Melanjutkan postingan mengenai bagaimana membuat rumah aman api, maka untuk posting kali ini saya akan meneruskan tindakan pencegahan untuk mencegah proses terjadinya api dan kebakaran di rumah kita, dan juga kita akan membahas mengenai apa yang bisa dilakukan untuk meminimalkan dampak jika terjadi kebakaran termasuk apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran
Untuk mengingat kembali mengenai data yang saya ambil di Jakarta di tahun 2012 – 2016, rata rata terjadi kebakaran sebanyak 1300 kejadian tiap tahun dimana 55% penyebab kebakaran adalah listrik. Di tahun 2016, jumlah korban akibat kejadian bencana kebakaran di Jakarta mencapai 89 orang yang terdiri dari 25 orang meninggal, 16 luka berat dan 48 luka ringan.
PENCEGAHAN
Penimbunan Barang dan Cairan mudah terbakar
Di daerah saya, terkait dengan bensin premium yang langka maka banyak yang menjual bensin eceran yang di beli dari tempat pengisian resmi. Ketika praktik ini dilakukan maka yang menjadi perhatian saya adalah dimana mereka menyimpan bensin tersebut? Dan berapa banyak yang mereka simpan di area rumah mereka? Seperti yang kita ketahui bahwa bensin mempunyai titik nyala (flash point) yang sangat rendah yaitu sekitar -43 C sehingga dalam kondisi suhu normal, bensin sudah menghasilkan uap yang mudah terbakar. Apabila terjadi kecobocoran atau tidak sengaja tumpah dari tempat penyimpanan, maka akan mengakibatkan tersebarnya uap bensin di dalam rumah dan jika pada saat itu terjadi terdapat sumber panas di sekitar area tumpahan seperti lilin atau listrik maka akan menyulut kebakaran. Selain bahaya dapat memunculkan kebakaran, dengan disimpannya bensin tersebut di rumah maka jika terjadi kebakaran di dalam rumah akan mengakibatkan api menjadi lebih cepat menyebar dan besar. Jika anda memang harus menyimpan bensin di dalam rumah, maka simpan di wadah khusus dan diletakkan di luar rumah. Hal ini termasuk untuk cairan cairan mudah terbakar lainnya seperti cat, thinner, dll.
Selain penimbunan bahan bakar cair, ada juga penimbunan barang barang di dalam rumah sehingga memenuhi ruangan dalam rumah atau istilah di Amerika dikenal sebagai Hoarding. Aktifitas penimbunan barang barang ini lebih sering dikaitkan dengan gangguan jiwa seseorang yang mempunyai kebiasaan mengumpulkan atau menyimpan barang barang dalam jumlah banyak yang kemudian disimpan di dalam rumah seperti kamar, dapur dan ruang keluarga, biasanya orang tersebut juga akan mengalami kesengsaraan jika barang barang tersebut dibuang. Akibatnya rumah menjadi penuh dan pergerakan menjadi terbatas. Penimbunan barang barang ini dapat membawa bahaya bagi penghuni maupun tim pemadam kebakaran karena penimbunan ini dapat menciptakan hal hal berikut ini
- Terhalangnya jalur keluar dan jalur masuk bagi pemadam kebakaran
- Memasak menjadi berbahaya ketika barang barang tersebut disimpan terlalu dekat kompor atau peralatan memasak
- Penggunaan lilin menjadi berbahaya karena banyak bahan bakar yang berada di dekat lilin
- Kabel listrik yang tertimpa oleh barang barang akan menjadi usang atau cepat rusak, dan juga jika suatu kabel yang tertutup atau terhalangi oleh barang barang dalam waktu yang lama juga dapat memunculkan potensi kerusakan akibat di gigit tikus. Dengan rusaknya kabel listrik maka dapat memunculkan sumber panas yang akan menyulut kebakaran ketika kontak dengan bahan bakar yang berada di dekatnya.
- Kapasitas api menjadi lebih besar akibat banyaknya bahan bakar yang dapat menyebabkan struktur bangunan runtuh
- Orang orang yang tempat tinggalnya langsung bersebelahan dengan lokasi orang penimbun dapat dengan cepat terkena dampak dari kebakaran karena besarnya api yang terjadi
Bagaimana mengendalikan resiko kebakaran tersebut, berikut hal hal yang dapat dilakukan
- Tidak menyimpan cairan mudah terbakar di dalam rumah dan menjauhkannya dari sumber panas
- Melakukan penyortiran dan pembenahan (housekeeping) barang barang yang sudah tidak digunakan untuk dibuang sehingga jumlah bahan bakar di rumah menjadi berkurang
- Memasang detektor asap
- Jika menemukan orang dengan gangguan jiwa yang suka menimbun barang, maka harus dilakukan pendekatan secara personal dengan menekankan isu keselamatan seperti isu kebakaran, adanya potensi orang cidera akibat tersandung barang barang , dll.
Setelah kita membahas tindakan tindakan pencegahan yang bertujuan untuk mencegah proses terjadinya api yang tidak diharapkan di dalam rumah, maka selanjutnya kita membahas apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan dampak atau kerugian jika api tersebut muncul.
MITIGASI
Jalur Evakuasi dan Rencana Evakuasi
Jalur evakuasi adalah jalur alternatif keluar dari rumah jika jalur utama tertutup asap atau api. Jalur evakuasi ini bisa menggunakan jendela sebagai jalur keluarnya. Jendela yang dapat digunakan harus langsung mengarah ke luar bangunan tanpa harus melewati suatu ruangan lain lagi. Jika kita merefer ke NFPA, maka desain jendela yang dianjurkan harus bisa dibuka dari dalam tanpa harus menggunakan peralatan khusus, mempunyai dimensi lebar 50.8 cm dan tinggi 61 cm dan jarak bagian bawah jendela tidak boleh lebih dari 1 meter dari lantai. Jika terdapat pintu alternatif lain yang langsung mengarah keluar, maka desain jendela tersebut tidak diharuskan lagi.
Rencana evakuasi diawali dengan pembuatan peta rumah dan menentukan jalur mana yang digunakan pada saat terjadi kebakaran. Setelah sudah ditentukan, gambar jalur arah evakuasi agar penghuni rumah mengerti jalur mana yang akan digunakan. Jika memungkinkan, setiap kamar atau ruangan yang berhadapan langsung dengan area luar mempunyai jalur alternatif, minimal melalui jendela. Jalur evakuasi yang sudah ditentukan maka selanjutnya harus dipastikan akses jalur tersebut tidak terhalangi oleh barang barang. Ketika merencanakan rencana evakuasi, harus juga mempertimbangkan kondisi para penghuninya, contohnya orang tua yang menggunakan kursi roda, wanita hamil, bayi dll, sehingga ketika terjadi kebakaran sudah ada acara mengevakuasi mereka.
Credit to NFPA |
Jika terdapat pintu yang normalnya dalam keadaan terkunci tetapi akan digunakan sebagai sarana evakuasi maka dipastikan juga kunci untuk membuka pintu tersebut teridentifikasi dengan jelas dan diletakkan dekat dengan pintu tersebut.
Bagaimana dengan jendela yang terdapat teralis?, kondisi ini umum diperumahan di Indonesia terkait dengan tingkat keamanan di daerah tersebut, sehingga banyak jendela yang mengarah langsung keluar di beri teralis untuk mencegah orang menerobos masuk ke dalam rumah. Terdapat kontradiksi antara keamanan terhadap kebakaran dan keamanan terhadap kejahatan. Teralis memang menjaga keluarga kita aman dari pencuri atau penyusup tetapi teralis jendela juga dapat menjadi perangkap dalam kebakaran yang mematikan, sehingga sekarang dibutuhkan produk teralis yang bisa memenuhi kedua objektif tersebut. Di Amerika, terdapat produk teralis yang bisa memenuhi kedua objektif tersebut. Besi besi penghalang di teralis bisa di copot dengan menggunakan kunci, sehingga ketika terjadi kondisi darurat, jendela tersebut bisa digunakan. Di Indonesia, saya belum menemukan produk teralis seperti itu, tetapi tampaknya desain ini bisa dibuat sendiri di Indonesia jika ada yang mau berinovasi dan peduli terhadap potensi keamanan masyarakat. Tetapi keputusan akhir tetap kepada penghuni rumah, apakah akan menggunakan teralis atau tidak, karena kedua objektif tersebut memang bisa mengancam keselamatan anggota keluarga kita. Anda bisa melihat video dibawah ini mengenai konsep teralis yang dapat dibuka saat keadaan darurat
Lalu pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan rumah bertingkat, ini juga yang menjadi pertanyaan bagi saya, akhirnya saya menemukan suatu produk tangga evakuasi darurat di salah satu website (Kidde KL-2S Two-Story Fire Escape Ladder) yang bisa menjadi solusi jalur evakuasi darurat ketika terjadi kebakaran. Tangga tersebut bisa digunakan dengan cara mencantolkan ujung tangga di daun jendela. Tangga ini mempunyai 2 tipe yaitu untuk bangunan 2 lantai dan bangunan 3 lantai. Tangga ini cocok juga untuk ruko yang mempunyai tinggi 3 lantai maksimal. Untuk harga, jika melihat di Ebay maka harganya sekita 1 juta termasuk ongkos kirim dan jika membeli di Amazon, maka harganya sekitar 1.8 jt termasuk ongkos kirim. Dengan adanya tangga ini, diharapkan penghuni rumah tidak harus turun ke lantai 1 untuk jalur evakuasinya dan bisa dengan selamat keluar dari jendela lantai 2 menuju area luar. berikut video mengenai cara aplikasinya
Alat Deteksi Asap (Smoke Detector)
Dulu saya berpikir bahwa alat deteksi asap hanya diperuntukkan di perkantoran, di pabrik, di mall dan tidak untuk di rumah. Ternyata saya salah, memasang alat deteksi asap di rumah merupakan hal yang sangat penting bagi keselamatan keluarga karena alat ini akan memberi alarm lebih dini jika terjadi kebakaran dan memberi waktu yang cukup kepada penghuni rumah untuk keluar dari rumah. Disarankan untuk memasang alat deteksi asap di tiap kamar atau di area dekat ruang tidur atau minimal lorong jalur menuju ruang tidur. Hal yang perlu diketahui adalah rentang waktu saat anggota keluarga tidur merupakan rentang waktu yang kritikal atau rentan ketika terjadi kebakaran karena orang akan terbangun ketika asap sudah tebal sehingga konsentrasi orang akan tidak fokus dan panik. Untuk harga alat deteksi asap ini cukup murah yaitu berkisar antara 100 ribu sampai dengan 1 juta dan sudah banyak dijual toko toko online di Indonesia. Pemasangan alat ini harus diletakkan di titik tertinggi di plafon rumah sehingga lebih cepat dalam mendeteksi asap.
Terkait dengan penyebaran asap, kebiasaaan tidur dengan pintu tertutup ternyata juga faktor penting yang harus dilakukan dalam mencegah penyebaran asap, sehingga ketika kita terbangun dan mengetahui rumah kita terbakar, kita punya waktu melalukan hal hal yang ada dalam rencana evakuasi seperti menelpon Damkar atau evakuasi keluar rumah melalui jendela. Hal ini tidak bisa kita lakukan jika asap sudah masuk ke kamar, apalagi kita langsung membuka jendela, karena dengan membuka jendela akan menarik asap dan udara panas ke dalam kamar kita.
Menurut pendapat pribadi saya, rumah dengan plafon yang tinggi lebih memberikan waktu evakuasi yang cukup untuk evakuasi dibandingkan dengan rumah dengan plafon rendah (dengan kondisi isi ruangan yang sama), kenapa… karena asap akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk memenuhi plafon yang tinggi sebelum asap tersebut turun ke bawah apalagi jika dikombinasikan dengan alat deteksi asap. Bagaimana menurut anda?
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Penjelasan lebih detail APAR bisa dilihat di postingan saya sebelumnya mengenai APAR (post 1, post 2). APAR ini sangat penting juga untuk kita punyai di rumah untuk mencegah api menjadi besar dan biasanya disarankan dipasang lebih dekat ke dapur karena area ini yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran. Penggunaan APAR ini juga harus memastikan tingkat besarnya api sehingga tidak boleh memaksakan diri untuk memadamkan api yang bisa membahayakan diri. APAR saat ini banyak di jual di Indonesia dengan rentang harga antara 300 ribu sampai dengan 1 juta. Ketika anda memutuskan untuk membeli APAR, pastikan anda sudah membaca postingan saya mengenai APAR untuk membantu anda dalam memilih jenis APAR yang digunakan dan besaran berat yang cocok untuk penghuni rumah.
APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA TERJADI KEBAKARAN????
Sekarang kita akan membahas apa yang kita lakukan jika terjadi kebakaran karena dari semua yang kita bahas di atas, ini titik pentingnya
BERITAHU SEMUA ORANG
Pastikan semua orang mengetahui bahwa terjadi kebakaran dan meminta semua orang untuk keluar dari rumah secepatnya. Jika rumah anda sudah terpasang alat deteksi asap (smoke detector), alarm dari alat tersebut akan berbunyi keras sehingga semua penghuni mengetahui ketika terjadi kebakaran.
SEMUA PENGHUNI LANGSUNG EVAKUASI
- Ikuti rencana evakuasi yang telah direncanakan (inilah pentingnya latihan rutin untuk rencana evakuasi)
- Sebelum anda membuka pintu, letakkan pungung telapak tangan anda ke pintu tersebut, jika dirasakan hangat, maka jangan membuka pintu tersebut karena disisi lain pintu sudah terdapat api kebakaran.
- Jangan terlambat evakuasi demi menyelamatkan barang barang berharga atau binatang peliharaan
- Merangkak jika sudah terdapat asap di plafon. Udara lebih bersih di area bawah, oleh karena itu pastikan posisi hidung anda serendah mungkin. Kita harus ingat, asap sangat beracun dan dapat membunuh anda.
- Jika anda melakukan evakuasi dalam satu grup, usahakan selalu bersama terus
- Ketika kita keluar rumah, usahakan menutup pintu yang tidak perlu untuk dibuka. Usaha ini dapat menghambat penyebaran api
- Ketika sudah keluar rumah, lakukan panggilan darurat ke nomor yang sudah di tulis di rencana evakuasi
- Ada hal pilihan yang sulit kita lakukan ketika kita dalam posisi terpisah ruangan dengan anak atau orang tercinta pada saat terjadi kebakaran. Sebagai contoh, tidur dalam kondisi pintu tertutup adalah salah satu tindakan yang dapat mencegah masuk ke kamar tidur ketika terjadi kebakaran. Pada saat kita tersadar terjadi kebakaran, maka kita akan berusaha keluar dari kamar tidur untuk menyelamatakn anak atau orang tercinta kita, tetapi pada saat kita merasakan pintu, pintunya sudah terasa hangat dan sudah dipastikan sudah ada api di sisi lain dari pintu. Jika kita tetap memaksakan, maka ada kemungkinan kita akan mengalami cidera berat dan tidak bisa sampai ke lokasi kamar tempat anak kita atau kita akan membawa asap dan panas ke dalam ruangan anak kita. Ini pilihan sulit dan sulit untuk didiskusikan dan praktiknya sangat susah, oleh karena itu disini pentingya pelatihan dan rencana evakusi. Semua orang akan mengerti apa yang harus dilakukan sehingga kita bisa memastikan bahwa mereka sudah bisa melakukan hal yang seharusnya.
PAKAIAN ANDA TERBAKAR
Ketika pakaian anda terkena api dan mulai terbakar maka jangan berlari karena akan membuat api menjadi besar. Yang anda lakukan adalah langsung berhenti, rebahkan badan anda dan mulai berguling untuk mematikan api. Pemadaman bisa dibantu dengan menutupi badan dengan material yang berat seperti selimut.
TIDAK BISA KELUAR SESUAI JALUR EVAKUASI DAN TERHALANG
- Pilih ruangan yang terdapat jendela dan menghadap langsung keluar jika memungkinkan
- Tutup pintu ruangan tersebut dan tutup semua sisi pintu menggunakan selimut, pakaian, bantal atau apapun untuk mencegah asap masuk ke kamar
- Telepon tetangga atau orang terdekat untuk memberitahu posisi anda
- Tetap berada diruangan tersebut selama mungkin sampai di selamatkan oleh pemadam. Mungkin langkah ini akan terdengar seperti teori dan akan menunggu sangat lama untuk pemadam kebakaran untuk datang menyelamatkan anda, tetapi ini yang bisa anda lakukan jika semua jalur evakuasi terhalang oleh api dan asap. Masih ada kemungkinan kita selamat jika tetap memastikan ruang tersebut aman dari asap.
Kita semua sadar bahwa kejadian kebakaran di rumah tidak pernah terpikirkan oleh kita semua, dan itu normal cara berpikir setiap orang dan tidak mau berpikir sesuatu yang buruk untuk terjadi. Orang akan berpikir ini akan membutuhkan biaya dan usaha yang besar yang kemudian dalam otak kita berbicara, ach tidak mungkin terjadi pada saya. Saya menulis ini juga mengingatkan diri saya bahwa hal ini harus dlakukan, bukan saja ini untuk menyelamatkan diri kita sendiri, tetapi juga menyelamatkan orang orang yang kita cintai. Semua kebakaran di rumah bisa dicegah tapi tidak bisa dihilangkan, akan tetap ada potensi kebakaran di rumah kita, persiapan harus tetap dilakukan jika hal yang terburuk terjadi sehingga penyelasan tidak datang belakangan.
Referensi:
- PT Vale Indonesia Tbk.2017. Buku Pencegahan kebakaran & Tips Keselamatan di Rumah.
- Solomon, Robert E. 2002. Fire and Life Safety Inspection Manual 8th Edition. Jones & Bartlett Learning
- NFPA Public Education, diakses tanggal 4 November 2017 <http://www.nfpa.org/Public-Education>
- Moretti, Cornelio. 2009. Home Fire Safety, Preventive Measures and Issues. Nova SciencePublisher, Inc
No Comment to " Rumah aman api bagian 2 "