Browsing "Older Posts"

  • Apa itu latihan kebakaran? - Fire Drill

    By Kusnu → Sunday, January 28, 2018

    Latihan membuat sempurna atau istilah inggrisnya Practice Make Perfect, begitu juga dalam menghadapi situasi kondisi darurat, dengan berlatih maka akan membuat kita lebih siap menghadapi situasi kondisi darurat dengan mengetahui apa yang harus diperbuat.

    Terkait dengan insiden kebakaran di lingkungan kerja, maka latihan kebakaran (fire drill) dan latihan evakuasi secara regular dapat menjadi suatu cara untuk memastikan pemahaman dan reaksi yang sama dari semua penghuni ketika terjadi suatu kondisi darurat kebakaran. Tujuan utama dari latihan kebakaran (fire drill) di tempat kerja adalah untuk membiasakan penghuni terhadap prosedur darurat saat terjadi kebakaran dan mengetahui semua komponen (tangga, pintu darurat, muster point dll) yang terkait dengan jalur evakuasi darurat.

    Dapat secara mudah bagi para penghuni untuk mengabaikan komponen komponen evakuasi setiap harinya pada saat mereka melakukan rutinitas harian di areanya. Penghuni akan masuk dan keluar bangunan melalui jalur yang sama setiap harinya. Jalur ataupun tangga darurat alternatif mungkin tidak familiar terhadap sebagian besar penghuni, termasuk juga para penghuni yang sudah tahunan bekerja atau tinggal di area tersebut. Jika terjadi kebakaran, kemungkinan besar penghuni akan menggunakan jalur evakuasi yang berdekatan dengan jalur mereka sehari hari. Dengan dilakukannya latihan kebakaran ini, maka para penghuni diberi kesempatan untuk mengetahui jalur alternatif yang tidak mempunyai kondisi berbahaya. Pengenalan ini dapat meningkatkan kemungkinan suksesnya evakuasi dan berkurang korban saat terjadi kondisi darurat.

    Evaluasi kondisi jalur evakuasi sebelum latihan kebakaran

    Sebelum dilakukan latihan kebakaran yang diikuti dengan proses evakuasi di tempat kerja, koordinator latihan kebakaran harus melakukan evaluasi pra latihan kebakaran terhadap jalur evakuasi dan titik berkumpul. Tujuan dilakukannya evaluasi pra latihan adalah untuk memastikan semua komponen evakuasi (tangga, pintu dll) dalam kondisi baik dan penghuni dapat menggunakannya dengan aman

    Sebagai contoh, evaluasi dapat memastikan bahwa jalur evakuasi telah mempunyai tanda yang jelas dan dapat dibaca, selain itu juga dapat memastikan bahwa jalur evakuasi tidak terdapat halangan yang dapat menghambat proses evakuasi.

    Koordinator latihan kebakaran juga harus mereview prosedur rencana evakuasi sebelum dilakukan latihan kebakaran dan mengidentifikasi pembaharuan yang diperlukan sebagai hasil dari perubahan operasional, perubahan fasilitas maupun perubahan karyawan di tempat kerja. Jika merefer ke OSHA 1910.38 (Occupational Safety and Health Administration – Emergency Action Plan), maka persyaratan suatu rencana aksi darurat (emergency action plan) minimal terdapat informasi mengenai prosedur evakuasi darurat, tipe dari evakuasi dan rute jalur evakuasi yang harus digunakan. Saat ini di beberapa perusahaan sudah memperlebar persyaratan ini dengan membuat rencana evakuasi formal dengan memasukkan gambar atau diagram jalur evakuasi dengan alternatif rute evakuasinya lengkap dengan spesifik informasi yang berkaitan dengan lokasi tempat itu berada. Contohnya, jalur evakuasi di suatu pabrik, maka informasi yang akan dimasukkan termasuk informasi mengenai jalur yang aman untuk evakuasi, area area apa saja yang harus dihindari saat proses evakuasi itu berlangsung dan khususnya untuk operator control room, terdapat juga informasi mengenai apa yang harus dilakukan sebelum melakukan evakuasi agar saat evakusi proses produksi tidak menimbulkan bahaya lainnya. Dalam merencanakan suatu latihan kebakaran, semua informasi mengenai bagaimana suatu penghuni harus bereaksi atau merespon harus dimasukkan dalam rencana latihan kebakaran untuk dilakukan evaluasi saat latihan dilakukan.

    Berikut link untuk contoh formulir evaluasi pra latihan

    Objektif Latihan Kebakaran

    Jika merefer ke NFPA Life Safety Code, objektif utama dari latihan kebakaran adalah evakuasi yang teratur. NFPA menyebutkan bahwa dalam melakukan latihan kebakaran (fire drill), penekanan pelatihan harus pada evakuasi yang teratur dan bukan pada kecepatan evakuasi.

    Pada umumnya, setiap tempat kerja atau fasilitas mempunyai persyaratan yang spesifik untuk evakuasi darurat. Secara umum, objektif latihan kebakaran berikut ini dapat digunakan untuk semua tempat kerja meski mereka mempunyai persyaratan yang berbeda beda:
    • Penghuni dapat mengenali alarm evakuasi
    • Saat menerima alarm evakuasi, penghuni akan mengambil tindakan yang tepat, termasuk mematikan proses produksi atau peralatan yang kritikal
    • Penghuni kemudian dengan segera melakukan proses evakuasi menggunakan jalur evakuasi yang telah ditetapkan dalam rencana aksi darurat
    • Penghuni akan memberikan bantuan ke tamu atau individu yang mengalami kesulitan
    • Penghuni akan melakukan tindakan penghindaran jika jalur evakuasi yang telah ditentukan dalam kondisi tidak aman
    • Penghuni akan melapor ke petugas monitor area berkumpul di lokasi area berkumpul yang telah ditentukan

    Objektif tambahan yang terkait dengan kebutuhan yang spesifik dari suatu area atau fasilitas harus dimasukkan ke daftar objektif tersebut. Supaya objektif yang telah ditetapkan tersebut dapat dicapai, maka koordinator latihan kebakaran harus membuat program pelatihan prosedur evakuasi darurat kepada semua penghuni yang akan terlibat dalam latihan kebakaran. 


    Pelaksanaan latihan kebakaran harus dapat dilakukan dengan aman dan dapat memberikan perserta latihan kebakaran dengan pengalaman pembelajaran yang diinginkan, oleh karena itu perencanaan latihan kebakaran harus direncanakan dengan benar sebelumnya. Objektif dan ekspektasi dari suatu tempat kerja ataupun fasilitas terhadap evakuasi saat terjadi kebakaran harus dipertimbangkan saat proses pembuatan perencanaan latihan kebakaran. 

    Proses perencanaan latihan setidaknya harus mencakup hal berikut ini:
    • Objektif dari latihan kebakaran
    • Frekuensi dari latihan kebakaran
    • Tipe latihan kebakaran – diumumkan vs kejutan
    • Keamanan dari latihan kebakaran dan evaluasi jalur evakuasi
    • Tugas dan tanggung jawab dari tim evakuasi darurat
    • Perhitungan jumlah penghuni
    • Tugas dan tanggung jawab tim latihan kebakaran
    • Koordinasi dengan tim pemadam kebakaran local
    • Koordinasi dengan pemilik area

    Frekuensi Latihan Kebakaran

    NFPA Life Safety Code menyatakan bahwa latihan kebakaran harus cukup sering agar penghuni di area tersebut memahami atau familiar terhadap prosedur evakuasi darurat. Dan juga dengan adanya penetapan frekuensi latihan kebakaran, maka akan terbentuk suatu program kegiatan rutin latihan kebakaran tiap tahunnya. Spesifik frekuensi latihan kebakaran di bawah ini berdasarkan NFPA Life Safety Code


    Jika tidak ada referensi mengenai berapa jumlah latihan kebakaran yang harus dilaksanakan tiap tahunnya, maka harus dilakukan evaluasi terhadap lokasi tersebut, apakah lokasi tersebut dikategorikan beresiko tinggi atau rendah. Nilai dengan proses penilaian resiko untuk menentukan jumlah frekuensi latihannya. Pada umumnya, satu atau dua latihan kebakaran tiap tahun dianggap cukup untuk memastikan penghuni familiar dengan prosedur evakuasi darurat.

    Kapan dibutuhkan jumlah latihan lebih banyak?, jumlah latihan dipertimbangkan dilakukan lebih banyak dari yang sudah direncanakan ketika terjadi perubahan baru pada prosedur evakuasi ataupun perubahan jalur evakuasi. Penambahan jumlah karyawan yang cukup signifikan juga dapat dipertimbangkan juga sebagai justifikasi untuk menambah frekuensi latihan kebakaran.

    Indikator lain yang bisa menyebabkan frekuensi latihan kebakaran ditambah yaitu respon yang buruk dari penghuni pada saat dilaksanakannya latihan kebakaran atau pada saat aktivasi alarm sesungguhnya. Latihan kebakaran ini selain digunakan sebagai sarana pelatihan, latihan ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengevaluasi pengetahuan, ketrampilan dan perilaku dari penghuni area tempat kerja, jika terdapat indikasi seorang penghuni membutuhkan pelatihan tambahan, maka frekuensi latihan akan ditambah.

    Latihan Kebakaran – diumumkan vs kejutan

    NFPA Life Safety Code menyatakan bahwa “Latihan kebakaran harus dilaksanakan pada waktu yang sudah diduga maupun pada waktu yang tidak diduga dengan kondisi yang bervariasi untuk mensimulasikan kondisi tidak normal yang dapat terjadi saat kondisi darurat sebenarnya”.

    Kebakaran selalu hadir di waktu yang tidak diduga, jika latihan kebakaran dilakukan di waktu dan cara yang sama terus menerus, maka latihan kebakaran ini akan kehilangan nilai objektifnya. Suatu ketika, terjadi kebakaran yang sesungguhnya, dan entah karena suatu masalah muncul, jalur evakuasi dan titik berkumpul yang biasa digunakan saat latihan kebakaran tidak dapat diikuti, maka hal ini akan menciptakan suatu kebingungan dan kepanikan. Latihan kebakaran harus direncanakan dengan hati-hati untuk dapat mensimulasikan kondisi kebakaran sebenarnya. Tidak hanya dilakukan diwaktu yang berbeda saja, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan jalur evakuasi yang berbeda beda yang berdasarkan dari asumsi skenario akan terjadinya penutupan jalur evakuasi oleh asap maupun api


    Tipe latihan kebakaran yang akan dilakukan baik latihan yang diumumkan maupun latihan secara kejutan tergantung dari koordinator latihan terhadap objektif yang ingin dicapai dari latihan kebakaran. Latihan kebakaran yang diumumkan memberikan kesempatan bagi penghuni untuk melakukan persiapan sebelum dilakukan latihan kebakaran. Latihan kebakaran (fire drill) yang diumumkan akan menjadi pembelajaran pelatihan evakuasi secara terstruktur dimana setiap penghuni akan melakukan tindakan yang sesuai prosedur pada saat alarm mulai berbunyi maupun pada saat perintah evakuasi dilakukan. Latihan kebakaran yang diumumkan juga memberikan kesempatan kepada proses produksi untuk shutdown (jika diperlukan) atau mempersiapkan kondisi yang aman agar latihan kebakaran dapat dilakukan dengan selamat. Latihan kebakaran yang diumumkan merupakan latihan kebakaran dengan tingkat resiko yang kecil atau yang paling tidak mengancam, tipe ini cocok untuk mengenalkan prosedur atau jalur evakuasi yang baru ataupun pengenalan prosedur yang baru direvisi kepada penghuni. Pada saat latihan kebakaran tipe ini dilakukan, orang yang ditugaskan dalam latihan kebakaran ini dapat mengarahkan penghuni ke jalur evakuasi alternatif.

    Meskipun latihan kebakaran secara kejutan itu dianggap mengganggu, tetapi latihan kebakaran tipe ini dapat memberikan indikasi yang mendekati situasi nyata mengenai apa yang akan terjadi ketika situasi kebakaran benar benar terjadi. Tanpa adanya pengumuman pelaksanaan latihan kebakaran, penghuni mungkin dapat memilih untuk tidak bereaksi ketika mendengar alarm atau menunjukkan perilaku yang berbahaya saat kondisi darurat terjadi. Untuk mensimulasikan keadaan nyata, tanda berupa visual gambar maupun tulisan dapat digunakan, contohnya tulisan berupa pintu rusak di jalur evakuasi yang membuat penghuni untuk mencari jalur evakuasi alternatif. Latihan kebakaran secara kejutan ini tetap harus dilakukan komunikasi juga dengan pemilik area tetapi cukup dengan perwakilan manajemen di area tersebut, tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan dan pertimbangan dari mereka terhadap bahaya yang mungkin terjadi pada saat latihan kebakaran kejutan diadakan di area mereka.

    Keselamatan pelaksanaan latihan kebakaran dan evaluasi jalur evakuasi

    Keselamatan penghuni saat latihan kebakaran harus menjadi prioritas utama sehingga latihan ini tidak menimbulkan cidera kepada penghuni. Seperti yang sudah dibahas di atas, salah satunya adalah inspeksi pra latihan kebakaran yang dilakukan dan dikoordinasi oleh koordinator latihan kebakaran. Tujuan aktivitas inspeksi adalah untuk mengidentifikasi bahaya yang ada di jalur evakuasi dan dapat menciderai penghuni saat melakukan evakuasi. Selain identifikasi jalur evakuasi, untuk area produksi seperti di pabrik yang memiliki resiko tinggi, identifikasi juga harus dilakukan agar aktivitas latihan ini tidak menciptakan bahaya baru akibat dari tidak adanya orang yang memonitor parameter kritikal dari suatu proses produksi. Setelah ditemukan potensi bahaya tersebut maka dilakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut, pengedalian bahaya ini harus terlebih dulu dilakukan sebelum latihan kebakaran dilakukan. Menjadi tanggung jawab koordinator latihan kebakaran untuk memastikan pengendalian tersebut selesai dilakukan dan efektif terhadap potensi bahaya yang telah diidentifikasi sebelumnya.

    Pelatihan juga harus dilakukan sebelum dilakukan latihan kebakaran dan evakuasi, di pelatihan ini juga merupakan waktu yang tepat untuk memaparkan kondisi kondisi bahaya apa saja yang ada dan bagaimana mengendalikan pada saat latihan dilakukan. Latihan kebakaran secara bertahap dan teratur mengikuti prosedur harus ditekankan dalam pelatihan kebakaran ini dibandingkan kepada kecepatan evakuasi. Sebagai contoh, pada saat latihan kebakaran dan harus melalui tangga darurat, pemberitahuan kepada penghuni untuk melakukan dengan pergerakan yang aman harus dilakukan untuk mencegah terjadinya cidera akibat terpleset atau terjatuh saat menuruni tangga dengan terburu buru. Secara garis besar, yang ingin dilihat dalam latihan kebakaran ini adalah konsep pemahaman penghuni terhadap prosedur evakuasi yang telah di ajarkan kepada para penghuni, apakah mereka mengikuti secara teratur, apakah ada prosedur yang tidak tepat ataupun mengidentifikasi perilaku penghuni yang berbahaya.

    Tekait dengan keamanan terhadap barang berharga penghuni yang melakukan latihan kebakaran dan evakuasi, maka koordinasi harus dilakukan dengan pihak pengamanan untuk memastikan tidak ada pihak pihak yang mengambil keuntungan dari latihan kebakaran ini.

    Perhitungan jumlah penghuni

    Sebagai pemilik suatu fasilitas, maka dituntut untuk bisa menghitung jumlah penghuni di area tersebut saat dilakukan latihan kebakaran dan evakuasi darurat. Sistem perhitungan jumlah penghuni harus dibuat untuk mengidentifikasi kehadiran penghuni dan lokasi mereka setelah evakuasi dilakukan. Latihan kebakaran ini akan melihat apakah sistem yang telah dibuat berfungsi secara sempurna atau parsial sehingga bisa disempurnakan. Selain itu, perhitungan ini bisa menunjukkan persentase keikut sertaan penghuni dalam mengikuti latihan ini dan berapa yang tidak mengikuti pelatihan, sehingga bisa identifikasi apakah perlu dilakukan latihan tambahan atau tidak. 

    Metode yang biasa digunakan untuk menghitung jumlah orang adalah menggunakan tempat berkumpul yang telah ditetapkan dan menghitung satu persatu penghuni ketika mereka mencapai area berkumpul tersebut. Metode ini bekerja dengan baik untuk fasiltas dengan satu tenant. Metode ini juga dapat berfungsi dengan baik terhadap fasilitas yang memiliki ribuan pekerja jika proses perhitungan ini dikelola dengan baik. Untuk area yang memiliki banyak tenant seperti di gedung perkantoran, maka tiap tenant berkewajiban untuk menghitung masing masing penghuninya. 

    Tugas dan tanggung jawab staf latihan kebakaran

    Mengacu ke Life Safety Code “Tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan latihan kebakaran harus ditugaskan kepada orang yang kompeten untuk memimpin pelatihan”. Life safety code tidak menspesifikasikan secara pasti peran, tanggung jawab dan kualifikasi dari orang yang ditugaskan untuk mengkoordinasi dan membantu pelakasanaan latihan kebakaran dan evakuasi.

    Posisi dibawah ini menjelaskan fungsi dari peran masing masing staf latihan kebakaran dan evakuasi yang dapat diimplementasikan hampir di semua tipe fasilitas. 

    Catatan : nama posisi mungkin akan berbeda di tiap fasilitas atu perusahaan

    Koordinator latihan : Merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi latihan kebakaran. Posisi ini bisa ditugaskan ke Fire Safety Manager atau EHS Manager. Pada fasilitas yang kecil, koordinator latihan ini bisa ditugaskan ke Facility Manager.

    Floor/area warden : Tugas individu untuk menggkoordinasi evakuasi darurat di suatu bagian area tertentu atau lantai tertentu dan memastikan semua penghuni telah melakukan evakuasi. Floor warden juga bertugas memastikan semua area di bawah tanggung jawabnya telah kosong termasuk memastikan area toilet sudah tidak ada orang.

    Pemantau Tangga darurat : Tugas individu untuk memantau penggunaan tangga darurat pada lantai tertentu sewaktu evakuasi darurat

    Pemantau lift : Tugas individu untuk memantau lobi lift sewaktu evakuasi darurat kebakaran. Pemantau lift akan memastikan tidak ada penghuni yang menggunakan lift pada saat kondisi darurat dan mengarahkan penghuni ke jalur evakuasi lainnya atau ke arah tangga darurat

    Buddy atau tim support orang yang memiliki keterbatasan : Penghuni yang ditugaskan untuk membantu penghuni yang memiliki keterbatasan pada saat evakuasi darurat

    Pemantau titik kumpul : Penghuni yang ditugaskan untuk memantau titik kumpul dan mencatat penghuni yang tiba di titik kumpul

    Komunikator : Staf yang bertanggung jawab untuk komunikasi antar titik kumpul dan pusat komando

    Pemantau latihan : Tugas individu untuk memantau reaksi dan aksi penghuni saat latihan kebakaran dan melaporkan temuannya ke koordinator latihan pada saat akhir latihan.

    Koordinasi dengan tim pemadam kebakaran Lokal

    Pada umumnya, semua rencana pelatihan kebakaran harus selalu dikoordinasikan dengan tim pemadam kebakaran lokal yang ada di area anda. Tim pemadam kebakaran bisa diminta masukannya dalam perencanaan latihan ini karena mereka lebih ahli dalam proses evakuasi, sehingga masukan dari mereka dapat membuat perencanaan latihan kebakaran lebih bagus dan objektif yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam latihan kebakaran ini.

    Saya mempunyai pengalaman yang terkait dengan koordinasi di tim pemadam, kebetulan di area kami mempunyai tim pemadam sendiri. Pada saat itu ada area yang melakukan latihan kebakaran dengan tidak melibatkan tim pemadam, mereka memutuskan untuk menggunakan api yang sebenarnya di area pantry. Saat latihan dimulai, api pun dinyalakan tetapi mereka lupa siapa yang akan memonitor api tersebut, sehingga hampir saja terjadi kebakaran yang sebenarnya, tetapi beruntung api bisa dikendalikan oleh tim pemadam kebakaran. Pelajaran dari insiden ini adalah pentingnya koordinasi dengan tim pemadam untuk mendapatkan masukan teknis termasuk potensi bahaya jika penghuni ingin menggunakan api dalam latihan kebakarannya.

    Koordinasi dengan pemilik area

    Latihan kebakaran harus juga berkordinasi dengan pemilik area atau fasilitas sehingga penghuni yang terlibat dalam perencanaan latihan kebakaran mengetahui tanggung jawab mereka selama latihan kebakaran berlangsung. Lingkup koordinasi tergantung pada tipe fasilitas dan komplektifitas proses produksi yang ada di area tersebut, tetapi minimal melibatkan posisi seperti manajer area, manajer EHS, manajer security dan tim respon darurat area (jika ada). Koordinasi juga dilakukan pada manajer yang membawahi suatu proses produksi yang akan terdampak dalam latihan ini, tujuannya untuk memastikan tidak adanya potensi gangguan dalam proses produksi pada saat latihan kebakaran berlangsung. 

    Posisi lain atau individual seperti senior manajemen ataupun perwakilan penghuni bisa dimasukkan juga dalam daftar orang yang akan diajak koordinasi. Meski tidak semua posisi diatas harus mengetahui kapan dilaksanakannya latihan kebakaran, tetapi mereka dapat memberikan bantuan dalam proses perencanaan latihan kebakaran dan juga membantu untuk memastikan latihan kebakaran ini mencapai objektif yang telah direncanakan.

    Evaluasi latihan kebakaran

    Latihan kebakaran di tempat kerja dilaksanakan untuk melatih penghuni dalam menjalankan prosedur evakuasi dan darurat, selain dari pemberi latihan kepada penghuni, latihan kebakaran ini juga menguji prosedur rencana darurat dan pengetahuan penghuni mengenai bahaya keselamatan kebakaran. 

    Tim pemantau latihan kebakaran yang tersebar di beberapa area saat latihan kebakaran akan memantau pelaksanaan latihan kebakaran. Koordinator latihan kebakaran akan mengumpulkan semua informasi dari masing masing pemantau latihan kebakaran, termasuk juga laporan dari tim yang terlibat dalam proses evakuasi dan juga laporan dari partisipasi penghuni yang mengikuti latihan kebakaran ketika latihan kebakaran telah selesai dilaksanakan.

    Isu isu terkait dengan respon dari penghuni, sistem proteksi kebakaran area, ataupun prosedur rencana darurat harus diidentifikasi pada saat latihan kebakaran berlangsung. Semua laporan dan isu akan dibuatkan laporan hasilnya oleh koordinator latihan yang kemudian akan mempresentasikan hasil ini ke perwakilan manajemen. Semua temuan yang ditemukan dari latihan kebakaran akan ditindaklanjuti oleh pemilik area untuk memastikan pada saat keadaan darurat kebakaran dan proses evakuasi dapat dilakukan dengan aman. Dalam pertemuan tersebut dengan perwakilan manajemen juga harus dibahas temuan temuan hasil dari latihan kebakaran sebelumnya dan memastikan apakah temuan tersebut sudah ditindaklanjuti atau belum. 

    Berikut contoh laporan evaluasi

    Berikut contoh formulir perencanaan latihan kebakaran

    Semoga informasi mengenai latihan kebakaran ini dapat membantu teman teman dalam memahami dan merencanakan latihan kebakaran

    Referensi:
    • Collona, P.E., Guy R. 2001. Introduction to Employee Fire & Life Safety. NFPA
    • 2010. A study book for the NEBOSH Certificate in Fire SAfety and Risk Management 3rd Edition. RMS
    • Craighead, Geoff. 2003. High-Rise Security and Fire Life Safety 2nd Edition. Britihs Library
    • 2018. NFPA 101 Life Safety Code.