun 2011-2016, rata rata tiap tahun terjadi 51 kasus kebakaran yang diakibatkan oleh rokok atau jika dilihat per bulan maka 4 kasus perbulan. 

    Di beberapa kejadian kebakaran menimbulkan korban jiwa dan ternyata korban korban tersebut bukan lah seorang perokok. 

    Fakta dari rokok
    # 1 dari 4 korban meninggal kejadian kebakaran akibat rokok adalah bukan perokok. 

    # 34% korban yang meninggal adalah anak dari perokok tersebut.

    # Banyak kasus kebakaran rokok akibat dari perokok yang tertidur ketika sedang merokok. Yang harus diingat adalah ROKOK TIDAK OTOMATIS MATI KETIKA ANDA TERTIDUR

    Lalu bagaimana kita mengendalikan resikonya, ya kita jangan merokok, dengan tidak merokok berarti hilang potensi bahaya kebakaran di dalam rumah dan juga lebih sehat bagi seluruh anggota keluarga kita. 

    Berikut cara cara memastikan rumah kita aman dari bahaya kebakaran akibat merokok
    • Jika anda perokok, maka merokok lah di luar rumah, karena kematian akibat kebakaran dari rokok berawal dari ruang keluarga dan tempat tidur.
    • Jangan merokok saat anda mengantuk atau setelah meminum obat yang dapat menyebabkan ngantuk
    • Jauhkan korek api dan rokok dari jangkauan anak anak anda
    • Gunakan asbak rokok yang dalam, lebar dan kokoh. Jangan gunakan asbak dari bahan yang bisa terbakar
    • Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala ke area yang terdapat bahan bahan yang mudah terbakar seperti rumput kering, kertas, dedaunan kering. Buanglah puntung rokok pada tempatnya 
    • Pastikan anda mematikan dulu puntung rokok tersebut sebelum anda membuangnya.
    • Jangan merokok di area yang terdapat tabung oksigen murni, karena oksigen murni dapat menyebabkan kebakaran menjadi lebih cepat dan lebih besar.
    • Sofa dapat terbakar dengan cepat ketika terdapat puntung rokok yang masih menyala, jika ada orang selesai merokok di sofa, cek bekas rokok di sofa tersebut untuk memastikan tidak ada bekas puntung rokok yang masih menyala  

    Dapur
    Aktivitas memasak dapat memperat keluarga dan teman. Aktivitas ini hampir selalu ada tiap hari di dapur. Berdasarkan data kebakaran di Jakarta, 6% kebakaran disebabkan oleh peralatan memasak kompor dengan rata rata 77 kasus kebakaran per tahunnya. Di Amerika, berdasarkan data antara tahun 2011 – 2015, penyebab utama kebakaran adalah dari peralatan memasak dengan persentase 47% dan mengakibatkan 20% kematian.

    Aktivitas memasak di dapur tidak mungkin kita hilangkan, tetapi bisa kita kendalikan resikonya agar bisa menjadi lebih aman. Lalu bagaimana mengendalikan resikonya, berikut caranya
    • Jika anda merasa mengantuk atau habis meminum obat yang dapat menyebabkan ngantuk, maka anda dilarang menggunakan peralatan memasak ataupun memasak
    • Jangan tinggalkan dapur ketika anda sedang menggoreng atau membakar makanan (contoh sate atau ayam bakar). Meski anda meninggalkan dapur meski hanya sebentar, matikan kompor tersebut
    • Ketika sedang merebus, memanggang, baking, atau mendidihkan air, cek secara regular dan gunakan pengingat waktu agar dapat mengingatkan anda bahwa anda sedang memasak.
    • Jangan mengenakan pakaian yang kedodoran ketika memasak (misalnya daster) karena beresiko tersangkut pada peralatan memasak. Gulung lengan baju sebelum memasak, agar tidak terkena api dan menyebabkan kebakaran.
    • Jika anda menggunakan kompor listrik dan ketika terjadi pemadaman listrik saat anda memasak, maka pastikan kompor tersebut dimatikan agar ketika listrik menyala kompor tidak menyala tanpa kita ketahui
    • Pastikan tidak ada material atau bahan bahan yang mudah terbakar di sekitar kompor, seperti tirai.
    • Hati hati saat menggoreng, karena minyak panas mudah terbakar. Batasi minyak goreng pada panci atau wajan tidak lebih dari 1/3 nya.
    • Pastikan area kompor anda bersih dari tumpahan minyak atau dari bahan bahan yang mudah terbakar.
    kebakaran ketika memasak
    • Ketika terjadi kebakaran kecil yang melibatkan minyak goreng di wajan anda dan anda memutuskan untuk mematikan api, maka yang harus dilakukan adalah menutup wajan tersebut dengan penutup wajan dengan cara menggeser tutup wajan dari pinggir hingga menutupi seluruhnya, biarkan sampai dingin. Atau jika terjadi kebakaran di oven, matikan pemanasnya atau pusat listriknya (jika menggunakan oven listrik) dan tetap tutup pintu oven tersebut. Akan lebih mudah pemadaman jika terdapat APAR di rumah anda. Tapi yang harus diingat adalah pastikan posisi anda aman untuk memadamkan api tersebut dan telepon nomor telepon darurat kebakaran.
    • Jangan  mencoba memadamkan kebakaran minyak goreng dengan air karena air akan menyebarkan minyak tersebut sehingga kebakaran semakin meluas.
    • Jangan memindahkan wajan yang sedang terbakar karena berpotensi tumpah dan penyebaran kebakaran semakin luas
    • Jika terkait dengan kebakaran di kompor listrik, jangan menggunakan air untuk pemadaman api karena berbahaya tersengat listrik. Air bisa digunakan JIKA listrik sudah dipastikan mati dan tidak melibatkan kebakaran yang mengandung minyak.

    LPG (Elpiji)
    Elpiji memang memang bukan penyebab kebakaran tetapi elpiji menyebabkan kebakaran menjadi lebih luas dan besar karena sifatnya yang sudah menjadi gas. Banyak kasus kebakaran di Indonesia yang melibatkan Elpiji karena faktor penggunaan yang tidak tepat. Kasus ledakan atau kebakaran yang melibatkan elpiji diawali dengan adanya kebocoran gas yang kemudian gas yang bocor tersebut bertemu dengan sumber panas di sekitarnya, seperti listrik atau permukaan panas lainnya.

    Berikut cara cara untuk mengendalikan resiko kebakaran yang terkait dengan elpiji (LPG)
    • Gunakan peralatan elpiji sesuai standar nasional Indonesia (SNI)
    • Tempatkan kompor dan tabung elpiji di tempat datar dan di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik
    • Perlu diketahui bahwa berat jenis gas elpiji lebih berat dari udara, sehingga jika terjadi kebocoran maka gas tersebut akan terakumulasi di elevasi terendah dan untuk mengurangi akumulasi gas tersebut, maka harus dibuat sirkulasi udara di bagian bawah sehingga tidak terjadi akumulasi gas.
    • Selalu melakukan pengecekan pada komponen elpiji seperti pada selang, regulator dan klem selang untuk memastikan tidak ada kebocoran. Untuk pemeriksaan kebocoran gas, bisa dilakukan dengan cara memberikan air sabut pada area yang diduga bocor, jika terdapat kebocoran maka akan muncul gelembung udara dan air sabun
    • Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk
    • Ketika terjadi pemadaman lampu, maka dilarang meletakkan lilin di dekat tabung elpiji dan di posisi lantai, jika memang tidak ada pilihan, maka letakkan lilin tersebut di atas elevasi lokasi tabung elpiji




    Listrik
    Listrik masih menjadi penyebab utama di kasus kasus kebakaran di Jakarta, 55% penyebab kebakaran antara tahun 2011 – 2016 adalah listrik dengan rata 713 kasus pertahun.

    Aktivitas kedua alami yang sering kita lakukan dalam hidup ini adalah seperti menyalakan lampu, isi baterai HP dll, listrik membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Tetapi, terdapat bahaya yang mengintai di belakang aktivitas tersebut yang membuat kita harus tetap waspada. Karena listrik sudah membuat hidup kita lebih mudah,maka sudah akan sulit hidup kita tanpa adanya listrik, sehingga yang bisa kita lakukan adalah memastikan listrik tersebut tidak menjadi bahaya bagi kita dan keluarga kita dengan cara melakukan hal hal berikut ini
    • Jika anda tidak mengerti listrik, maka jangan melakukan pekerjaan instalasi listrik, selalu berkonsultasi dengan orang orang yang ahli dalam kelistrikan untuk memastikan standarisasi dan keamanan dari instalasi listrik tersebut
    • Selalu gunakan alat alat penghasil panas seperti pemanggang roti, mesin kopi dll sekali saja,maksudnya ketika tidak digunakan maka cabut listrik dari outlet (stop kontak), jangan dibiarkan terus menerus terpasang di outlet
    • Peralatan peralatan utama seperti computer, mesin cuci, kulkas, AC, microwave, kompor listrik dan oven, harus tercolok langsung pada outlet di dinding. Kabel ekstensi untuk peralatan ini sangat dilarang karena bisa mengakibatan beban berlebih pada kabel ekstensi tersebut
    • Jangan menggunakan peralatan yang melebihi kapasitas kabel karena akan menimbulkan panas pada kabel sehingga akan melelehkan kabel. Ketika isolator kabel terpapar panas dari arah dalam konduktor, maka akan meleleh, sehingga sifat isolator tersebut berubah menjadi konduktor sehingga dapat menciptakan percikan api akibat adanya hubungan arus pendek di kabel tersebut.
    • Anda harus waspada ketika outlet terasa panas, circuit breaker sering trip, atau lampu menyala tidak sempurna seperti berkedip kedip, bau hangus dari outlet listrik maupun peralatan listrik, ataupun tangan terasa tersetrum ketika menyentuh peralatan listrik. Ketika hal ini muncul, itu tandanya anda harus memanggil ahli listrik untuk melakukan pengecekan instalasi listrik rumah anda
    • Ketika menggunakan kabel ektensi, maka kabel ekstensi tersebut harus dilengkapi fuse atau sekering pemutus arus. Pada saat menggunakan kabel ekstensi, kondisi fisik dari kabel ekstensi tersebut harus diperiksa untuk memastikan tidak adanya kerusakan seperti terkelupasnya kabel dll.
    bahaya listrik kebakaran
    • Selalu lakukan inspeksi visual secara rutin terhadap instalasi rumah anda
    • Jangan memposisikan tirai tepat diatas outlet listrik karena jika muncul percikan api di outlet tersebut, api akan cepat membesar akibat adanya tirai yang tergantung secara vertikal. Api akan cepat menyebar secara vertikal
    • Terkait dengan sambungan kabel, ketika sambungan antar kabel atau sambungan kabel ke outlet listrik ataupun sambungan kabel ke peraralatan listrik longgar, maka akan menimbulkan percikan, ketika muncul percikan maka akan tercipta panas yang mentrigger api ketika panas tersebut kontak dan bahan bakar di sekitarnya. Kondisi ini tidak akan mempengaruhi breaker karena tidak terjadi hubung singkat maupun beban lebih sehingga kondisi ini sangat berbahaya karena tidak ada proteksi yang mendeteksinya
    Demikian beberapa tindakan yang bisa membuat rumah aman yang dibahas di postingan ini, beberapa tindakan lainnya untuk pencegahan dan mitigasi lainnya akan dibahas di postingan selanjutnya. Terimakasih

    Referensi:
    • PT Vale Indonesia Tbk.2017. Buku Pencegahan kebakaran & Tips Keselamatan di Rumah.
    • Data Statistik BPBD Provinsi DKI Jakarta, diakses tanggal 28 Oktober 2017 <http://bpbd.jakarta.go.id/elibrary/category/3#>
    • Data Statistik kebakaran berdasarkan penyebab. DKI Jakarta. Diakses tanggal 28 Oktober 2017 <http://www.jakartafire.net/statistic>
    • NFPA Public Education . Diakses tanggal 28 Oktober 2017 <http://www.nfpa.org/Public-Education/By-topic/Top-causes-of-fire>
    • NFPA News & Research - Fire Statistic. Diakses tanggal 28 oktober 2017. <http://www.nfpa.org/News-and-Research/Fire-statistics-and-reports/Fire-statistics>
    • Solomon, Robert E. 2002. Fire and Life Safety Inspection Manual 8th Edition. Jones & Bartlett Learning 
  • Mesin diesel sama berbahayanya dengan mesin bensin

    By Kusnu → Tuesday, September 12, 2017

    Mesin diesel dan mesin bensin secara fungsi mempunyai kesamaan yaitu mengkonversi energi kimia menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran internal mesin. Energi mekanik ini yang menggerakkan piston naik turun di dalam silinder. 

    Kedua mesin ini mengkonversi bahan bakar cair ke energi melalui rangkaian proses dari pembakaran dan sedikit ledakan kecil. Perbedaan utama dari kedua mesin ada pada proses terjadinya ledakan di ruang pembakaran. Jika di mesin bensin, bahan bakar air bercampur dengan udara, dikompresi oleh piston dan di nyalakan (ignite) oleh percikan api dari busi. Beda dengan mesin diesel, udara dikompressi terlebih dahulu kemudian di inject bahan bakar. Karena udara sudah dipanaskan ketika dikompresi, maka udara panas ini yang menyalakan bahan bakar untuk meledak.

    Terkait dengan fire safety dan keselamatam operasional, banyak perusahaan tidak mengijinkan kendaraan bermesin bensin untuk masuk ke area yang terdapat gas mudah terbakar (gas flammable) atau cairan mudah terbakar, jika pun boleh, harus melalui pengawasan yang sangat ketat. Kenapa dilarang masuk?, alasannya adalah mekanisme proses terjadinya ledakan (diawali dengan proses terjadinya api kecil) yang dijelaskan di atas, mesin bensin menggunakan percikan api (spark) untuk proses terciptanya ledakan. Di sisi lain, banyak perusahaan yang membebaskan mesin diesel masuk ke area berbahaya tersebut dengan keyakinan bahwa mesin diesel tidak dapat memicu kebakaran maupun ledakan. Kenyataan nya salah, jika berkaca pada kejadian kejadian berikut ini

    4 ton cairan panas hidrokarbon yang mudah terbakar bocor keluar dari area operasional ketika pekerjaan perawatan sedang berlangsung. Saat itu sebuah mesin diesel sedang beroperasi di area tersebut. Uap dari cairan hidrokarbon tersebut terhisap melalui jalur masuk udara dari mesin tersebut yang menyebabkan mesin berputar semakin kencang. Operator berusaha mematikan mesin tersebut dengan menutup jalur suplai bahan bakar, tetapi cara ini tidak berhasil akibat uap hidrokarbon sudah terlanjur masuk ke dalam mesin. Akibatnya flash back terjadi dan uap hidrokarbon di sekitarnya ter ignite oleh flash back tersebut sehingga terjadi ledakan. Ledakan ini menyebabkan 2 orang meninggal



    Kejadian lain terjadi saat sebuah truck tangki yang bermesin diesel melewati bagian bawah loading arm (tempat jalur pengisian bahan ke tangka mobil). Loading arm ini terdapat tumpahan bensin (gasoline). Uap bensin ini masuk dan terhisap ke mesin yang menyebabkan mesin berputar kencang dan menghasilkan asap hitam, untungnya kejadian ini tidak menyebabkan kebakaran

    Di tempat lainnya, terjadi kebocoran oli hidrolik dengan tekanan tinggi. Semburan oli dalam bentuk seperti kabut (mist) terhisap masuk ke jalur udara mesin diesel. Mesin tetap berputar selama lima menit setelah suplai bahan bakar diesel diisolasi. Saat kejadian, filter udara tidak terpasang, andaikata terpasang maka pasti oli tersebut akan tertahan oleh filter

    Alat proteksi untuk menutup pasokan udara dan jalur pasokan bahan bakar harus tersedia untuk mesin diesel yang beroperasi secara rutin di area dimana bahan bakar cair ataupun gas mudah terbakar mempunyai kemungkinan bocor keluar. Meski terdapat alat proteksi tersebut, mesin diesel masih bisa menyebabkan kebakaran dan ledakan dengan cara yang lain juga, seperti spark yang dapat muncul di saluran pembuangan udara (knalpot), atau suhu pipa pembuangan udara cukup panas untuk ignite uap bahan bakar. 

    Peralatan elektrik di mesin diesel juga dapat memicu kebakaran akibat adanya percikan api di sistem listriknya. Implementasi engineering control untuk pengendalian kebakaran dapat berupa pemasangan spark arrestor dan flame arrestor di saluran pembuangan udara, suhu mesin harus dijaga dibawah suhu auto-ignition dan peralatan elektrik harus diproteksi.

    Tingkat proteksi yang akan diimplementasi tergantung pada berapa lama mesin diesel itu berada di area berbahaya dan level tingkat pengawasannya. Sebagai contoh, truk pembawa makanan tidak perlu ditambahkan alat protesi khusus, tetapi harus dilarang masuk ke area dimana terdapat bahan bakar cair dan penanganan gas.

    Untuk pompa diesel yang secara permanen terpasang atau forklift dan digunakan setiap hari, memerlukan perlakuan khusus. Mesin tersebut harus dilengkapi sistem untuk mematikan suplai udara dan dilarang meninggalkan kendaraan dalam keadaan mesin masih beroperasi. 

    Alternatif pengendalian lain dapat menggunakan metode elimination yaitu mengganti jenis driven pompa, sebagai contoh pompa tidak lagi digerakkan oleh mesin diesel tetapi digerakkan oleh udara yang terkompresi atau dengan air tekanan tinggi. 

    Referensi:

    • Kletz, Trevor. 1998. What Went Wrong?, Fourth Edition: Case Studies of Process Plant Disasters 4th Edition. Gulf Professional Publishing
    • Ladwig,, Thomas H. 1990. Industrial Fire Prevention and Protection. Van Nostrand Reinhold


  • Sumber panas yang menyebabkan terjadinya resiko kebakaran - 2

    By Kusnu → Saturday, September 2, 2017

    Melanjutkan postingan Sumber Panas Api -1, di postingan ini kita akan membahas dua sumber panas lainnya yang akan memulai proses terjadinya api
    • Sumber panas yang disebabkan oleh kegagalan peralatan, desain yang tidak tepat ataupun disebabkan oleh kurangnya proteksi yang dibutuhkan 
    • Sumber panas yang dihasilkan oleh kegiatan manusia atau terpapar panas dari area sekitarnya.
    Sumber panas yang disebabkan oleh kegagalan peralatan, desain yang tidak benar ataupun disebabkan oleh kurangnya proteksi yang dibutuhkan
    Peralatan yang menggunakan listrik atau peralatan yang mempunyai bagian yang bergerak dapat menciptakan sumber panas atau sumber penyalaan jika tidak dirawat, didesain dan tidak dipasang proteksi yang diharuskan.

    Sebagai contoh, koneksi kabel listrik yang longgar dapat menimbulkan panas dan percikan api di area koneksi tersebut. Kabel yang tidak sesuai dengan kapasitas daya dapat menyebabkan kabel menjadi panas dan merusak isolasi kabel. 

    Contoh lainnya adalah pada bagian yang selalu bergerak dari suatu peralatan, dimana bisa menjadi panas atau menghasilkan percikan bunga api jika bagian yang selalu bergerak tersebut tidak terlubrikasi dengan benar.

    Untuk memastikan keselamatan terhadap resiko kebakaran di area atau fasilitas anda dari sumber panas di kategori ini, maka kita harus memastikan desain, perawatan dan instalasi sesuai dengan standar yang ada ataupun petunjuk buku manual dari peralatan tersebut. Berikut beberapa sumber panas yang termasuk dalam kategori di atas:   
    • Kabel Listrik. Instalasi kabel listrik yang tidak tepat atau lokasi instalasi kabel yang buruk dapat menyebabkan koneksi kabel menjadi longgar atau rusak sehingga berpotensi munculnya bunga api di koneksi kabel tersebut. Penggunaan jenis kabel atau ukuran kabel yang tidak sesuai dapat menyebabkan kabel menjadi panas sehingga dapat merusak isolasi kabel. Rusaknya isolasi kabel dapat menciptakan jalur konduktor sehingga menyebabkan hubung singkat yang kemudian muncul percikan bunga api. Kerusakan kabel listrik juga dapat disebabkan oleh perawatan yang buruk sehingga bisa memungkinkan panas, kelembaban atau benturan fisik dari luar dapat merusak isolasi kabel  
    • Peralatan Listrik. Hubung singkat, percikan bunga api maupun panas yang berlebih dapat terjadi di peralatan listrik. Hal yang umum menjadi penyebab adalah akibat perawatan yang tidak sesuai standar atau tidak adanya aktivitas perawatan sehingga menyebabkan peralatan tersebut mengalami kerusakan atau kegagalan fungsi
    Panel Belakang TV LCD yang terbakar

    • Gesekan (friction) merupakan akibat dari kegagalan lubrikasi pada peralatan yang bergerak, baik bergerak berputar maupun bergeser. Lubrikasi yang benar dan sesuai tidak hanya meminimalkan timbulnya gesekan tetapi juga mendinginkan di area titik kontak gesekan. Masalah yang timbul di lubrikasi biasanya terjadi kebocoran pada sistem lubrikasi sehingga seiring dengan waktu lubrikasi tersebut menjadi berkurang sehingga gesekan pun terjadi. Ketika kebocoran maupun hilangnya lubrikasi ini tidak digantikan, maka gerakan antar permukaan akan menghasilkan panas yang cukup atau percikan api untuk memulai proses terbentuknya api yang memicu kebakaran pada bahan bakar yang ada di area gesekan tersebut, terutama bahan bakar yang berasal dari sisa lubrikasi yang masih menempel di area tersebut. Gesekan ini juga berpotensi menyebabkan ledakan jika di area tersebut terdapat debu mudah terbakar (contoh debu halus batubara).



    Sumber panas yang dihasilkan oleh kegiatan manusia atau terpapar panas dari area sekitarnya
    Selain sumber panas yang berasal bagian normal dari suatu proses atau yang dihasilkan oleh kegagalan peralatan, ada sumber panas lain yang dihasilkan oleh kegiatan manusia baik itu pekerja maupun kontraktor dan sumber panas dari luar akibat penyebaran api dari luar bangunan. Secara umum, sumber panas ini tidak akan ada sampai sesuatu yang salah terjadi atau seseorang melakukan sesuatu deviasi atau penyimpangan yang menyebabkan fasilitas anda dalam bahaya kebakaran.

    Sebagai contoh, seorang pekerja melakukan pekerjaan pengelasan dan pemotongan untuk memperbaiki peralatan. Pekerjaan pengelasan ini melibatkan api terbuka dan menghasilkan percikan api. Jika pekerja tersebut ceroboh atau tidak mengikuti prosedur pekerjaan, maka pekerja tersebut bisa menciptakan potensi sumber panas yang sebelumnya tidak ada di area tersebut. Contoh lainnya, seorang pekerja membuang puntung rokok di sembarang tempat yang lokasinya bisa tidak diketahui sampai puntung rokok tersebut mulai megakibatkan kebakaran. Berikut beberapa sumber panas yang masuk kategori ini:
    • Pekerjaan penghasil panas atau yang lebih dikenal sebagai Hot Work. Hot Work bisa didefinisikan sebagai kegiatan atau aktivitas permanen maupun sementara yang melibatkan api terbuka, menghasilkan panas atau menghasilkan bunga api. Contoh contoh aktivitas yang termasuk dalam Hot work adalah pengelasan, penggunaan api terbuka, grinding, soldering, torch dll. Jika mengacu pada data dari klien FM Global, bahwa sepanjang lima tahun kebelakang, 1 dari 15 kasus kebakaran terkait dengan Hot Work dengan nilai kerugian untuk setiap kebakaran rata rata sebesar US$ 3.9 juta (kalau di konversi nilai rupiah agustus 2017, maka nilainya setara dengan Rp 52 M wooow)
    • Sabotase bisa datang kapan saja dan dimana saja dengan target area yang diproteksi dengan ketat dan area yang tidak di proteksi. Mengambil referensi dari NCAVC (The National Center for the ANalysis of Violent Crime), mereka mengidentifikasi 6 motif utama dari pelaku sabotase dan motif itu adalah Keuntungan, Pencari tantangan, Vandalisme, Balas Dendam, Penyembuyian bukti kejahatan dan ekstrimisme.
    • Terpapar Panas dari Luar. Jika terjadi kebakaran di area luar seperti adanya pembakaran sampah, kebakaran hutan ataupun kebakaran dari gedung terdekat bisa menyebabkan suatu bangunan terbakar akibat paparan panasnya (hanya pada kondisi tertentu).
    • Rokok yang tidak dibuang pada tempatnya dapat menyebabkan kebakaran dan biasanya puntung rokok ini tidak terdeteksi hingga kebakaran muncul. Rokok bisa menyebabkan kerusakan yang masif jika terjadi di tempat penyimpanan bahan bakar cair maupun di lokasi atmosfir gas mudah terbakar. Hal yang umum dilakukan untuk mencegah rokok menjadi penyebab kebakaran adalah membuat suatu peraturan yang mengelola area merokok sehingga bisa mencegah rokok dibuang di tempat yang berbahaya.
    • Petir. Selalu ada potensi petir menjadi sumber panas untuk memulai kebakaran terutama untuk area penyimpanan bahan bakar yang mempunyai suhu flash point rendah. Sambaran petir di bangunan dapat menyebabkan lonjakan listrik dan kerusakan lokal pada kabel listrik 
    Secara umum jika kita simpulkan dari kedua postingan mengenai sumber panas, maka proses terjadinya api atau kebakaran membutuhkan sumber panas untuk memulai reaksi kimia. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan inspeksi untuk mengidentifikasi sumber panas di area dimana kita bekerja maupun di area tempat tinggal kita. Setelah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya mengidentifikasi bahan bakar yang ada maupun yang akan ada di area tersebut.

    Setelah kita melakukan identifikasi kedua hal tersebut, maka kita bisa melakukan pengkajian apakah harus dilakukan pemindahan lokasi bahan bakar atau pemisahan sumber panas.

    Housekeeping sangat penting dilakukan untuk memastikan lokasi tetap teratur dan aman. Buruk dalam housekeeping dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran. 

    Referensi:
    • DeHaan, John D. 2007. Kirks's Fire Investigation sixth edition. Pearson Prentice Hall
    • Schroll, R. Craig. 2002. Industrial Fire Protection Handbook second edition. CRC Press
    • Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA
    • Lees, Frank. 2012. Lees' Loss Prevention in the Process Industries: Hazard Identification, Assessment and Control (3 Volumes), 4th Edition. Butterworth-Heinemann
    • FM Global.2015. Ignitioin Sources : Recognizing the Causes of Fire - P8610
    • FM Global Data Sheet, Cause and Effect of Fire and Explosion 7-0. April 2013