• Pengelolaan Impairment untuk memastikan sistem proteksi bekerja saat dibutuhkan

    Ditulis Oleh: Kusnu
    Diterbitkan: Saturday, July 7, 2018
    A- A+


    Sabtu pagi tanggal 21 juli 2007, Massachusetts USA, kebakaran terjadi di bangunan bekas pabrik benang yang bersejarah dan juga merupakan pabrik benang terbesar ketiga di Amerika serikat. Bangunan tersebut ditempati 56 toko. Sekitar 600 tim damkar meresppon kebakaran tersebut, tetapi lokasi tersebut mengalami total loss. Di perlukan sekitar 3 hari untuk memadamkan api. Dampak finansial akibat kebakaran ini ditaksir sekitar USD 26 juta. Diduga kebakaran terjadi akibat pekerjaan pengelasan yang dilakukan di basement sehari sebelum terjadi kebakaran. Pada saat kebakaran, gedung sedang tutup. Bangunan tersebut dilengkapi dengan sistem sprinkler, tetapi pada saat kebakaran, valve sistem sprinkler tersebut tertutup dan terkunci. Dengan tidak adanya air untuk mensuplai sistem sprinkler maka api dapat cepat membesar dan menyebar. Tidak ada pemberitahuan penutupan valve tersebut ke tim pemadam kabakaran lokal seperti yang disyaratkan oleh peraturan pemerintah lokal di area tersebut.


    Massachusetts USA, Pabrik Benang

    Ketika kita mempunyai sistem proteksi kebakaran seperti sistem sprinkler, carbon dioxide gas, clean-agent gas, deluge water spray, water mist dll, pasti kita berharap sistem sistem tersebut berfungsi memadamkan atau mengendalikan api ketika kebakaran terjadi. Keefektifan dari sistem proteksi kebakaran dalam memadamkan api tergantung pada air atau gas yang akan mengalir ke area yang mengalami kebakaran melalui jaringan pipa. Jika salah satu valve yang berada di suatu tempat di jaringan pipa tertutup dapat menyebabkan air ataupun gas tersebut tidak dapat mengalir ke area yang mengalami kebakaran. Menurunkan sebagian atau seluruh fungsi sistem proteksi kebakaran dengan tertutupnya valve akan menciptakan suatu bahaya baru yang bernama shut-valve hazard.

    Pada saat terjadi kebakaran dan sistem proteksi kebakaran saat itu sedang mengalami pelemahan sistem atau lebih dikenal dengan istilah impairment (dari sini saya akan menggunakan istilah impairment untuk penulisan seterusnya), maka api akan dapat berkembang dan membesar tanpa terdeteksi dimana berkembangnya api ini sudah diluar kemampuan dari sistem proteksi kebakaran yang terpasang, meskipun anda sudah bisa membuka valve tersebut tetapi tetap akan menghasilkan total loss.

    Berikut 3 contoh lain kasus yang menggambarkan kebakaran dapat menjadi besar dan merusak ketika valve sistem proteksi kebakaran tertutup. Pada faktanya, suatu bangunan yang mempunyai sistem proteksi kebakaran seperti sprinkler dan tertutup valvenya dapat mengalami kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan bangunan yang tidak mempunyai sistem proteksi sprinkler. Hal ini dikarenakan prosedur jika terjadi kebakaran menggunakan asumsi bahwa sprinkler akan mendeteksi kebakaran lebih awal dan mengendalikan penyebaran apinya sambil menunggu tim pemadam kebakaran tiba atau sampai persiapan pemadaman api secara manual disiapkan, sehingga ketika asumsi sprinkler itu akan bekerja meski pada kenyataan tidak bekerja karena valvenya tertutup akan mengakibatkan kerugian menjadi lebih besar. 

    Contoh 1:
    Sistem sprinkler telah dimatikan (valve ditutup) setelah terjadi kebakaran kecil di sebuah pabrik dimana diperkirakan kebakaran telah dipadamkan oleh tiga head sprinkler yang pecah dan pemadaman manual menggunakan hose oleh pegawai pabrik. Sistem sprinkler tidak dikembalikan lagi ke posisi normalnya dan tim pemadam kebakaran local tidak diberitahu mengenai kejadian ini. Api kemudian menyala kembali, menjadi besar dan menyebar ke area yang diluar kemampuan dari sistem sprinkler tersebut, meskipun pegawai pabrik tersebut berhasil membuka valve sistem sprinkler tersebut setelah mereka menemukan api kembali menyala dan membesar. Kerugian akibat kerusakan kebakaran diperkirakan mencapai USD 84 juta

    Contoh 2:
    Api berawal di suatu area dari suatu fasilitas dimana sistem sprinkler tidak matikan selama satu tahun akibat menunggu untuk diperbaiki. Kerugian yang diakibatkan berkisar USD 13 juta 

    Contoh 3:
    Api berawal di tempat pemotongan kayu yang sedang tidak beroperasi. Meskipun sistem sprinkler terdapat di area tersebut, tetapi sistem sprinkler tidak dapat berfungsi dikarenakan sistem sprinkler membeku dimana kerugian yang diakibatkan berkisar USD 8 juta

    Mengutip data dari asuransi FM Global, tiap tahun FM Global engineer menemukan sekitar 1000 valve sistem kebakaran yang tertutup dan impaired sistem kebakaran. Dalam survey yang dilakukan antara tahun 1995 dan 1999, FM Global Engineer menemukan sekitar 3800 valve sistem proteksi kebakaran yang tertutup penuh maupun setengah tertutup dimana 64% dari valve tersebut tidak ditemukan rantai gembok untuk mengunci posisi valve tersebut ataupun tamper switch. Sekitar19% valve ditemukan rantai gembok saat ditemukan, 13% dilengkapi dengan tamper switch dan 4% ditemukan mempunyai keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan memberikan rantai gembok ataupun tamper switch tidak menjamin valve sistem proteksi kebakaran tidak akan tertutup atau impaired. Sebagai tambahan, 60% dari 3800 valve ditemukan pada valve yang berada di dalam bangunan.

    Pada umumnya valve sistem proteksi kebakaran di tutup atau tertutup dikarenakan hal hal berikut ini:
    • Sistem sprinkler sedang dalam perbaikan
    • Sedang ada perubahan bangunan
    • Aktivitas pemeliharaan (maintenance)
    • Cuaca dingin
    • Error (tidak menyadari jika valve tersebut merupakan bagian dari sistem proteksi kebakaran)
    • Sabotase

    Hasil studi menunjukkan bahwa dengan tidak adanya manajemen impairment dan tindak lanjut hasil inspeksi akan bisa mengakibatkan valve sistem proteksi kebakaran ditutup untuk perbaikan dan lupa untuk dibuka kembali. Data menunjukkan bahwa valve yang dikatakan tertutup sementara biasanya akan tetap tertutup selama mingguan, bulanan bahkan tahunan.

    Kebakaran memang tidak bisa 100% di cegah, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan sistem proteksi kebakaran di bangunan atau fasilitas anda siap berfungsi ketika dibutuhkan. Pada kondisi normal, pemastian bahwa valve dalam kondisi terbuka 100% adalah sangat penting. Dan sama pentingnya dalam memahami konsep dasar bagaimana dan kapan melakukan inspeksi dan mengelola impairment ketika sistem proteksi kebakaran akan dimatikan sementara.

    Berikut langkah langkah yang dapat diambil untuk memastikan bangunan atau fasilitas anda terhindar dari shut-valve hazard:
    • Kunci semua valve dalam kondisi valve terbuka dengan menggunakan rantai gembok
    • Lakukan rutin inspeksi dan catat hasil inspeksinya
    • Pengawasan terhadap valve impairment

    Penguncian Valve

    Mengunci valve dalam kondisi valve terbuka 100% membantu memastikan aliran air maupun gas yang diperlukan oleh sistem proteksi kebakaran untuk memadamkan maupun mengendalikan kebakaran. Berikut panduan untuk melakukannya:
    • Pastikan valve sistem proteksi kebakaran dalam kondisi terbuka 100% dan kemudian amankan valve terhadap pihak yang tidak bertanggung jawab dengan cara mengunci valve tersebut (untuk ukuran valve 1.5 inch atau kurang disarankan menggunakan wire seal)
    • Kunci semua valve suplai air sistem proteksi kebakaran yang mempunyai ukuran di atas 1.5 inch atau valve yang mensuplai air lebih dari 5 sistem sprinkler
    • Pastikan gembok, rantai ataupun wire seal terbuat dari material yang sulit untuk dirusak oleh alat biasa. Dianjurkan yang tahan cuaca jika dipasang diluar
    • Jangan menggunakan gembok yang mempunyai beragam kunci. Semua gembok harus mempunyai satu macam kunci
    • Distribusi kunci dipastikan ke orang orang yang bertanggung jawan terhadap sistem proteksi kebakaran dan minimalkan jumlah distribusi kunci.
    Wire Seal

    Panduan untuk mengunci beberapa tipe valve sistem proteksi kebakaran



    Tipe A: Post-Indicator Valve (PIV)
    Kunci pegangan valve melalui lubang pegangan dengan memasukkan gembok pada lubang tersebut. Jika valve tersebut terdapat handwheel, masukkan rantai diantara handwheel tersebut

    Tipe B: Wall-Post-Indicator Valve (WPIV)
    Pasang eyebolt di dinding untuk tempat gembok dan rantai mengunci. Jika terdapat banya Valve, maka penguncian harus dilakukan untuk masing masing valve dan jangan digabung menjadi Satu

    Tipe C: Outside-Screw-and-Yoke (OS&Y) Valve
    Lilitkan rantai melalui handwheel. Gunakan kabel untuk tipa valve yang kecil

    Tipe D: Inside-Screw-and-Gate Valve
    Lilitkan rantai melalui handwheel dan ruang antara baut


    INSPEKSI

    Dengan melakukan inspeksi secara rutin dan tercatat terhadap semua valve sistem proteksi kebakaran dan tandemkan dengan penguncian valve dalam keadaan valve terbuka akan meningkatkan kemungkinan sistem proteksi kebakaran anda akan beroperasi ketika terjadi kebakaran dan meminimalkan eksposur terhadap bangunan anda terhadap resiko kebakaran. 

    Inspeksi dilakukan satu dalam seminggu dan melakukan pemutaran valve 3 putaran tiap bulannya untuk memastikan valve terbuka 100%. Untuk valve yang sering atau diduga selalu tertutup dengan misterius atau sering rusak, maka disarankan untuk melakukan inspeksi harian.

    MANAJEMEN IMPAIRMENT

    Manajemen Impairment diperlukan untuk membantu mengelola aktivitas penutupan atau penurunan fungsi dari suatu sistem proteksi kebakaran sehingga resiko yang akan muncul akibatnya dari tertutupnya valve ini tidak menjadi High Risk.

    Secara sistem, mungkin setiap perusahaan akan mempunyai How To nya yang berbeda beda, tetapi saya coba tuliskan konsep dasarnya dulu. Secara konsep, mengelola impairment ini ada tiga kondisi yaitu perencanaan, selama impairment dan setelah pekerjaan selesai.

    Dalam rencana awal, maka bisa menggunakan Impairment permit untuk meregister peralatan mana yang akan dimatikan dan pekerjaan apa yang dilakukan. Kemudian disebutkan durasi impairmentnya. Setelah itu aktivitas ini diinformasikan ke pihak pihak yang terkait agar pihak tersebut mengetahui akan kehilangan sistem proteksi kebakaran dalam jangka waktu tertentu di areanya. Menghentikan operasional di area tersebut jika operasional tersebut dapat memiliki kemungkinan menyebabkan kebakaran. Kemudian disiapkan mitigasi sementara untuk menghadapi kejadian kebakaran pada saat sistem proteksi kebakaran tidak aktif. Yang terakhir adalah memastikan sumber daya sudah tersedia sebelum pekerjaan dimulai agar durasi penutupan proteksi kebakaran dapat di kurangi.

    Selama impairment berlangsung. Hilangkan sumber sumber panas yang memicu kebakaran di area tersebut dan lakukan patrol rutin di area tersebut. 

    Setelah selesai dilakukan pekerjaan tersebut, maka sistem proteksi kebakaran diaktifkan lagi dan dilaporkan ke pihak pihak yang terkait. Tutup impairment permit.

    Dengan mempunyai sistem proteksi kebakaran di area anda tidak menjamin bahwa kebakaran besar dapat dihindari. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi fungsi dari sistem tersebut, selain sistem yang apakah masih sesuai dengan jenis bahaya yang ada, pengelolaan impairment juga faktor penting lain yang harus diperhatikan. Dengan adanya faktor faktor tersebut, total loss di area anda dapat dihindari. Semoga artikel dapat bermanfaat

    Join MyChannel for Database of EHS and Fire Safety
    https://t.me/joinchat/AAAAAEZrpR1mf-qNHEdx-g



    Subjects:

  • No Comment to " Pengelolaan Impairment untuk memastikan sistem proteksi bekerja saat dibutuhkan "