Browsing "Older Posts"

Browsing Category "WaterSuppression"
  • NFPA 3 & NFPA 25

    By Kusnu → Friday, June 29, 2018

    Dengan munculnya NFPA 3, Commissioning of Fire Protection dan Life Safety Systems, dari recommended practice hingga standar, ada pembahasan baru tentang perlunya sistem proteksi kebakaran di recommission, khususnya sistem sprinkler.

    Ada asumsi bahwa, sejak NFPA 25, Inspeksi, Pengujian, dan Pemeliharaan Sistem Perlindungan Kebakaran Berbasis Air (since NFPA 25, Inspection, Testing, and Maintenance of Water-Based Fire Protection System), memerlukan inspeksi tahunan dari sistem sprinkler, maka recommissioning ulang sistem tidak diperlukan. Meskipun hal ini tampaknya benar - bahwa mendapatkan "tag hijau" atau melewati pemeriksaan NFPA 25 akan memberikan beberapa tingkat jaminan bahwa sistem tersebut dalam keadaan baik - tapi itu tidak sama dengan recommissioning ulang sistem.

    Untuk memahami perbedaan kegiatan recommissioning dari NFPA 25, Anda perlu melihat ruang lingkup kegiatannya. Fokus NFPA 25 adalah untuk inspeksi untuk mempertimbangkan kondisi operasi sistem, termasuk peninjauan semua komponen dan subsistem yang mendukung sistem sprinkler untuk memastikan mereka dalam keadaan baik. Ini termasuk memeriksa fisik alat untuk memastikan tidak karat, korosi, kerusaka cat lainnya. Hal ini juga membutuhkan peninjauan status sistem untuk memastikan sprinkler valve berada pada posisi yang sesuai dan di lakukan exercise sejumlah yang diperlukan untuk memastikan bahwa valve akan bekerja jika terjadi kebakaran.

    Ruang lingkup inspeksi ini tidak termasuk peninjauan desain sistem asli untuk memastikan bahwa masih sesuai untuk tipe bahaya yang ada — orang yang melakukan pemeriksaan sesuai NFPA 25 tidak untuk mengkonfirmasi konsep desain seperti jarak spasi sprinkler atau klasifikasi bahaya , atau untuk memeriksa bahwa sprinkler k-factor yang tepat telah dipilih berdasarkan pada desain yang diperlukan sistem. Semua item ini termasuk dalam “evaluasi sistem,” yang berada di luar lingkup pemeriksaan NFPA 25. NFPA 25 memang mengharuskan pemilik bangunan atau perwakilan yang ditunjuk (umumnya manajer fasilitas atau properti) untuk memastikan bahwa perubahan yang terjadi dalam bangunan tidak menciptakan situasi di mana sistem yang ada tidak lagi efektif dalam melindungi bahaya baru akibat perubahan yang terjadi saat ini.

    NFPA 25 tidak menyediakan pemilik owner arahan secara eksplisit tentang bagaimana mereka untuk melaksanakan persyaratan ini. Pemilik bangunan yang berpengalaman dalam manajemen perubahan (management of change) mungkin memiliki proses dan prosedur yang akan mentrigger tinjauan compliance dan keselamatan ketika perubahan tertentu dilakukan pada bangunan mereka. Pemilik bangunan yang “lain” membuat perubahan operasional yang diperlukan, seperti membangun kembali bangunan atau menambahkan penyimpanan rak baru di gudang, tanpa memahami dampak potensial yang dapat terjadi pada hubungan antara sistem proteksi kebakaran mereka dan barang-barang yang terdapat dalam bangunan.
    NFPA 3 disusun untuk membantu pemilik bangunan dengan menyediakan kerangka kerja untuk memastikan bahwa mereka tidak membawa kewajiban yang tidak perlu berdasarkan buruknya manajemen perubahan. NFPA 3 mencakup topik recommissioning sebagai mekanisme untuk melakukan evaluasi desain dengan hasil berupa proteksi tanggung gugat pemilik bangunan terhadap keselamatan bangunannya. Recommissioning akan mencakup tinjauan desain asli, peninjauan perubahan yang dibuat untuk bangunan dan operasi bangunan, dan survei bangunan, semua kegiatan yang akan dipertimbangkan di luar lingkup NFPA 25.

    Meskipun ada argumen yang menganggap bahwa kedua standar (NFPA 3 & 25) ini seperti bersaing satu sama lain dan tumpang tindih dalam ruang lingkup mereka, faktanya kedua dokumen ini saling melengkapi. Setiap standar menguraikan secara detail dan dalam kegiatan yang akan dilakukan yang kemudian mendorong biaya yang berbeda dari aktivitas yang diperlukan untuk pelaksanaannya. Banyak pemilik berasumsi bahwa, ketika inspeksi dilakukan, mereka juga akan mendapatkan konfirmasi dan jaminan bahwa desainnya masih memadai — tetapi anggapan itu tidak benar. Untuk gambaran yang lebih akurat dan lebih lengkap, pemilik harus mempertimbangkan penugasan berkala sesuai dengan NFPA 3 untuk melengkapi program inspeksi mereka saat ini.

  • Pentingnya Peran Pompa Pemadam Kebakaran

    By Kusnu → Monday, February 12, 2018
    pompa kebakaran

    Ketika terjadi kebakaran maka peran suatu sistem proteksi kebakaran sangatlah vital. Hampir sebagian besar sistem proteksi yang terpasang berbasis air seperti sistem sprinkler otomatis. Semua sistem berbasis air ini harus didukung oleh suplai air yang sesuai agar sistem proteksi kebakaran tersebut dapat memadamkan ataupun mengendalikan api saat terjadi kebakaran, sehingga ketika suplai air tidak bisa mendukung, maka hasilnya akan bisa menjadi bencana besar. Pada umumnya, suplai air ini di suplai oleh pompa pemadam kebakaran (fire pump) yang berfungsi untuk memastikan aliran air dan tekanan sesuai dengan desain sistem proteksi kebakaran. 

    Jika melihat singkat penjelasan di atas, maka kita akan sadar bahwa pompa pemadam kebakaran merupakan jantung dari sistem proteksi kebakaran, berhasil atau tidaknya sistem proteksi kebakaran dalam memadamkan api sangat tergantung dari pompa kebakaran ini. Sesuai dengan fungsinya yang menyediakan aliran air dan tekanan untuk memungkinkan sistem proteksi kebakaran berbasis air untuk memadamkan api dan mempertahankan fasilitas terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran. Tanpa adanya suplai air yang cukup, maka sistem proteksi kebakaran tidak mampu memadamkan api dan meletakkan fasilitas atau bangunan anda dalam resiko akibat kerusakan fisik, potensi kematian orang yang berada di fasilitas tersebut dan potensi gangguan operasional bisnis.

    Inspeksi yang dilakukan secara regular, pengetesan pompa mingguan dan perawatan sistem pompa yang sesuai standar merupakan hal yang penting untuk memastikan sistem proteksi dalam keadaan siap dan andal. Sistem pemadam kebakaran apapun yang anda miliki seperti sistem sprinkler otomatis, sistem busa atau foam, water spray sistem atau sistem pemadaman berbasis air lainnya, dengan tidak aktifnya pompa pemadam kebakaran untuk mensuplai air, maka fasilitas anda dalam kondisi beresiko.

    Meskipun sistem proteksi kebakaran didesain dengan sangat cermat, pengalaman menunjukkan bahwa dengan kurangnya inspeksi, pengetesan, perawatan dan pelatihan respon kondisi darurat akan mengakibatkan tidak beroperasinya atau terlambatnya pengoperasian pompa pemadam kebakaran disaat sangat dibutuhkan dalam kondisi kebakaran.

    Dengan perannya sebagai andalan utama untuk mensuplai air yang dibutuhkan terhadap sistem proteksi kebakaran berbasis air, maka pompa pemadam kebakaran harus dapat diandalkan. Jika pompa pemadam kebakaran ini tidak beroperasi dengan benar, maka akan menjadi titik terlemah dalam sistem terpadu proteksi kebakaran di area anda dan dapat mengakibatkan bahaya kebakaran di area anda menjadi tidak dapat dikendalikan dan hasilnya dapat mengakibatkan kerugian yang besar.

    IKLAN




    Pompa pemadam kebakaran merupakan sistem mekanikal yang bergantung pada desain yang tepat, instalasi yang sesuai standar dan perawatan yang rutin agar bisa mendapatkan kinerja yang maksimal dari pompa pemadam kebakaran. Suatu unit pompa terdiri dari pompa, penggerak pompa dan panel pengontrol pompa. Pada umumnya, pemicu aktifnya pompa pemadam kebakaran adalah turunnya tekanan air ketika sistem sprinkler otomatis bekerja. Turunnya tekanan air ini mengaktifkan pressure switch yang akan mengirim sinyal ke panel pengontrol pompa untuk mengaktifkan pompa. Dalam beberapa contoh desain lainnya seperti sistem foam water sprinkler yang menggunakan head sprinkler tipe terbuka atau open, maka sinyal aktifnya pompa pemadam kebakaran berasal dari aktifnya sistem deteksi kebakaran seperti sistem deteksi panas.

    Komponen komponen dari unit pompa pemadam kebakaran telah didesain khusus untuk diaplikasikan pada sistem proteksi kebakaran. Biasanya sertifikasi dari beberapa badan sertifikasi seperti UL atau FM Approved menunjukkan bahwa pompa pemadam kebakaran tersebut telah melewati serangkaian protokol pengetesan untuk memastikan kinerja pompa pemadam kebakaran tersebut.

    Dalam setiap pemasangan sistem pompa pemadam kebakaran harus mengikuti panduan standar yang berlaku atau standar internasional yang diikuti oleh fasilitas anda. Dengan mengikuti standar tersebut maka pompa pemadam kebakaran dapat berkerja di kondisi yang diperlukan tanpa dipengaruhi oleh kondisi disekitarnya. Pompa Diesel, pada umumnya harus seluruhnya independen dari semua fungsi di area atau fasilitas anda, dengan sistem baterai, maka keandalan pompa pemadam kebakaran tidak tergantung dari kondisi di luar. 

    Untuk pompa listrik, keandalan dari pompa pemadam kebakaran ini datang dari sumber listrik yang didedikasikan untuk pompa itu sendiri dan tidak terhubung dengan sistem kelistrikan dari operasional fasilitas atau area di sekitarnya, sehingga ketika terjadi gangguan di sistem kelistrikan di salah satu area tidak mempengaruhi sumber listrik untuk pompa listrik.

    Untuk dikatakan sebagai pompa pemadam kebakaran yang dapat diandalkan dan beroperasi dalam kondisi yang sesuai desain, maka fasilitas anda harus mempunyai sistem untuk dilakukannya inspeksi secara regular, pengetesan mingguan, pengetesan kinerja pompa tahunan dan perawatan rutin terhadap semua komponen pompa pemadam kebakaran. Supaya keandalan sistem ini tercapai, maka petugas khusus harus ditunjuk untuk melaksanakan aktifitas tersebut.

    Sebagai tambahan, salah satu anggota dari tim respon darurat harus ditugaskan untuk merespon segala kejadian kebakaran untuk memastikan pompa pemadam kebakaran aktif, berfungsi secara normal dan juga untuk memastikan pompa pemadam kebakaran tidak dimatikan hingga kebakaran berhasil dipadamkan atau dapat dikendalikan.

    Kerugian terkait pompa pemadam kebakaran

    Berdasarkan informasi dari FM Global, dalam rentang 10 tahun terakhir menunjukkan 23 kerugian dimana salah satu faktor kerugiannya diakibatkan oleh tidak berfungsinya pompa pemadam kebakaran baik tidak berfungsi secara total maupun penurunan fungsi. Total kerugian yang tercatat sebesar 102 juta Dollar. Kerugian terbesar adalah sebesar 23 juta Dollar yang diakibatkan oleh matinya panel pengontrol pompa. Tiga kerugian lainnya (4 juta Dollar, 3.8 juta Dollar, 300 ribu Dollar) diakibatkan oleh penyetelan pressure switch yang tidak benar dan kasus lainnya diakibatkan oleh rusaknya shaft pompa. Semua kerugian tersebut bisa dihindari atau dimitigasi dengan program inspeksi regular, pengetesan mingguan dan perawatan rutin.


    garfik pompa kebakaran


    Jika dilihat dari grafik diatas, salah satu faktor kerugian yang diakibatkan pompa adalah terjadi pada pompa yang tidak diset otomatis sehingga terjadi keterlambatan pengoperasian pompa pemadam kebakaran. Hal ini jelas menunjukkan bahwa aktivasi pompa secara otomatis sangat penting karena pompa pemadam kebakaran akan aktif tanpa adanya penundaan

    Lalu bagaimana jika ada rencana untuk dilakukan oleh pihak kontraktor untuk melakukan aktivitas inspeksi, pengetesan pompa pemadam kebakaran dan perawatan rutin?

    Tidak masalah jika ingin di lakukan oleh pihak luar, tetapi harus dipastikan bahwa kontraktor tersebut memahami fasilitas di area anda dan memahami pentingnya pompa pemadam kebakaran terhadap semua sistem proteksi kebakaran yang terhubung dengan pompa. Biasanya ruang lingkup yang dikerjakan mencakup juga pengetesan sistem proteksi yang lain, seperti pengetesan local alarm (water gong) di sistem sprinkler otomatis. Terkait dengan pengetesan sistem sprinkler, maka satu orang harus disiapkan di ruang pompa jika pada saat pengetesan sistem sprinkler mengharuskan untuk mematikan pompa. Orang tersebut harus bersiap untuk mengaktifkan pompa jika terjadi kebakaran dan ketika semua aktifitas inspeksi ataupun pengetesan selesai dilakukan, maka pompa harus di set kembali ke kondisi otomatis

    Kaitannya tim respon darurat dengan pompa pemadam kebakaran?

    Terkait dengan tim respon darurat, maka dalam struktur tim tesebut harus ditugaskan orang khusus untuk memastikan semua sistem proteksi kebakaran bekerja di waktu krusial kebakaran yaitu di 15 – 20 menit awal kebakaran. Orang yang ditugaskan khusus harus ada di setiap shift jika area tersebut bekerja 24 jam.

    Bagaimana jika pipa bawah tanah saya sudah tua? Dan saya coba menghindari memasukkan tekanan tinggi dalam pipa tersebut

    Coba kita bertanya pada manajemen atau setidaknya pada diri sendiri, apakah lebih baik pecah saat dilakukan pengetesan atau pecah saat kondisi kebakaran sebenarnya. Dalam situasi pengetesan, akan ada kondisi dimana tekanan dalam pipa akan tinggi ketika kita melakukan pengetesan pompa dengan sedikit air yang keluar atau mendekati churn pressure. Jika terdapat pipa yang tidak dapat menahan tekanan, maka anda harus sudah mulai membuat anggaran untuk mengganti pipa tersebut secara bertahap. 

    Terkait dengan tekanan, terkadang ada fasilitas yang menset tekanan aktivasi pompa pemadam kebakaran dengan sangat rendah, sehingga ketika berjalannya waktu hingga turunnya tekanan dapat mengaktifkan pompa, kebakaran sudah menjadi besar. Di sisi lain, bahaya yang akan dihadapi ketika menggunakan pengaturan aktivasi tekanan yang rendah adalah water hammer yang akan menimbulkan tekanan yang tinggi pada pipa.

    Bingung memilih pompa diesel atau pompa listrik?

    Beberapa pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pompa diesel lebih sedikit dapat diandalkan dibandingkan dengan pompa listrik karena pompa diesel benar benar berdiri sendiri tanpa tergantung dengan kondisi yang terjadi di luar.

    IKLAN



    Apa yang bisa anda lakukan untuk fasilitas anda?

    Jangka Pendek
    • Pastikan anda mengerti fungsi dari pompa pemadam kebakaran anda
    • Pastikan pekerja di fasilitas anda paham terhadap aktivasi pompa pemadam kebakaran dan peran mereka ketika terjadi kondisi darurat kebakaran
    • Mulai melakukan inspeksi, pengetesan rutin dan perawatan rutin untuk pompa pemadam kebakaran 

    Jangka panjang
    • Pastikan tim tanggap darurat anda mengerti cara kerja pompa dan melakukan respon yang tepat terhadap pompa ketika terjadi kebakaran
    • Memformalkan program inspeksi internal, pengetesan dan perawatan rutin tanpa melibatkan pihak luar.
    • Membuat program impairment (pelemahan sistem) sehingga ketika terjadi kebakaran di saat pompa pemadam kebakaran akan tidak berdampak besar karena sudah ditangani dengan benar
    • Melakukan review terhadap hasil pengetesan kinerja pompa tiap tahun untuk memastikan tekanan dana aliran pompa pemadam kebakaran tidak menurun dan masih sesuai dengan kurva pompa.

    Sekian sedikit tulisan saya mengenai pompa pemadam kebakaran, semoga dapat digunakan untuk memahami betapa pentingnya peran pompa pemadam kebakaran terhadap fasilitas anda dan mulai melakukan instalasi sesuai dengan standar yang berlaku.

  • Mengenal sistem sprinkler otomatis - The automatic sprinkler

    By Kusnu → Friday, December 22, 2017
    sistem otomatis sprinkler

    Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar sistem sprinkler otomatis, tapi apakah kita tahu sistem sprinkler otomatis itu seperti apa? Bagaimana sistem tersebut bekerja melawan api? Dimana seharusnya sistem tersebut dipasang?. Ketika kita mengetahui konsep sistem sprinkler otomatis dan bagaimana sistem ini bekerja maka akan besar kemungkinan anda dapat mencegah kerugian yang besar akibat insiden kebakaran.

    Saat ini memang sudah banyak teknologi untuk memadamkan api, tetapi sistem sprinkler otomatis masih sebagai sistem yang efisiensi dalam melawan api. Sistem ini juga garis depan dalam bertahan melawan api. Meskipun begitu, masih banyak yang gagal paham betapa pentingnya sistem sprinkler otomatis. Alasan untuk tidak memasang sistem sprinkler otomatis bervariasi dan berikut ini yang menjadi alasan yang sering digunakan:
    • Kebakaran tidak mungkin terjadi di sini
    • Dekat dengan lokasi tim Pemadam Kebakaran
    • Biaya untuk pemasangan sistem yang tinggi
    • Asuransi akan mengganti kerugian jika terjadi kebakaran
    Dalam setiap alasan di atas seperti berjudi bahwa kerugian akibat kebakaran tidak mungkin sampai menghancurkan, andaikata terjadi tidak akan mengganggu proses bisnis. Pada kenyataannya, dengan memilih untuk tidak memasang sistem sprinkler otomatis di lokasi yang sebenarnya membutuhkan sistem sprinkler otomatis menciptakan potensi untuk terjadinya bencana. Hal yang harus dipertimbangkan adalah objektif dari pemasangan sistem tersebut, dengan adanya sistem sprinkler otomatis dapat mengurangi konsekuensi dari dampak kebakaran. Dampak kebakaran dapat berupa dengan cideranya pekerja atau karyawan, rusaknya properti, hingga terganggunya keberlangsungan operasional maupun bisnis.

    Pada umumnya api berawal dari ukuran api yang kecil dan dapat tidak terlihat dalam jangka waktu tertentu. Ketika api sudah cukup besar untuk dapat dilihat, maka waktu untuk mencapai besar dapat diukur dalam hitungan detik, sehingga sistem sprinkler otomatis dibutuhkan untuk mengendalikan dan memadamkan api sebelum membesar dan tidak bisa di kendalikan. Pada saat sistem sprinkler bekerja, air keluar dari kepala sprinkler (sprinkler head) dan alarm aktif. Sprinkler sistem akan memusatkan air pada area yang terjadi kebakaran tanpa terpengaruh oleh panas, asap, gas beracun yang biasanya akan berpengaruh pada tim pemadam kebakaran saat memadamkan api secara manual. 

    Jika sistem sprinkler didukung oleh suplai air yang cukup kuat, maka biasanya hanya sprinkler yang berada di atas lokasi kebakaran dan lokasi didekatnya saja yang aktif. Dengan beroperasinya sprinkler di saat awal perkembangan api, maka sistem sprinkler akan menggunakan air lebih sedikit dan lebih efektif dibandingkan dengan air yang dikeluarkan oleh Hose saat tim pemadam kebakaran memadamkan api. Bangunan yang tidak memiliki sistem sprinkler otomatis, ketika terjadi kebakaran maka kebakaran kemungkinan besar tidak dapat dikendalikan. Ketika tim pemadam kebakaran datang, maka panas, asap dan api sudah sangat besar dan bisa diluar jangkauan dari kemampuan tim pemadam kebakaran itu sendiri. Statistik menunjukkan bahwa bangunan yang tidak memiliki sistem sprinkler otomatis akan mengalami kerusakan yang lebih parah dan membutuhkan biaya yang besar untuk kembali beroperasi kembali. 


    JADI…. APA ITU SISTEM SPRINKLER OTOMATIS?

    Sprinkler otomatis terpasang secara berselang selang di instalasi jaringan pipa sprinkler yang luas dan sistem jaringan pipa ini yang akan menyalurkan air ke semua kepala sprinkler. Kepala sprinkler akan mengeluarkan air sesaat setelah elemen sensitif panasnya terpanasi hingga mencapai suhu operasionalnya untuk aktif.

    Sprinkler dapat dipasang dalam 3 posisi yaitu menghadap ke atas (upright), menghadap ke bawah (pendent) atau di sisi samping dinding (sidewall). Untuk tipe kepala sprinkler sidewall, tergantung pada tipenya dapat dipasang secara vertikal maupun horisontal. 

    Kepala sprinkler mempunyai 3 komponen utama yaitu orifice, deflektor dan elemen sensitif panas.




    Orifice
    Orifice adalah lubang di kepala sprinkler tempat untuk air keluar. Ukuran lubang bervariasi tergantung pada tipe kepala sprinkler tersebut. Orifice menentukan koefisien debit (discharge coefficient) dari sprinkler. Suatu sprinkler dapat memiliki koefisien debit 2.8 (40), 5.6 (80), 8.0 (115), 11.2 (160), 14.0 (200), 16.8 (235), 22.4 (315) dan 25.2 (360) gal./min./psi1/2 (L/min./bar1/2). 

    Debit air (Q) dari kepala sprinkler didapatkan dari hasil perkalian koefisien debit (K) dengan akar pangkat dua dari tekanan air (P) di kepala sprinkler.
     Q=K ×√P

    Deflektor
    Dengan instalasi standard, maka air yang akan keluar dari kepala sprinkler akan membentur deflektor untuk membentuk pola pancaran sprinkler yang seragam berbentuk payung. Desain dari deflektor ini yang akan menentukan bentuk dan karakteristik pola pancaran air dari kepala sprinkler.

    Elemen Sensitif Panas
    Yang menjadi trigger untuk pengoperasian sprinkler adalah elemen sensitif panas yang ada di kepala sprinkler. Elemen sensitif panas ini mempunyai dua tipe yaitu, elemen fusible (atau elemen solder) dan bohlam kaca (glass bulb). 

    Ketika elemen fusible ini mencapai suhu desain operasional, maka elemen ini akan meleleh dan membuka jalur air bertekanan untuk keluar melalui orifice yang kemudian air ini akan menabrak deflektornya dan berpencar ke bawah dalam bentuk pola pancaran seperti payung dan mengarah ke lokasi kebakaran tepat di bawahnya. 

    Tipe elemen bohlam kaca (glass bulb) terdiri dari bohlam kaca yang berisi cairan. Cairan ini mulai mengembang sehingga tekanan di dalam bohlam kaca meningkat akibat dari pengaruh panas dari luar, tekanan ini akan terus naik hingga bohlam kaca ini pecah yang kemudian membukan jalur air terbuka.


    DIMANA SISTEM SPRINKLER OTOMATIS DIBUTUHKAN?

    Sistem ini dibutuhkan di manapun ketika terdapat material kontruksi yang dapat terbakar ataupun area yang menyimpan material yang dapat terbakar. Dibutuhkan di manapun ketika bahan bakar dapat tersulut dan menyebabkan api menyebar luas atau di manapun yang dapat mengakibatkan kerusakan oleh kebakaran ataupun produk dari kebakaran tersebut.


    LALU BAGAIMANA SISTEM SPRINKLER OTOMATIS INI MELAWAN KEBAKARAN?

    Respon Alarm
    Alarm akan berbunyi ketika air keluar dari salah satu atau lebih kepala sprinkler. Secara lokal, alarm gong yang berada di katup sprinkler akan berbunyi yang menandakan bahwa ada aliran air dan memberitahukan kepada semua orang yang berada di area sekitar tersebut bahwa sistem sprinkler aktif.

    Tergantung dari sistem yang diimplementasikan, alarm juga akan berbunyi di ruang kendali (control room) yang ada di lokasi yang sama maupun di ruang kendali yang berada di kantor pusat di luar area. Setelah alarm berbunyi maka setiap orang yang berada di area sekitar maupun di ruang kendali menghubungi tim respon kebakaran untuk datang ke lokasi.

    Respon Sprinkler
    Sistem sprinkler otomatis akan merespon kebakaran dalam dua mode yaitu mengendalikan (control-mode) dan memadamkan api (suppression-mode). Control-mode sprinkler mengendalikan kebakaran. 

    Air yang keluar dari control-mode sprinkler akan membasahi permukaan yang terbakar untuk membatasi tingkat kerusakan, tapi yang lebih penting adalah air membasahi permukaan yang belum terbakar di luar area yang terbakar, hal ini akan mengurangi intensitas api dan mencegah penyebaran api menjadi lebih luas. Kepala sprinkler yang aktif juga mendinginkan area didekat atap ataupun plafon yang akan mencegah kerusakan struktur dan juga mencegah aktifnya kepala sprinkler yang letaknya jauh dari lokasi kebakaran awal.

    Untuk suppression mode sprinkler, konsep kerjanya adalah merespon api dengan cepat dan mengaplikasikan air dengan debit dan droplet air yang besar langsung ke arah plume kebakaran sehingga efektif menghentikan api sebelum menjadi besar. Sebagai hasil dari respon yang cepat dan terbatasnya perkembangan api adalah jumlah kepala sprinkler yang aktif menjadi sedikit sehingga penggunaan air bisa dikurangi, ini termasuk juga berkurangnya intensitas api dan asap. Suppression mode sprinkler biasa digunakan untuk proteksi gudang yang terdapat tumpukan rak tinggi untuk penyimpanan material. 

    TIPE TIPE SISTEM SPRINKLER OTOMATIS

    Dalam suatu gedung atau area, biasanya akan terdiri dari satu atau lebih tipe sistem sprinkler berikut ini

    Wet Pipe
    Sistem ini paling umum digunakan. Semua pipa sistem sprinkler ini berisi air yang bertekanan dalam keadaan normalnya. Ketika satu atau lebih kepala sprinkler aktif atau beroperasi, maka air akan keluar dari kepala sprinkler yang terbuka dan terus mengalirkan air sampai control valve ditutup setelah api berhasil dipadamkan.

    Dry Pipe
    Sistem ini biasanya digunakan di area yang mempunyai potensi air membeku di pipa. Di sistem ini, pipa akan berisi udara atau nitrogen bertekanan dengan tekanan yang cukup untuk menahan air di posisi sebelum alarm valve. Alarm valve akan ditempatkan di area atau ruangan yang mempunyai sistem penghangat. Ketika kepala sprinkler aktif dan mulai melepaskan udara di dalam pipa, maka tekanan udara di dalam pipa akan turun yang kemudian akan membuka alarm valve dan selanjutnya air akan mengalir ke pipa dan menuju ke kepala sprinkler yang aktif. Delay waktu antara waktu pecahnya kepala sprinkler dengan waktu air yang keluar dari kepala sprinkler membuat sistem ini kurang efisien dibandung sistem Wet Pipe.

    Preaction
    Sistem ini hampir sama dengan Dry Pipe dimana pipa tidak akan berisi air. Air tidak akan masuk ke pipa sampai sistem deteksi yang berada di area yang sama dengan sistem sprinkler otomatis mendeteksi asap maupun panas yang kemudian mengaktifkan alarm valve. Berbeda dengan Dry pipe dimana air akan masuk ke pipa ketika satu atau beberapa kepala sprinkler aktif atau beroperasi, di preaction air akan mulai masuk ke pipa meski belum ada kepala sprinkler yang aktif dan kondisi ini sama dengan kondisi sistem Wet Pipe. Air akan keluar dari sistem ketika salah kepala sprinkler aktif. Sehingga fungsi sistem deteksi ini memberikan alarm dini bahwa telah terjadi kebakaran sebelum sistem sprinkler beroperasi.

    Deluge
    Sistem deluge ini digunakan untuk memproteksi area yang mengharuskan pengaplikasian air ke seluruh area yang luas secara bersamaan. Sistem menggunakan sistem deteksi yang sesuai dengan tipe bahaya yang akan diproteksi. Ketika sistem deteksi mendeteksi adanya api, asap atau panas, maka sistem akan mengaktifkan deluge valve yang kemudian akan mengalirkan air ke dalam pipa menuju kepala sprinkler yang sudah terbuka orifice nya. Kepala sprinkler yang digunakan di sistem Deluge menggunakan kepala sprinkler tipe terbuka maksudnya tidak ada elemen sensitive panas yang menutup orifice. 


    PEMILIHAN RATING SUHU SPRINKLER

    Memahami rating suhu sprinkler sangat penting ketika akan memilih sistem sprinkler untuk aplikasi tertentu. Sprinkler menyediakan beragam pilihan suhu aktifasi yang bervariasi dan pemilihan yang tepat akan mencegah sprinkler aktif secara prematur. Pemilihan rating suhu sprinkler juga harus memperhitungkan suhu lingkungan sekitar lokasi pemasangan kepala sprinkler 


    Sprinkler head temperature


    MEMASTIKAN SUPLAI AIR YANG CUKUP

    Sistem sprinkler otomatis butuh air untuk beroperasi. Sistem ini membutuhkan air dengan dengan debit dan tekanan yang cukup untuk beroperasi selama durasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Sumber air yang akan masuk ke sistem sprinkler ini dapat berasal dari bermacam sumber yaitu : sistem sumber air umum, tangki hisap dan pompa air, tangki gravitasi atau kombinasi dari sumber sumber tersebut. Tambahan koneksi (Fire Dept Connection) dari truk pemadam biasanya juga disediakan, koneksi ini digunakan untuk menaikkan tekanan air di sistem ataupun menambah debit air ke sistem. 

    Tetapi jika kita gagal dalam melakukan inspeksi dan memonitor status semua valve, maka fungsi sistem sprinkler ini akan mati atau melemah. Desain standar sistem sprinkler otomatis adalah dipasangnya control valve sebelum alarm valve untuk memungkinkan dilakukan aktivitas perbaikan di sistem, tetapi jika tim perawatan lupa membuka kembali control valve yang ditutup pada saat perbaikan maka akan menimbulkan bencana. Sistem sprinkler yang terpasang akan menjadi tidak berguna ketika control valve dalam keadaan tertutup.

    Program inspeksi mingguan dan program impairment dapat mencegah tertutupnya control valve yang tidak diketahui sehingga sistem dapat dipastikan selalu dalam keadaan siap berfungsi ketika terjadi kebakaran. 


    ANATOMI SISTEM SPRINKLER

    sistem sprinkler otomatis

    Jika kita lihat sistem sprinkler otomatis secara langsung, mungkin akan terlihat kompleks dan rumit, tetapi sebenarnya sistem ini cukup sederhana. Sistem dimulai dari sumber air yang bisa berasal dari berbagai sumber. Air ini akan memasuki ke sistem pipa utama menuju ke masing area yang terdapat sistem sprinkler otomatis. 

    Sebelum masuk ke alarm valve atau ada yang bilang sebagai alarm valve, terdapat control valve atau gate valve dipasang sebelumnya yang berfungsi mengisolasi sumber air jika diperlukan perbaikan pada sistem sprinkler. Fungsi alarm valve ini adalah untuk mengalirkan air ke alarm gong (lokal alarm) agar aktif dan memberithukan orang sekitar bahwa sistem sprinkler aktif dan ada kemungkinan terjadi kebakaran (karena terkadang alarm berbunyi ketika terjadi kebocoran atau terjadi patahnya pipa sprinkler). Selain aktifnya alarm gong, sistem juga mengirim sinyal ke ruang pengedali lokal ataupun ruang pengendali pusat. 

    Setelah dari alarm valve, air akan terus masuk ke pipa utama sistem sprinkler dimana pipa utama ini akan mempunyai pipa pipa cabang untuk distribusi air ke area yang diproteksi. Di setiap pipa cabang ini akan dipasang kepala sprinkler dengan jarak tertentu antar kepala sprinkler. Sistem sprinkler juga dilengkapi dengan valve tambahan atau disebut sebagai inspector test connection yang dipasang di bagian ujung sistem atau posisi terjauh yang akan digunakan untuk memastikan sistem sprinkler dalam kondisi berfungsi atau tidak.


    Definisi definisi penting sistem sprinkler

    Control-mode: Memberikan pengendalian terhadap api dengan cara memastikan suhu langit langit dingin dan membasahi di dan sekitar bahan bakar untuk mencegah penyebaran api secara horizontal

    Cooling Tower: Didesain untuk membasahi fills areas di cooling tower tipe crossflow

    Corrosion resistant: Terdapat lapisan cat peindung karat atau di buat dari material anti karat, biasanya dipilih untuk kondisi lingkungan tertentu saja

    Dry: Dipasang di area yang memiliki potensi dingin yang bisa mengakibatkan air beku di dalam pipa

    Extended-coverage, extra hazard (ECEH): Control-mode sprinkler dengan area cakupan 4.2 x 4.2 m yang diperuntukkan sebagai proteksi area yang mempunyai potensi kebakaran dengan pelepasan panas yang tinggi (High Heat Release)

    Extended-coverage, ordinary hazard (ECOH): Control-mode sprinkler dengan area cakupan 6 x 6 m yang diperuntukkan sebagai proteksi area yang mempunyai potensi kebakaran dengan pelepasan panas yang moderate (Moderate Heat Release)

    Extended-coverage, light hazard (ECLH): Control-mode sprinkler dengan area cakupan 6 x 6 m yang diperuntukkan sebagai proteksi area yang mempunyai potensi kebakaran dengan pelepasan panas yang rendah (Low Heat Release)

    Flushed, recessed, concealed: Sprinkler yang dipasang di plafon yang menggantung (suspended ceiling) untuk mengakomidir estetika keindahan. Flushed – bagian yang terekpos hanya bagian elemen sensitive panasnya saja. Recessed – bagian orifice berada di atas plafon. Concealed – kelapa sprinkler diberi penutup yang sejajar dengan plafon, penutup akan terlepas ketika sprinkler aktif.

    Quick-Response: Elemen panas pada tipe sprinkler ini lebih sensitif terhadap panas dibandingkan dengan elemen panas tipe standar sprinkler

    Pendent: Sprinkler dipasang di bagian bawah pipa dimana deflektor berada di bawah orifice. Kelemahan pendent adalah pipa tidak dapat di kuras seluruhnya pada kondisi darurat suhu dingin dan juga sedimen dapat terkumpul di dalam bagian kepala sprinkler

    Rack storage: Kepala sprinkler yang didesain untuk proteksi rak penyimpanan. Sprinkler tipe ini mempunyai integral water shield yang berfungsi untuk melindungi elemen sensitive panas dari air yang keluar dari kepala sprinkler yang berada di atasnya. Sprinkler ini biasanya akan dipasang secara bertingkat di beberapa tiap level dari rak penyimpanan

    Resindetial: Sprinkler yang didesain untuk aplikasi life safety dan bukan untuk proteksi bangunan. Sprinkler tipe ini berfungsi untuk menahan penyebaran api selama mungkin untuk dapat memberikan waktu penghuni rumah untuk melakukan evakuasi

    Sidewall: Dipasang di dinding didekat pertemuan antara dinding dengan plafon. Disarankan untuk tipe bahaya yang rendah

    Suppression mode: Memberikan kemampuan untuk memadamkan api dengan beroperasi pada tahap awal dari perkembangan api dan mengaplikasikan dalam jumlah volume air yang signifikan ke semua area yang terbakar

    Upright: Dipasang di bagian atas dari pipa dan deflektor berada di atas orifice

    Window: Dipasang di luar bangunan untuk melindungi jendela dari paparan api dari luar. Di aktivasi secara manual atau dengan thermosensitive valve


    Sprinkler Head Type


    Semoga perkenalan dengan sistem otomatis sprinkler ini dapat memberikan gambaran umum mengenai sistem ini. Dengan mengetahui sistem sprinkler, maka kita sudah mendapatkan gambaran mengenai sistem itu sendiri dan tipe apa yang cocok untuk diaplikasikan di tempat anda.

    Referensi:
    • Schroll, R. Craig. 2002. Industrial Fire Protection Handbook second edition. CRC Press
    • Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA
    • Hague, P.E., CFPS. David R. 2008. Water Based Fire Protection System Handbook. NFPA
    • FM Global.2015. The Automatic Sprinkler - P6924.