Browsing "Older Posts"

  • Memahami Angka Rating dan Kode APAR

    By Kusnu → Saturday, October 14, 2017


    2-A, 10-B, C

    Anda tentunya sering melihat kode seperti itu di Alat Pemadam Api Ringan a.k.a APAR dan mungkin dari beberapa dari anda belum mengerti apa maksudnya dan bagaimana suatu APAR mendapatkan kode tersebut. Sebenarnya dengan kita mengetahui maksud kode tersebut, kita bisa memilih APAR yang tepat dan sesuai dengan bahaya, sumber dan besarnya api yang akan dikendalikan.

    Pertama kita akan membahas mengenai kode A, B, C, D dan K. Kode kelas APAR ini di buat untuk memudahkan pemadaman yang tepat dengan mengindentifikasi bahan bakar yang akan di padamkan, sehingga akan meningkatkan keberhasilan pemadaman dan tentunya juga untuk keselamatan operator APAR.  

    kelas A APAR

    Kelas A, APAR kelas ini digunakan pada bahan bakar pada umumnya seperti kayu, kertas, beberapa bahan plastik yang ketika terbakar membutuhkan efek pendinginan oleh air (penyerapan panas) atau efek pelapisan dari dry chemical.

    Bahan pemadam yang terklasifikasi di kelas A diantaranya adalah Air (Water), Aqueous film forming foam (AFFF), Multipurpose dry chemical dan Halon

    Simbol A merupakan mnemonic untuk kata “Ash”.  

    kelas B APAR

    Kelas B, APAR kelas ini digunakan pada bahan bakar cair yang mudah terbakar seperti bensin, oli, pelumas ataupun cat dimana efek pelapisan, pembekapan dan penghambatan reaksi kimia dibutuhkan untuk pemadaman. Terdapat 3 tipe kebakaran secara umum pada bahan bakar cair yaitu [1] kebakaran pada cairan dengan kedalaman lebih dari 6.4 mm, contohnya pada tangki celup (dip tank) dan tangki quench (quench tank) [2] Kebakaran pada cairan yang bergerak (kebakaran pada tumpahan bakan bakar cair) dengan kedalaman kurang dari 6.4 mm [3] kebakaran gas atau kebakaran bahan bakar cair bertekanan tinggi dari suatu bejana bertekanan.

    Ketika ada kemungkinan terjadi kebakaran pada tangki terbuka dengan luas permukaan cairan yang lebih dari 1 m2 dan berada di dalam bangunan, maka APAR tidak boleh menjadi satu satunya alat pemadam untuk tipe kebakaran tersebut karena tipe kebakaran tersebut menghasilkan panas yang tinggi dan asap yang tebal yang dapat menyebabkan bahaya bagi setiap orang yang tetap berada di area tersebut.   

    Kebakaran yang melibatkan gas maupun cairan bertekanan tinggi akan memunculkan bahaya yang lebih spesifik. Untuk kebakaran tipe ini, hanya tipe APAR dry chemical yang telah terbukti efektif dan terkadang sering diperlukan tambahan tipe nozzle yang khusus dengan tingkat flow yang tinggi. Tetapi, pemilihan APAR untuk tipe kebakaran ini harus berdasarkan rekomendasi penggunaan yang dikeluarkan oleh produk tersebut. Yang perlu diingat adalah jangan mencoba untuk memadamkan tipe kebakaran ini sampai ada kepastian bahwa sumber dari bahan bakar tersebut dapat di hentikan atau di tutup dengan benar, karena selama sumber bahan bakar cair masih terus mengalir maka pemadaman akan sulit dilakukan.

    Bahan pemadam yang terklasifikasi di kelas B diantaranya adalah Karbon Dioksida, dry chemical, Aqueous film forming foam (AFFF) dan Halon   

    Simbol B merupakan mnemonic untuk kata “Barrel”

    kelas C APAR

    Kelas C, APAR kelas ini digunakan untuk kebakaran yang melibatkan peralatan dengan listrik yang aktif (live electrical equipment), sehingga dibutuhkan tipe bahan pemadam APAR yang tidak menghantarkan listrik (Non konduktif) sehingga tidak membahayakan orang yang menggunakan APAR maupun tidak menimbulkan kerusakan pada peralatan listrik itu sendiri. Tetapi jika peralatan listrik tersebut sudah tidak terdapat listrik yang aktif, maka boleh menggunakan APAR kelas A atau B. Hal yang pertimbangkan dalam pemilihan APAR yang terkait dengan peralatan listrik adalah mayoritas bahan bakar dari peralatan listrik tersebut, contohnya, panel listrik yang mengandung lebih banyak material kelas A dibanding dengan transformer (oil filled transformer) yang lebih banyak oli atau material kelas B.   

    Bahan pemadam yang terklasifikasi di kelas C diantaranya adalah karbon dioksida, dry chemical dan Halon

    Simbol C merupakan mnemonic untuk kata “Current”

    kelas D APAR

    Kelas D, APAR kelas ini digunakan untuk kebakaran yang melibatkan logam yang bisa terbakar seperti pada magnesium, powdered aluminium, titanium, zinc, sodium dan potassium. APAR kelas ini membutuhkan bahan pemadam yang mempunyai kemampuan untuk menutup permukaan logam yang terbakar sambil meniadakan oksigen dan juga tahan terhadap panas yang sangat tinggi. Selain itu juga, bahan pemadam api diharuskan mempunyai sifat untuk tidak bereaksi terhadap bahan metal yang terbakar.

    Bahan pemadam yang terklasifikasi di kelas D adalah dry chemical (Special powder)

    Simbol D merupakan mnemonic untuk kata “Dynamite”


    Kelas K, APAR ini digunakan untuk kebakaran yang melibatkan media untuk memasak seperti minyak goreng dan lemak, ini biasa kita temukan dalam jumlah besar di area restoran atau tempat memasak komersial. APAR untuk kelas ini berkerja dengan menggunakan prinsip kerja saponifikasi. Saponifikasi terjadi saat campuran alkali seperti potassium asetat, kalium sitrat, atau kalium karbonat diterapkan pada pembakaran minyak goreng ataupun lemak. Kombinasi campuran alkali dengan asam lemak menciptakan busa sabun di permukaan minyak goreng yang menahan uap minyak goreng dan memadamkan api.

    Bahan pemadam yang terklasifikasi di kelas K adalah wet chemical

    Simbol K merupakan mnemonic untuk kata “Kitchen”

    Sebagai catatan: terkait dengan isu lingkungan terhadap bahan pemadam Halon, maka bahan pemadam ini tidak dirproduksi lagi dan APAR yang masih terpasang harus dipastikan tidak discharge dalam kondisi bukan pada kebakaran. Bahan pemadam Halokarbon telah diperkenalkan untuk mengganti halon.





    Saat ini terdapat empat standar besar yang untuk klasifikasi kelas kebakaran ini. Hampir sebagian besar APAR yang beredar di Indonesia menggunakan standar Amerika.

    Amerika
    Eropa
    UK
    Australia/Asia
    Bahan Bakar/
    Sumber panas
    Kelas A
    Kelas A
    Kelas A
    Kelas A
    Bahan bakar padat
    Kelas B
    Kelas B
    Kelas B
    Kelas B
    Bahan bakar cair
    Kelas C
    Kelas C
    Kelas C
    Bahan bakar gas
    Kelas C
    Tidak ada Klasifikasi
    Tidak ada Klasifikasi
    Kelas E
    Peralatan Listrik
    Kelas D
    Kelas D
    Kelas D
    Kelas D
    Logam mudah terbakar
    Kelas K
    Kelad F
    Kelas F
    Kelas F
    Minyak goreng atau lemak

    Setelah kita mengerti kode kelas kebakaran di APAR, maka sekarang kita beralih ke angka yang berada di awal setiap huruf A dan B, untuk kelas C, D dan K tidak ada angka dibelakangnya. Hampir semua APAR (Alat Pemadam Api Ringan) memiliki kombinasi A-B-C, seperti 4-A; 40-B;C. Merefer ke berbagai referensi, angka di belakang huruf kelas api menunjukkan kapasitas atau kemampuan APAR tersebut untuk memadamkan suatu bahan bakar. sehingga semakin besar angkas tersebut, maka semakin besar kemampuan tersebut untuk memadamkan api yang lebih besar.

    Lalu apa yang dijadikan standar untuk memberikan angka di APAR tersebut?, jika mengacu kepada Underwriters Laboratories (UL), mereka mengembangkan standar tentang bagaimana cara melakukan pengetesan APAR dan kapasitasnya yang kemudian hasilnya diberikan angka pada APAR tersebut. Standar tersebut adalah ANSI/UL 711, Rating and Fire Testing of Fire Extinguisher.  

    Proses pengetesan kelas A menggunakan dua metode pembakaran yaitu pembakaran tumpukan kayu dan panel vertikal yang dibakar, untuk tiap kelas memiliki jumlah kayu, tumpukan dan dimensi yang berbeda beda, informasi lebih detail dapat dilihat di tabel di bawah ini. Untuk sukses dalam pemberian rating, maka APAR tersebut harus bisa lulus dari kedua metode pengetesan tersebut.

    Informasi dan pengaturan pengetesan panel vertikal
    Rating Kelas A
    Dimensi panel kayu
    No. 2 fuel oil (ASTM D396)
    Berat wol kayu
     (m)
     (L)
    kg
    1-A
    2.45 x 2.45
    3.8
    4.55
    2-A
    3.05 x 3.05
    7.55
    9.05
    3-A
    3.65 x 3.65
    11.35
    13.60
    4-A
    4.25 x 4.25
    15.15
    18.15
    6-A
    5.2 x 5.2
    22.70
    27.20


    Informasi dan pengaturan pengetesan tumpukan kayu
    Rating kelas A
    Jumlah kayu
    Dimensi kayu (mm)
    Pengaturan tumpukan kayu
    1-A
    72
    38 x 38 x 500
    12 susun, tiap susun 6 kayu
    2-A
    112
    38 x 38 x 635
    16 susun, tiap susun 7 kayu
    3-A
    114
    38 x 38 x 735
    18 susun, tiap susun 8 kayu
    4-A
    180
    38 x 38 x 800
    20 susun, tiap susun 9 kayu
    6-A
    230
    38 x 38 x 925
    23 susun, tiap susun 10 kayu
    10-A
    324
    38 x 38 x 1100
    27 susun, tiap susun 12 kayu
    20-A
    256
    38 x 89 x 1400
    16 susun, tiap susun 16 kayu
    30-A
    324
    38 x 89 x 1625
    18 susun, tiap susun 18 kayu
    40-A
    400
    38 x 89 x 1750
    20 susun, tiap susun 20 kayu

    Kita ambil contoh pengetesan kelas 3-A untuk metode panel vertikal, seperti gambar dibawah, panel vertikal yang sesuai dengan rating kelas 3-A dibakar dengan cara menyiramkan 11.35 liter bahan bakar cair ke panel kayu, kayu wol disebar dan diletakkan di bagian bawah panel kayu (sebagian diletakkan tepat dibawah panel dan sisanya diletakkan agak berjarak dari posisi panel). Pengetesan di awali dengan membakar kayu wol dan dibiarkan beberapa saat dan kemudian sisa kayu wol yang diletakkan agak berjarak didorong ke arah panel untuk memastikan semua permukaan panel kayu vertikal terbakar. Ketika api sudah menyebar ke seluruh permukaan panel, maka operator APAR akan melakukan pemadaman dengan cara menyapu dari kiri ke kanan dan bawah ke atas, APAR dibuka penuh, dan waktu pemadaman di catat waktunya. APAR 3-A harus bisa memadamkan semua panel kayu tanpa ada muncul penyalaan api kembali.

    APAR api

    Tes selanjutnya menggunakan tumpukan kayu, mengacu pada tabel di atas, maka tes menggunakan 114 potongan kayu yang ditumpuk 18 susun dengan komposisi jumlah kayu tiap susunnya sejumlah 8. Gambar dibawah menunjukkan model pengetesannya. Pengetesan di awali dengan membakar bahan bakar cair yang di letakkan di nampan di bagiah bawah dudukan tumpukan kayu, ketika semua kayu sudah terbakar, maka operator APAR akan memadamkannya menggunakan APAR yang akan diuji. Untuk bisa di beri rating 3-A, maka APAR tersebut harus bisa memadamkan secara keseluruhan tanpa ada muncul penyalaan api kembali.

    tes APAR

    Pengetesan untuk rating B, dilakukan dengan metode berbeda yaitu menggunakan nampan yang diisi bahan bakar cair, tiap kelas akan berbeda dimensi nampannya dan jumlah liter dari bahan bakar cair tersebut. Informasi bisa dilihat di tabel di bawah ini. Untuk bisa diberi rating B, maka APAR tersebut harus bisa memadamkan api dari nampan tersebut tanpa ada muncul penyalaan api kembali.

    Pengetesan kelas B menggunakan nampan bahan bakar cair
    Rating kelas B
    Dimensi nampan (m2)
    Jumlah bahan bakar (L)
    Waktu efektif discharge, detik
    1-B
    0.25
    12.5
    8
    2-B
    0.45
    23.5
    8
    5-B
    1.15
    58.5
    8
    10-B
    2.3
    117
    8
    20-B
    4.65
    245
    8
    30-B
    6.95
    360
    11
    40-B
    9.3
    475
    13
    60-B
    13.95
    720
    17
    80-B
    18.6
    950
    20
    120-B
    27.85
    1420
    26
    160-B
    37.2
    1895
    31
    240-B
    55.75
    2840
    40
    320-B
    74.3
    3790
    48
    480-B
    111.5
    5680
    63
    640-B
    148.6
    7570
    75


    APAR pada umumnya hanya sebagai pemenuhan suatu pesyaratan standar kebakaran dan digunakan untuk api yang kecil, tetapi, jika digunakan oleh operator yang ahli, maka APAR dapat efektif untuk api yang besar. Diluar kemampuan APAR untuk memadamkan api, tetapi kita harus mengajarkan dan menekankan operator APAR baik itu penghuni bangunan maupun pekerja bahwa tugas utama mereka adalah untuk melaporkan setiap kebakaran ke departemen kebakaran dan evakuasi dari bangunan jika api sudah terlalu besar untuk dipadamkan dengan APAR.

    Referensi:
    • FM Global Data Sheet, Portable Extinguisher 4-5. April 2012
    • Ladwig,, Thomas H. 1990. Industrial Fire Prevention and Protection. Van Nostrand Reinhold
    • Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA 
    • NFPA. 2002. Fire and Life Safety Inspection Manual 8th Edition. Jones & Bartlett Learning 
    • McmIllan, Carl A. The ABCs, Ds, and Ks of Fire Extinguishers. OH&S, accessed 11 October 2017, <https://ohsonline.com/Articles/2004/08/The-ABCs-Ds-and-Ks-of-Fire-Extinguishers.aspx?Page=1>
    • Fire extinguisher. Wikipedia, accessed 11 October 2017, <https://en.wikipedia.org/wiki/Fire_extinguisher>
    • Havel, Gregory. Construction Concerns: Fire Extinguisher Testing. Fire Enginnering, accessed 14 October 2017 , <http://www.fireengineering.com/articles/2014/08/fire-extinguisher-testing.html>
    • NIST Portable Fire Extinguisher Workshop, January 17, 2007. Undrewriters Laboratories Inc.
  • Mari mengenal alat pemadam api ringan (APAR)

    By Kusnu → Sunday, October 1, 2017

    "Untung ada APAR, sehingga api nya tidak membesar"..., kira kira seperti itulah kisah sukses  APAR yang saya dengar ketika terjadi kebakaran di salah satu rumah teman saya akibat dari charger laptop yang membakar gorden di atasnya. Singkat cerita, teman saya melihat api sudah menjalar naik ke atas gorden dan langsung mengambil alat pemadam api ringan yang berada di dekat dapur untuk memadamkannya, sehingga api tidak berkembang besar. Mungkin saja cerita akhirnya akan berbeda jika tidak ada APAR saat itu.

    Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau portable fire extinguisher bisa dikatakan sebuah alat pertolongan pertama pada kebakaran yang bisa digunakan langsung oleh siapa saja pada tahap awal perkembangan proses terjadinya api pada kebakaran. APAR memang didesain dan digunakan untuk ukuran api yang masih kecil atau ukuran api yang masih aman untuk dipadamkan menggunakan APAR. Sering kita dengar pada saat pelatihan penggunaan APAR bahwa jika anda tidak yakin untuk bisa memadamkan api dengan APAR maka tinggalkan area tersebut dan laporkan ke tim tanggap darurat.

    Secara definisi, Alat pemadam api ringan (APAR) adalah sebuah perangkat portable yang berisi bahan pemadam api yang dapat dikeluarkan dengan bertekanan untuk memadamkan api. Banyak jenis bahan pemadam api ringan termasuk beragam jenis ukuran nya  

    Sebelum kita memilih APAR yang tepat, penting untuk kita mengetahui bahaya dari jenis bahan bakar, siapa yang akan menggunakan APAR dan kondisi lingkungan di tempat pemasangan APAR tersebut karena jika areanya korosif, maka wajib kita menggunakan APAR yang mempunyai lapisan korosif. Pada saat pemilihan APAR yang beragam jenisnya, perlu kita pertimbangkan juga apakah APAR tersebut efektif untuk memadamkan bahaya api yang ada di area tersebut, apakah mudah di operasikan, dan bagaimana cara perawatan dan inspeksinya, terutama ketersediaan suku cadanya. 

    Respon cepat dalam penggunaan APAR telah banyak mengurangi dampak kerusakan yang bisa diakibatkan oleh kebakaran. Ketersediaan APAR di lokasi yang tepat, terisi dengan bahan pemadam api yang sesuai dengan tipe bahan bakar yang akan diproteksi dan digunakan oleh orang yang telah dilatih menggunakan APAR dapat meningkatkan keberhasilan dalam pemadaman api di tahap awal kebakaran.



    Terkait dengan reaksi seseorang saat berhadapan dengan api, maka reaksi emosi tiap orang berbeda beda dan ini dipengaruhi oleh faktor pengetahuan orang terhadap api tersebut, pengetahuan tentang alat pemadam api, pengalaman menggunakan alat tersebut ataupun pernah melihat cara penggunaannya dan yang terakhir adalah kepercayaan diri orang tersebut. Oleh karena itu pelatihan pelatihan penggunaan alat pemadam api ringan sangatlah penting karena bukan hanya aspek memadamkan api saja yang ditekankan, tetapi aspek keselamatannya juga, sehingga orang yang menggunakan APAR tidak membahayakan dirinya sendiri maupun membahayakan orang lain. Dengan pelatihan yang tepat, maka reaksi seseorang akan sama sehingga APAR bisa efektif dalam memadamkan api. 


    pelatihan alat pemadam api ringan (APAR)


    BAGAIMANA API DIPADAMKAN
    Alat pemadam memadamkan api dengan cara sebagai berikut:
    • Mendinginkan bahan bakar yang terbakar hingga di bawah suhu penyalaannya – Komponen sumber panas
    • Meniadakan ataupun mengurangi jumlah oksigen sehingga proses pembakaran tidak berlanjut – Komponen oksidator
    • Menghambat atau menghalangi reaksi berantai kimia – Komponen reaksi berantai kimia
    Metode lain untuk menghentikan proses terbentuknya api a.k.a memadamkan api yaitu dengan menghilangkan bahan bakar, tetapi dalam hal APAR tentu tidak mungkin dilakukan APAR untuk menghilangkan bahan bakar.

    Berikut daftar bahan pemadam api alat pemadam api ringan yang dikenal secara umum: (Catatan: untuk detail dari masing masing bahan pemadam akan dibahas secara tersendiri di postingan artikel yang lain)
    • Air (Water) – secara konsep, air memadamkan api dengan cara pendinginan. Uap air yang terbentuk ketika air diaplikasikan ke bahan bakar yang terbakar membantu juga untuk meniadakan oksigen.  Air merupakan bahan pemadam api umum untuk bahan bakar yang mengandung karbon seperti kayu, kertas, plastik dan lain lain. Ketika air dalam bentuk semburan atau semprotan halus (fine spray) diaplikasikan ke bahan bakar cair yang terbakar, maka pemadaman dicapai oleh efek pendinginan dan peniadaan oksigen oleh uap yang terbentuk
    • Aqueous film forming foam (AFFF) – AFFF ini memadamkan api dengan cara pendinginan, meniadakan oksigen dan menekan penguapan dari bahan bakar yang terbakar. Terkait dengan kebakaran bahan bakar cair, foam bertindak sebagai pembatas untuk meniadakan oksigen dan juga pembentukan lapisan berupa aqueous film untuk menekan penguapan dari bahan bakar cair yang terbakar.
    • Karbon dioksida - Gas bahan pemadam api ini memadamkan api dengan cara mengurangi jumlah oksigen di area sekitar kebakaran sampai proses pembakaran tidak dapat berlanjut. Karbon dioksida juga terdapat sedikit aspek pendinginan. Bahan ini biasanya digunakan pada kebakaran di bahan bakar cair dan peralatan listrik maupun peralatan elektronik
    • Halon – Gas ini memadamkan api dengan cara menghambat atau menghalangi reaksi berantai kimia proses kebakaran, biasanya interfensi secara kimia terhadap reaksi antara bahan bakar dengan oksigen. Halon mempunyai sedikit keefektifan terhadap bahan bakar yang umum (contoh kayu), tetapi efektif terhadap kebakaran bahan bakar cair dan peralatan listrik. Penggunaan bahan pemadam ini sudah dilarang karena terdapat isu lingkungan, jika pun masih ada penggunaannya, maka harus dipastikan untuk tidak terlepas secara tidak sengaja ke atmosfir.
    • Dry Chemical – bahan pemadam ini memadamkan api dengan cara kombinasi dari hal hal berikut ini : efek penyelimutan secara fisik oleh powder, interupsi reaksi molekul pembakaran antara bahan bakar dan oksigen, penipisan oksigen di udara dan penyerapan panas secara langsung oleh partikel padat yang halus (partikel powder)
    • Solutions of wetting agents (larutan zat pembasah) – Larutan ini jika tepat penggunaanya, maka lebih efektif daripada pemadaman menggunakan air saja terhadap bahan bakar yang bersifat umum seperti kayu, kertas maupun mebel perumahan. Zat pembasah ini, ketika ditambahkan ke air dengan komposisi yang tepat, dapat meningkatkan penetrasi dan penyebaran daya dari air dengan mengurangi tegangan permukaan dari air. Dengan adanya penambahan zat pembasah di air, dampaknya adalah mengurangi jarak efektif APAR. Sebenarnya ini hampir sama dengan kelas A Foam, tetapi tidak mempunyai kemampuan berbusa.
    • Dry Powder – Bahan pemadam ini dikhususkan untuk kebakaran yang berhubungan dengan logam. Bahan ini cocok memadamkan api kecil pada logam seperti pada magnesium, powdered aluminium, titanium, zinc, sodium dan potassium. Penggunaan bahan ini tidak direkomendasikan untuk pemadaman bahan bakar lainnya. Bahan pemadam ini memadamkan api dengan cara menutupi permukaan logam yang terbakar sehingga akan meniadakan oksigen.
    • Wet Chemical - Penggunaan bahan ini diperuntukkan untuk api dari aktifitas memasak yaitu yang melibatkan minyak goreng dan lemak. Bahan ini merupakan bahan yang paling efektif untuk pemadaman resiko kebakaran tipe ini. Bahan pemadam ini bereaksi terhadap minyak goreng yang terbakar dan membentuk "seperti busa" di sepanjang permukaan bahan bakar. Pembentukan "seperti busa" ini akan memadamkan api dengan meniadakan oksigen dan mencegah penguapan bahan bakar.

    Yang perlu diingat adalah Alat pemadam api ringan ini merupakan alat untuk mengurangi dampak dari kebakaran (mitigation control) dan bukan alat untuk mencegah proses terjadinya api. Pencegahan tetap target utama dalam manajemen resiko kebakaran.  

    Referensi:
    • FM Global Data Sheet, Portable Extinguisher 4-5. April 2012
    • Ladwig,, Thomas H. 1990. Industrial Fire Prevention and Protection. Van Nostrand Reinhold
    • Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA 
    • Pelton, Dave. Firefighting Foam – Making Water Wetter. International Fire Protection, accessed 1 October 2017, <https://ifpmag.mdmpublishing.com/firefighting-foam-making-water-wetter/>